INFORMASI PENTING

Monday, February 3, 2014

TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP BAHAYA ASAP ROKOK PADA BALITA

Latar Belakang

Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) belum menunjukkan hasil mengembirakan, Index Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indek (HDI). Indonesia menempati urutan ke 112 dari 174 negara (UNDP, 2003). Pada tahun 2004, IPM Indonesia menempati peringkat 111 dari 177 negara (UNDP, 2004). Peringkat ini lebih rendah dibandingkan peringkat IPM negara-negara tetangga.
Bayi dengan berat lahir rendah adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang mengandung kurang energi kronik dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berdampak serius, terhadap kualitas generasi mendatang memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, penurunan kecerdasan (IQ) 10-13 poin.

Pada tahun 1999 diperkirakan 1.3 juta anak bergizi buruk, maka berarti terjadi kehilangan potensial IQ sebesar 22 juta poin (Depkes, 2000:N.A Taslim, 2004). Diperkirakan sekitar 17 juta bayi lahir BBLR setiap tahun dan 16% diantaranya lahir di negara berkembang. Dari jumlah tersebut sekitar 80% lahir di Asia. BBLR menjadi masalah kesehatan masyarakat utama berdasarkan rekomendasi internasional pada Cut of 15% (De onis et all, 1998) Eur Nutr 52 (SI):52 dalam WHO 2004. Dan jumlah BBLR di Indonesia diperkirakan mencapai 350 ribu bayi setiap tahunnya (Depkes, 2004 dalam Patwawati, 2006). Penyebab BBLR diberbagai negara berkembang menurut WHO (2004), meliputi defisiensi nutrisi, pertambahan berat badan yang rendah, Body Maks Indek (BMI) ibu hamil yang rendah, tinggi badan yang rendah, dan defisiensi micronutrien. Determinan etiologi yang lain meliputi umur ibu, malaria ibu hamil, penyakit gastro intestinal, respiratory, dan kebiasaan merokok (Kiamer, 1977): Bull WHO 65:663 (2004).
Merokok adalah perilaku resiko yang berdampak buruk terhadap kehamilan, berpengaruh terhadap ibu, janin, dan bayi baru lahir (Ebrahim et al, 2000 dalam Delia Dempsey, 2004), serta balita yang masih fase oral. Nikotin dalam asap rokok dicurigai sebagai neuroteratogen terhadap janin. Dalam tubuh manusia, 80% dari nikotin dimetabolisme menjadi konitin oleh enzim (YP2A6, juga mengaktivasi asap rokok prokarsinogen (misalnya 4 methylnitrosamino) 1 (3-pyridil) 1 (butanone) (Yushu Rao, 2000). Asap rokok berdampak pada pertumbuhan janin melalui beberapa bahan dalam asap rokok misalnya nikotin, co dan polyclinikc aroamatic hydrocarbons, diketahui dapat menembus plasenta. Beberapa campuran telah didentifikasi dalam janin baru lahir dari perokok dan terpaan asap rokok. CO (Karbon monoksida) mempunyai afinitas mengikat hemoglobin membentuk karboksinemoglobin yang menurunkan kapasitas transport oksigen ke janin (hipoxia), studi lain juga menggambarkan bahwa selain ibu yang merokok, bila ayah yang merokok ternyata juga berhubungan dengan pertumbuhan janin yang terhambat. Ayah yang merokok berhubungan dengan penurunan berat bayi lahir sebesar 112 gram (Samuel S. Gidding, 1994).
Berdasarkan pada variasi genetik, kecepatan metabolisme tehadap senyawa asing yang masuk dalam tubuh berbeda-beda antar individu. Perbedaan ini bersifat khas tergantung dari aktifitas enzim metabolisme, sehingga menyebabkan variasi substansial jumlah ketersediaan senyawa tersebut atau metaboliknya di dalam tubuh. Dari studi in vitro maupun in vivo yang pernah dilaporkan, dilaporkan bahwa enzim CYP2A6 adalah kelompok enzim sithokrom paso yang terlibat utama pada proses oksidasi nikotin dan kotinin. Pola genotipe CYP2A6, gen penyandi enzim CYP2A6 secara signifikan telah dilaporkan mempengaruhi kadar nikotin dalam darah (Benowitz et al, 1997).
Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya bulan Mei tahun 2009 Peneliti menemukan jumlah balita sebanyak 1.477 balita dan jumlah bayi sebanyak 250 bayi. Berdasarkan jumlah bayi diatas ditemukan 40 bayi yang BBLR. Dan terdapat 73% Suami yang menjadi perokok aktif dalam keluarga yang mempunyai Balita.
Berdasarkan hal di atas, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul tentang tingkat pengetahuan Suami tentang bahaya asap rokok pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya tahun 2009.

Pengertian Rokok

Rokok adalah lintingan kertas berbentuk pipa dengan api di satu ujungnya yang dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain (Jaya,Muhammad, 2009:14).
Demikian diungkapkan Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Widyastuti Soeroso di Jakarta, Sabtu (9 Mei 2009) menurutnya ketergantungan pada zat adiktif, di dalam rokok pada keluarga miskin terbukti meningkatkan kejadian kurang gizi pada balita dan apabila tidak segera ditangulangi maka kondisi ini akan mengancam hilangnya sebuah generasi (2009).
Aktivitas merokok juga diindikasikan pada keluarga miskin. Ini terkait dengan kondisi tingkat pendidikan dan kesadaran kesehatan yang rendah. Kerentanan terhadap penyakit pada keluarga miskin perokok yang menyebabkan pembebanan kesehatan yang semestinya tidak perlu. Ongkos kesehatan tersebut makin membebani keluarga miskin yang pendapatannya sangat terbatas (Sumber: Investor Daily).
Data Survey Ekonomi Nasional (SUSENAS) mencatat belanja bulanan rokok pada keluarga termiskin tahun 2006 adalah setara dengan 15 kali biaya pendidikan dan 9 kali biaya kesehatan. Dan jika dibandingkan dengan pengeluaran makanan bergizi, jumlah itu setara dengan 17 kali pengeluaran untuk membeli daging, 2 kali lipat untuk membeli ikan, dan 5 kali lipat untuk membeli telur dan susu (www.jurnalbogor.com).
Hasil penelitian yang dipublikasikan pada Public Health Nutrition Journal edisi Januari 2007 menyatakan perilaku merokok kepala rumah tangga berhubungan erat dengan gizi buruk. Dijelaskan bahwa kebiasaan buruk itu telah menyebabkan prevelensi anak sangat kurus sebesar 1%, berat badan sangat rendah 6,3%, serta anak sangat pendek 7,0%. Belanja rokok dalam hal ini menggeser kebutuhan terhadap makanan bergizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang balita.
Semba dan para rekannya dalam penelitian tentang pengaruh merokok orang tua dan tingkat kematian anak seperti tertulis dalam American Journal of Public Health edisi Oktobber 2008 menyatakan jika menurut Data Badan Anak-anak Dunia UNICEF pada tahun 2006 yang menyebut angka kematian balita sebesar 162 ribu per tahun, maka konsumsi rokok pada keluarga miskin menyumbang 32.400 kematian setiap tahun atau hampir 90 kematian balita per hari (www.jurnalbogor.com).  

Racun Pada Rokok

Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen, 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah Tar, Nikotin, Karbon Monoksida.
Tar adalah substansi Hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru (Jaya,Muhammad, 2009,49). Tar merupakan bahan kimia yang jadi penyebab noda kuning kecoklatan pada kuku dan gigi para perokok. Selain itu Tar juga dapat membuat flek pada paru-paru (Plus,redaksi, 2007:41). Tar dan asap rokok merangsang jalan nafas, dan Tar tersebut tertimbun di saluran itu yang menyebabkan batuk-batuk atau sesak nafas, tar yang menempel di jalan nafas dapat menyebabkan kanker jalan nafas, lidah atau bibir.
Nikotin adalah Zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat Karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan (Jaya,Muhammad, 2009:49). Zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni syaraf tubuh, ketergantungan pada pemakainya. Kadar Nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan (Jaya,Muhammad, 2009:58).
Karbon Monoksida adalah zat yang mengikat Hemoglobin dalam darah (karboksilhemoglobin), membuat darah tidak mampu mengikat oksigen (Jaya,Muhammad, 2009:49). Karbon Monoksida, lebih mudah terikat pada Hemoglobin daripada oksigen, karena itu darah orang yang kemasukan CO akan berkurang daya angkutnya bagi oksigen dan orang tersebut dapat meninggal dunia karena keracunan karbon monoksida (Jaya,Muhammad, 2009:52).
Co, tar, dan nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan gelisah, tangan gemetar (tremor), cita rasa/selera makan berkurang, ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya (Jaya,Muhammad, 2009:51).
Selain zat racun utama tersebut diatas yang terkandung dalam sebatang rokok diantaranya :
a.       Aseton (bahan pembuat cat)
b.      Naftalen (bahan kapur barus)
c.       Metanol (bahan bakar roket)
d.      Vinyl Chlorida (bahan plastik PVC)
e.       Potasium Nitrat (bahan baku pembuat bom dan pupuk)
f.       Fenol Butane (bahan bakar korek api)
g.      Polonium-201 (bahan radioaktif)
h.      Amonia (bahan untuk pencuci lantai)
i.        Pyridin (digunakan untuk racun serangga, hama)
j.        Hidrogen Sianida (gas beracun yang digunakan di kamar eksekusi hukuman mati)

Dampak Merokok bagi Kesehatan

Lebih dari 70.000 publikasi hasil penelitian medis yang membuktikan pengaruh buruk akibat rokok. Dari data di Indonesia, sebagian besar perokok berasal dari kalangan penduduk miskin. Secara tidak disadari, keluarga miskin meningkatkan alokasi anggaran untuk rokok yang mengakibatkan anggaran untuk makanan pokok harus dikurangi. Bila dalam keluarga semacam ini terdapat anak kelompok balita, akan mengakibatkan kebutuhan gizi yang kurang sehingga dapat menyebabkan penyakit busung lapar (www.tobaccofacts.org).
Sudah umum diketahui bahwa asap rokok memiliki benzo (a) pyrene dalam jumlah yang cukup banyak. Molekul ini adalah sejenis karsinogen (agen penyebab kanker) yang berbahaya dan terdapat didalam gejala, yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya. Bahaya molekul yang ditemui dalam gejala ini telah lama diketahui.
Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik (Asril Bahar, Harian Umum Republika, Selasa 26 Maret 2002:22). Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker. Pada awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah dibakar nikotin yang masuk kedalam sirkulasi darah hanyah 25%. Walau demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia.
Beberapa ancaman utama rokok terhadap berbagai organ tubuh manusia :
a.       Otak : stroke, perubahan kimia otak
b.      Mulut dan tenggorokan : kanker bibir mulut, tenggorokan, dan laring
c.       Jantung : melemahkan arteri, meningkatkan resiko serangan jantung
d.      Dada : Kanker Esofagus
e.       Paru-paru : Kanker, emfisema, asma, penyakit paru obstruktif kronis
f.       Hati : Kanker
g.    Perut : Tukak lambung, kanker lambung, pankreas dan usus besar, pelebaran pembuluh nadi perut
h.      Ginjal dan kandung kemih : Kanker
i.        Reproduksi pria : Kerusakan sperma, impoten
j.        Reproduksi perempuan : Kanker leher rahim, mandul
k.      Kaki : Ganggren akibat penggumpalan darah
Anggota WHO mulai bernegosiasi untuk memperketat aturan internasional tentang rokok (Jaya,Muhammad, 2009:64)

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 1988. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Budiarto, E. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
http://syair76.files.wordpress.com/tinjauan umum tentang ISPA (diakses pada tanggal 13 Juni 2009)
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Balita/Gizi dan Kesehatan/batuk pada Balita (diakses pada tanggal 13 Juni 2009)
http://www.opensubscriber.com/ekonomi nasional/Gizi buruk, kemiskinan dan politik oleh Veni Hadju.html (diakses pada tanggal 13 Juni 2009)
Jaya, Muhammad. 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Samarinda : Riz’ma
Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmodjo, S. 2005. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Redaksi Plus. 2007. Stop Rokok. Jakarta : Penebar Plus
Sutarno. 2008. Modul Mata kuliah Metode Pengumpulan Data. Jakarta : BPS
www.dechacare.com (diakses pada tanggal 6 Juni 2009)
www.jurnalbogor.com (diakses pada tanggal 6 Juni 2009)
www.tobaccofacts.com (diakses pada tanggal 6 Juni 2009)

UNTUK LEBIH LENGKAPNYA SILAHKAN KLIK LINK DIBAWAH INI




0 komentar:

Post a Comment