Latar Belakang Masalah
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa
gestasi, berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir. (Depkes RI, 2005)
Banyak faktor yang mempengaruhi
terjadinya persalinan dengan BBLR yang berasal dari faktor ibu, faktor janin,
faktor plasenta. Faktor ibu meliputi umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan,
gizi kurang atau malnutrisi, trauma
kelelahan, merokok, kehamilan yang tidak diinginkan. Faktor ibu meliputi karakteristik ibu dan komplikasi kehamilan. Karakteristik ibu adalah umur, jumlah paritas, umur kehamilan, dan riwayat BBLR sebelumnya. Komplikasi kehamilan meliputi: hamil dengan hidramnion, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum (solutio plasenta dan plasenta previa), hipertensi, dan preeklamsi/eklamsi. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan ganda. Sedangkan dari faktor janin adalah kelainan bawaan dan infeksi. (Depkes RI, 2005).
kelelahan, merokok, kehamilan yang tidak diinginkan. Faktor ibu meliputi karakteristik ibu dan komplikasi kehamilan. Karakteristik ibu adalah umur, jumlah paritas, umur kehamilan, dan riwayat BBLR sebelumnya. Komplikasi kehamilan meliputi: hamil dengan hidramnion, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum (solutio plasenta dan plasenta previa), hipertensi, dan preeklamsi/eklamsi. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan ganda. Sedangkan dari faktor janin adalah kelainan bawaan dan infeksi. (Depkes RI, 2005).
Bayi dengan berat
badan lahir rendah sangat rentan karena tubuhnya mudah terganggu seperti lemah,
mudah kedinginan karena lapisan lemak bawah kulitnya sangat tipis, cepat lelah
dan sering tersedak pada waktu menyusu dan malas mengisap. (Winkjosastro, 2008).
Teknik Menyusui
Menyusui
adalah proses memberikan makanan pada bayi dengan menggunakan Air Susu Ibu
(ASI) langsung dari payudara ibu, jadi yang dimaksud disini bukan memberikan
susu dengan menggunakan botol atau yang lainnya. Setelah dilahirkan seorang
bayi dikarunia reflek menghisap. Reflek ini membuat bayi tanpa sadar akan
selalu menghisap semua benda yang dimasukkan kedalam mulutnya. Fenomena ini
tentu sangat menguntungkan bagi ibu yang akan menyusui bayinya selama rentan
waktu enam bulan sebelum diberikan makanan tambahan pendamping Air Susu Ibu
(ASI). (Amir I, 2003).
Menyusui
adalah proses memberikan makanan pada bayi dengan menggunakan Air Susu Ibu
(ASI) langsung dari payudara ibu, jadi yang dimaksud disini bukan memberikan
susu dengan menggunakan botol atau yang lainnya. Setelah dilahirkan seorang
bayi dikarunia reflek menghisap. Reflek ini membuat bayi tanpa sadar akan
selalu menghisap semua benda yang dimasukkan kedalam mulutnya. Fenomena ini
tentu sangat menguntungkan bagi ibu yang akan menyusui bayinya selama rentan
waktu enam bulan sebelum diberikan makanan tambahan pendamping Air Susu Ibu
(ASI). (Amir I, 2003).
Setelah
melahirkan, secara naluriah setiap ibu mampu menjalankan tugasnya untuk
menyusui bayi, menyusui merupakan cara yang ideal bagi ibu untuk memberikan
kasih sayang pada anaknya dan cara terbaik memenuhi kebutuhan gizi bayi.
(Indarti, 2004)
Dengan
menyusui, hubungan batin yang hangat antara ibu dan bayi akan terjalin dengan
erat. Sewaktu menyusu dan berada dalam dekapan ibu, bayi merasakan sentuhan
kulit ibu yang lembut dan hangat serta mendengar detak jantung ibu yang akan
memberikan rasa aman dan tentram. Kedekatan antara ibu dan bayi sangat besar
pengaruhnya dalam perkembangan pribadi sibayi kelak (Huliana, 2003).
Banyaknya manfaat penting bagi
kesehatan ibu dan keluarga disaat menyusui seperti: Mempercepat pengecilan
rahim ke ukuran normal, mencegah perdarahan setelah melahirkan, dapat membantu
menjarangkan kehamilannya, terbentuk ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi
pada waktu menyusui terjadi kontak mata dan kontak kulit ibu dengan bayi,
keadaan ini merupakan peristiwa yang sangat khusus bagi ibu dan bayi, yang
dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada ibu, dibandingkan dengan membeli susu
formula karena Air Susu Ibu (ASI) sangat murah, hemat dan mudah didapatkan
(Depkes.RI, 2007).
Teknik menyusui yang benar adalah cara
memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan
benar. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan,
payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya
kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan
membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI semakin
tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin
tampak, dan areola mamae makin menghitam. (Depkes RI, 2007)
Pembahasan
Dari
hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden mengenai pengetahuan ibu
tentang cara menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah di RSUD Cut Nyak
Dhien Kabupaten Aceh Barat tahun 2010 terlihat bahwa tingkat pengetahuan ibu
tentang cara menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah adalah kategori
cukup yaitu (70%), dan pengetahuan ibu praktek menyusui bayi dengan berat badan
lahir rendah paling banyak adalah kategori cukup yaitu (66,66%).
Ini berarti bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang
menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah sudah baik. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2005) menyatakan bahwa hal yang
utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing). Pengetahuan seseorang akan terbentuk melalui proses
pengorganisasian pengetahuan baru dan struktur yang telah ada setelah
pengetahuan baru tersebut diinterpretasikan melalui proses berfikir dan
belajar.
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia,
atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan
sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek. (Notoatmodjo, 2003)
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan tentang cara menyusui bayi dengan
berat badan lahir rendah merupakan faktor yang menentukan ibu dalam menyusui
bayi dengan berat badan lahir rendah.
Setelah melahirkan, secara naluriah setiap ibu mampu
menjalankan tugasnya untuk menyusui bayi, menyusui merupakan cara yang ideal
bagi ibu untuk memberikan kasih sayang pada anaknya dan cara terbaik memenuhi
kebutuhan gizi bayi. Bayi dengan berat badan lahir rendah yang memperoleh
perawatan dengan cara kangguru naik lebih cepat. Ibu menggendong bayi berpopok
dengan menggunakan alat untuk menggendong sehingga kulit akan saling
bersentuhan, atau bayi berada diantara kedua payudaranya. Kombinasi dari
kehangatan tubuh ibu, selimut dan busana ibu membuat bayi tetap aman. (Hidayati
A, 2005)
Pada
dasarnya, bayi BBLR bereaksi pada lingkungan yang menyenangkan dengan tidur
lebih tenang dan damai. Ketika bayi terjaga, kedekatan dengan payudara ibu
merangsang bayi untuk menyusu karena perut kecilnya lapar. Menemani bayi ketika
ia di incubator dan mendekap bayi ke
dada sehingga kulit saling bersentuhan. Kecuali bila bayi harus mengenakan
peralatan medis. Bayi yang digendong dengan cara kangguru menjadi jarang
menangis. Karena menyita banyak oksigen dan energi, tangis yang berlebih akan
mengganggu pertumbuhan bayi secara optimal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 18-23 Oktober 2010 terhadap 30 responden tentang pengetahuan ibu tentang cara menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah di RSUD Cut Nyak Dhien Kabupaten Aceh Barat tahun 2010, secara keseluruhan berada pada kategori cukup berdasarkan sub variabel berikut :
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 18-23 Oktober 2010 terhadap 30 responden tentang pengetahuan ibu tentang cara menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah di RSUD Cut Nyak Dhien Kabupaten Aceh Barat tahun 2010, secara keseluruhan berada pada kategori cukup berdasarkan sub variabel berikut :
1. Pengetahuan
ibu tentang cara menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah dalam kategori
cukup, yaitu 70%.
2. Pengetahuan
ibu tentang praktek menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah tergolong
dalam kategori cukup, yaitu 66,66%.
Saran
1. Untuk
ibu menyusui yang memiliki pengetahuan kurang tentang menyusui bayi dengan
berat badan lahir rendah, perlu ditingkatkan lagi pemberian informasi tentang menyusui
bayi dengan berat badan lahir rendah oleh tenaga kesehatan.
2. Kepada
Bidan yang memberikan pelayanan kepada bayi dengan berat badan lahir rendah
agar dapat memberikan informasi mengenai cara menyusui cara menyusui.
3. Kepada
institusi Pendidikan Kebidanan agar lebih meningkatkan pengetahuan mahasiswa
tentang cara menyusui pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
4. Kepada
rekan-rekan mahasiswa dan pihak lain yang berminat, untuk dapat membuat
penelitian lanjutan dalam bentuk yang komplek dan rinci yang berhubungan dengan
BBLR.D
Daftar Pustaka
Amir, I. (2003). Penatalaksanaan bayi berat lahir rendah
dalam kongres nasional VIII Perinasia dan Simposium Internasional.
Medan.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Budiarto,E. (2002). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan
Masyrakat. Jakarta: EGC.
Depkes RI. (2002). Pedoman
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
_________. (2004). Pelatihan pelayanan Obstetri Neonatal
Esensial Dasar.Jakarta
_________. (2005). Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal
Essensial Dasar (Buku Acuan). Jakarta
_________. (2007). Manajemen Laktasi Buku Panduan bagi Bidan
dan Petugas kesehatan di Puskesmas.
_________. (2008). Profil Depkes NAD, http://depkes.go.id diakses April 2010
Fisk NM and Smith RP. (2001). Fetal Growth Restriction: Small
for Gestasional Age, In; Chamberlain G, Steer P (editors).
Turnbull´s Obstetrics 3rd Edition. London; Churchill Livingstone
http://www.digilib.litbang.depkes.go.id
diakses Juni 2010
Huliana. (2003). Bayi
Berat Lahir Rendah. Diktat Kuliah Perinatologi. Jakarta : SMF Ilmu
Kesehatan Anak FKUI/RSCM
Hidayati, A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.
Jakarta : Salemba medika.
___________, (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S.(2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Oxorn
H. (2003). Dismaturisasi Janin dan
Retardasi Pertumbuhan Intrauterin. Dalam buku: Oxorn H, Fisiologi dan
Patologi Persalinan. Jakarta. Yayasan Esensial Medica.
Sukmadinata.
(2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rusda
Karya.
USAID Indonesia.
(2005). Kesehatan Bayi Baru Lahir. Health Service Program. Jakarta
Usman A. (2002). Bayi
Berat Lahir Rendah. Bandung : SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS
Roesli,U. (2000). Mengenai ASI Eksklusi.Jakarta : Trubus Agriwidia.
Winkjosastro. (2008). Ilmu Kebidanan,cet.8.
Jakarta : YBPSP
Informasi Penelitian
-
PENGETAHUAN
IBU TENTANG CARA MENYUSUI BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD CUT
NYAK DHIEN MEULABOH ACEH BARAT TAHUN 2010
Judul
- Penulis : EKA SAFRINA
-
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
YAYASAN
PAYUNG NEGERI ACEH DARUSSALAM
DIPLOMA
III KEBIDANAN
MEULABOH
LINK DOWNLOAD PENELITIAN
INGAT !! PENELITIAN HANYA SEBAGAI REFERENSI, BUKAN UNTUK PLAGIAT,,,,,
PENGETAHUAN
IBU TENTANG CARA MENYUSUI BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD CUT
NYAK DHIEN MEULABOH ACEH BARAT TAHUN 2010
Judul
- Penulis : EKA SAFRINA
- SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)YAYASAN PAYUNG NEGERI ACEH DARUSSALAMDIPLOMA III KEBIDANANMEULABOH
LINK DOWNLOAD PENELITIAN
INGAT !! PENELITIAN HANYA SEBAGAI REFERENSI, BUKAN UNTUK PLAGIAT,,,,,
k
0 komentar:
Post a Comment