INFORMASI PENTING

Monday, February 3, 2014

PENGETAHUAN IBU TENTANG CARA MENYUSUI BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

Latar Belakang Masalah

Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa gestasi, berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. (Depkes RI, 2005)
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan dengan BBLR yang berasal dari faktor ibu, faktor janin, faktor plasenta. Faktor ibu meliputi umur, jumlah paritas, penyakit kehamilan, gizi kurang atau malnutrisi, trauma
kelelahan, merokok, kehamilan yang tidak diinginkan. Faktor ibu meliputi karakteristik ibu dan komplikasi kehamilan. Karakteristik ibu adalah umur, jumlah paritas, umur kehamilan, dan riwayat BBLR sebelumnya. Komplikasi kehamilan meliputi: hamil dengan hidramnion, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum (solutio plasenta dan plasenta previa), hipertensi, dan preeklamsi/eklamsi. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan ganda. Sedangkan dari faktor janin adalah kelainan bawaan dan infeksi. (Depkes RI, 2005).
Bayi dengan berat badan lahir rendah sangat rentan karena tubuhnya mudah terganggu seperti lemah, mudah kedinginan karena lapisan lemak bawah kulitnya sangat tipis, cepat lelah dan sering tersedak pada waktu menyusu dan malas mengisap. (Winkjosastro, 2008).

Teknik Menyusui

Menyusui adalah proses memberikan makanan pada bayi dengan menggunakan Air Susu Ibu (ASI) langsung dari payudara ibu, jadi yang dimaksud disini bukan memberikan susu dengan menggunakan botol atau yang lainnya. Setelah dilahirkan seorang bayi dikarunia reflek menghisap. Reflek ini membuat bayi tanpa sadar akan selalu menghisap semua benda yang dimasukkan kedalam mulutnya. Fenomena ini tentu sangat menguntungkan bagi ibu yang akan menyusui bayinya selama rentan waktu enam bulan sebelum diberikan makanan tambahan pendamping Air Susu Ibu (ASI). (Amir I, 2003).

Setelah melahirkan, secara naluriah setiap ibu mampu menjalankan tugasnya untuk menyusui bayi, menyusui merupakan cara yang ideal bagi ibu untuk memberikan kasih sayang pada anaknya dan cara terbaik memenuhi kebutuhan gizi bayi. (Indarti, 2004) 
Dengan menyusui, hubungan batin yang hangat antara ibu dan bayi akan terjalin dengan erat. Sewaktu menyusu dan berada dalam dekapan ibu, bayi merasakan sentuhan kulit ibu yang lembut dan hangat serta mendengar detak jantung ibu yang akan memberikan rasa aman dan tentram. Kedekatan antara ibu dan bayi sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan pribadi sibayi kelak (Huliana, 2003).

Banyaknya manfaat penting bagi kesehatan ibu dan keluarga disaat menyusui seperti: Mempercepat pengecilan rahim ke ukuran normal, mencegah perdarahan setelah melahirkan, dapat membantu menjarangkan kehamilannya, terbentuk ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi pada waktu menyusui terjadi kontak mata dan kontak kulit ibu dengan bayi, keadaan ini merupakan peristiwa yang sangat khusus bagi ibu dan bayi, yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada ibu, dibandingkan dengan membeli susu formula karena Air Susu Ibu (ASI) sangat murah, hemat dan mudah didapatkan (Depkes.RI, 2007).
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI semakin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan areola mamae makin menghitam. (Depkes RI, 2007)

Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden mengenai pengetahuan ibu tentang cara menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah di RSUD Cut Nyak Dhien Kabupaten Aceh Barat tahun 2010 terlihat bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah adalah kategori cukup yaitu (70%), dan pengetahuan ibu praktek menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah paling banyak adalah kategori cukup yaitu (66,66%).
Ini berarti bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah sudah baik. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2005) menyatakan bahwa hal yang utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing). Pengetahuan seseorang akan terbentuk melalui proses pengorganisasian pengetahuan baru dan struktur yang telah ada setelah pengetahuan baru tersebut diinterpretasikan melalui proses berfikir dan belajar.
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. (Notoatmodjo, 2003)
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan tentang cara menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah merupakan faktor yang menentukan ibu dalam menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah.
Setelah melahirkan, secara naluriah setiap ibu mampu menjalankan tugasnya untuk menyusui bayi, menyusui merupakan cara yang ideal bagi ibu untuk memberikan kasih sayang pada anaknya dan cara terbaik memenuhi kebutuhan gizi bayi. Bayi dengan berat badan lahir rendah yang memperoleh perawatan dengan cara kangguru naik lebih cepat. Ibu menggendong bayi berpopok dengan menggunakan alat untuk menggendong sehingga kulit akan saling bersentuhan, atau bayi berada diantara kedua payudaranya. Kombinasi dari kehangatan tubuh ibu, selimut dan busana ibu membuat bayi tetap aman. (Hidayati A, 2005)
Pada dasarnya, bayi BBLR bereaksi pada lingkungan yang menyenangkan dengan tidur lebih tenang dan damai. Ketika bayi terjaga, kedekatan dengan payudara ibu merangsang bayi untuk menyusu karena perut kecilnya lapar. Menemani bayi ketika ia di incubator dan mendekap bayi ke dada sehingga kulit saling bersentuhan. Kecuali bila bayi harus mengenakan peralatan medis. Bayi yang digendong dengan cara kangguru menjadi jarang menangis. Karena menyita banyak oksigen dan energi, tangis yang berlebih akan mengganggu pertumbuhan bayi secara optimal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 18-23 Oktober 2010 terhadap 30 responden tentang pengetahuan ibu tentang cara menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah di RSUD Cut Nyak Dhien Kabupaten Aceh Barat tahun 2010, secara keseluruhan berada pada kategori cukup berdasarkan sub variabel berikut :
1.  Pengetahuan ibu tentang cara menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah dalam kategori cukup, yaitu 70%.
2. Pengetahuan ibu tentang praktek menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah tergolong dalam kategori cukup, yaitu 66,66%.

Saran

1. Untuk ibu menyusui yang memiliki pengetahuan kurang tentang menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah, perlu ditingkatkan lagi pemberian informasi tentang menyusui bayi dengan berat badan lahir rendah oleh tenaga kesehatan.
2.  Kepada Bidan yang memberikan pelayanan kepada bayi dengan berat badan lahir rendah agar dapat memberikan informasi mengenai cara menyusui cara menyusui.
3. Kepada institusi Pendidikan Kebidanan agar lebih meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang cara menyusui pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
4.  Kepada rekan-rekan mahasiswa dan pihak lain yang berminat, untuk dapat membuat penelitian lanjutan dalam bentuk yang komplek dan rinci yang berhubungan dengan BBLR.D

Daftar Pustaka

Amir, I. (2003). Penatalaksanaan bayi berat lahir rendah dalam kongres nasional VIII Perinasia dan Simposium Internasional. Medan.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Budiarto,E. (2002). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyrakat. Jakarta: EGC.

Depkes RI. (2002). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

_________. (2004). Pelatihan pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar.Jakarta

_________. (2005). Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Essensial Dasar (Buku Acuan). Jakarta

_________. (2007). Manajemen Laktasi Buku Panduan bagi Bidan dan Petugas kesehatan di Puskesmas.

_________. (2008). Profil Depkes NAD, http://depkes.go.id diakses April 2010

Fisk NM and Smith RP. (2001). Fetal Growth Restriction: Small for Gestasional Age, In; Chamberlain G, Steer P (editors). Turnbull´s Obstetrics 3rd Edition. London; Churchill Livingstone

Huliana. (2003). Bayi Berat Lahir Rendah. Diktat Kuliah Perinatologi. Jakarta : SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM
Hidayati, A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba medika.
___________, (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S.(2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Oxorn H. (2003). Dismaturisasi  Janin dan Retardasi Pertumbuhan Intrauterin. Dalam buku: Oxorn H, Fisiologi dan Patologi Persalinan. Jakarta. Yayasan Esensial Medica.


Sukmadinata. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rusda Karya.

USAID Indonesia. (2005). Kesehatan Bayi Baru Lahir. Health Service Program. Jakarta

Usman A. (2002). Bayi Berat Lahir Rendah. Bandung : SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS
Roesli,U. (2000). Mengenai ASI Eksklusi.Jakarta :  Trubus Agriwidia.
            Winkjosastro. (2008). Ilmu Kebidanan,cet.8. Jakarta : YBPSP


Informasi Penelitian


  • PENGETAHUAN IBU TENTANG CARA MENYUSUI BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH ACEH BARAT TAHUN 2010
Judul

  • Penulis : EKA SAFRINA
  • SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
    YAYASAN PAYUNG NEGERI ACEH DARUSSALAM
    DIPLOMA III KEBIDANAN
    MEULABOH

LINK DOWNLOAD PENELITIAN

INGAT !! PENELITIAN HANYA SEBAGAI REFERENSI, BUKAN UNTUK PLAGIAT,,,,,






k


0 komentar:

Post a Comment