INFORMASI PENTING

Tuesday, February 11, 2014

Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Kualitas manusia berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang merupakan rangkaian dari pendidikan dasar, menegah, dan tinggi. Pendidikan tinggi sebagai lembaga yang membekali peserta didik dengan penekanan pada kemampuan nalar dan pemahaman pengetahuan berdasarkan keterkaitan antara toeri dengan pengaplikasiannya dalam dunia praktek, berperan penting dalam menumbuhkan kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran yang diikutinya. Tingkat pemahaman yang dalam hal ini pemahaman akuntansi berperan penting untuk mengetahui apakah mahasiswa tersebut telah memahami materi yang telah disampaikan oleh dosen. Pemahaman tersebut dapat diperoleh mahasiswa melalui proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang diikuti selama menuntun ilmu diperguruan tinggi secara langsung ataupun tidak langsung akan melatih kecerdasan emosional. Proses belajar mengajar dalam berbagai aspeknya bisa jadi meningkatkan kecerdasan emosional mahasiswa (Suryanigsum, Herinigsih, dan Afuwah, 2004:600). Kecerdasan emosional itu meliputi pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial (Salovely dan Mayer dalam Goleman, 2001: 57).
            Penelitian mengenai kecerdasan emosional sudah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati dan Suryaningsum (2003) yang meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi  menyebutkan bahwa pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri atas motivasi dan pengendalian diri saja yang mempengaruhi secara positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Sementara pengenalan diri, empati, dan keterampilan sosial tidak memberikan pengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta dengan sampel penelitian adalah mahasiswa jurusan akuntansi, yaitu UPN, UII, dan STIE YKPN.
            Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Raudah (2006) yang merupakan replikasi dari penelitian Trisnawati dan Suryaningsum menyatakan bahwa baik pengenalan diri, pengendalian diri, empati, motivasi, dan keterampilan sosial tidak mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Selain itu tidak terdapat perbedaan pengaruh kecerdasan emosional antara mahasiswa laki-laki dan perempuan terhadap tingkat pemahaman akuntansi, serta tidak terdapat perbedaan pengaruh kecerdasan emosional antara PTN dan PTS terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi yaitu mahasiswa USU, UNIMED, UMSU, dan UISU yang ada diwilayah Sumatera Utara.

Berdasarkan pada pemahaman tentang kecerdasan emosional dan penelitian sebelumnya, maka peneliti termotivasi untuk meneliti tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi yang merupakan replikasi oleh Raudah (2005) dengan memasukkan variabel kecerdasan intelektual sebagai tambahan variabel independen. Alasan penambahan variabel ini adalah karena selain kecerdasan emosional ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang, yaitu kecerdasan intelektual. Peran IQ (Intelligence Quotiont) dalam dunia kerja menempati posisi kedua setelah kecerdasan emosional (Goleman dalam Suryanigsum, dkk 2004 : 359). Kecerdasan intelektual itu meliputi kemampuan verbal, kemapuan kuantitatif dan kemampuan penalaran (Saragih, 2005). Selain itu dalam penelitian ini, akan diteliti juga perbedaan pengaruh kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional antara mahasiswa USU dan UNIMED. Berdasarkan pada hal tersebut, maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris pada Universitas Negeri di Kota Medan)”.

Selengkapnya..


0 komentar:

Post a Comment