Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
belum menunjukkan hasil mengembirakan, Index Pembangunan Manusia (IPM) atau
Human Development Indek (HDI). Indonesia
menempati urutan ke 112 dari 174 negara (UNDP, 2003). Pada tahun 2004, IPM
Indonesia menempati peringkat 111 dari 177 negara (UNDP, 2004). Peringkat ini lebih rendah
dibandingkan peringkat IPM negara-negara tetangga.
Bayi dengan berat lahir rendah adalah salah satu hasil dari ibu hamil
yang mengandung kurang energi kronik dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR
berdampak serius, terhadap kualitas generasi mendatang memperlambat pertumbuhan
dan perkembangan anak, penurunan kecerdasan (IQ) 10-13 poin.
Pada tahun
1999 diperkirakan 1.3 juta anak bergizi buruk, maka berarti terjadi kehilangan
potensial IQ sebesar 22 juta poin (Depkes, 2000:N.A Taslim, 2004). Diperkirakan
sekitar 17 juta bayi lahir BBLR setiap tahun dan 16% diantaranya lahir di
negara berkembang. Dari jumlah tersebut sekitar 80% lahir di Asia. BBLR menjadi
masalah kesehatan masyarakat utama berdasarkan rekomendasi internasional pada
Cut of 15% (De onis et all, 1998) Eur Nutr 52 (SI):52 dalam WHO 2004. Dan
jumlah BBLR di Indonesia diperkirakan mencapai 350 ribu bayi setiap tahunnya
(Depkes, 2004 dalam Patwawati, 2006). Penyebab BBLR diberbagai negara
berkembang menurut WHO (2004), meliputi defisiensi nutrisi, pertambahan berat
badan yang rendah, Body Maks Indek (BMI) ibu hamil yang rendah, tinggi badan
yang rendah, dan defisiensi micronutrien. Determinan etiologi yang lain
meliputi umur ibu, malaria ibu hamil, penyakit gastro intestinal, respiratory,
dan kebiasaan merokok (Kiamer, 1977): Bull WHO 65:663 (2004).
Merokok
adalah perilaku resiko yang berdampak buruk terhadap kehamilan, berpengaruh
terhadap ibu, janin, dan bayi baru lahir (Ebrahim et al, 2000 dalam Delia
Dempsey, 2004), serta balita yang masih fase oral. Nikotin dalam asap rokok
dicurigai sebagai neuroteratogen terhadap janin. Dalam tubuh manusia, 80% dari
nikotin dimetabolisme menjadi konitin oleh enzim (YP2A6, juga mengaktivasi asap
rokok prokarsinogen (misalnya 4 methylnitrosamino) 1 (3-pyridil) 1 (butanone)
(Yushu Rao, 2000). Asap rokok berdampak pada pertumbuhan janin melalui beberapa
bahan dalam asap rokok misalnya nikotin, co dan polyclinikc aroamatic
hydrocarbons, diketahui dapat menembus plasenta. Beberapa campuran telah
didentifikasi dalam janin baru lahir dari perokok dan terpaan asap rokok. CO (Karbon
monoksida) mempunyai afinitas mengikat hemoglobin membentuk karboksinemoglobin
yang menurunkan kapasitas transport oksigen ke janin (hipoxia), studi lain juga
menggambarkan bahwa selain ibu yang merokok, bila ayah yang merokok ternyata
juga berhubungan dengan pertumbuhan janin yang terhambat. Ayah yang merokok
berhubungan dengan penurunan berat bayi lahir sebesar 112 gram (Samuel S.
Gidding, 1994).
Berdasarkan
pada variasi genetik, kecepatan metabolisme tehadap senyawa asing yang masuk
dalam tubuh berbeda-beda antar individu. Perbedaan ini bersifat khas tergantung
dari aktifitas enzim metabolisme, sehingga menyebabkan variasi substansial
jumlah ketersediaan senyawa tersebut atau metaboliknya di dalam tubuh. Dari
studi in vitro maupun in vivo yang pernah dilaporkan, dilaporkan bahwa enzim
CYP2A6 adalah kelompok enzim sithokrom paso yang terlibat utama pada proses
oksidasi nikotin dan kotinin. Pola genotipe CYP2A6, gen penyandi enzim CYP2A6
secara signifikan telah dilaporkan mempengaruhi kadar nikotin dalam darah
(Benowitz et al, 1997).
Dari
hasil survey pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padang
Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya bulan Mei tahun 2009 Peneliti
menemukan jumlah balita sebanyak 1.477 balita dan jumlah bayi sebanyak 250
bayi. Berdasarkan jumlah bayi diatas ditemukan 40 bayi yang BBLR. Dan terdapat
73% Suami yang menjadi perokok aktif dalam keluarga yang mempunyai Balita.
Berdasarkan
hal di atas, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul tentang
tingkat pengetahuan Suami tentang bahaya asap rokok pada Balita di wilayah
kerja Puskesmas Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
tahun 2009.
Pengertian Rokok
Rokok adalah lintingan kertas
berbentuk pipa dengan api di satu ujungnya yang dibiarkan membara agar asapnya
dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain (Jaya,Muhammad, 2009:14).
Demikian diungkapkan Ketua Ikatan
Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Widyastuti Soeroso di Jakarta, Sabtu
(9 Mei 2009) menurutnya ketergantungan pada zat adiktif, di dalam rokok pada
keluarga miskin terbukti meningkatkan kejadian kurang gizi pada balita dan
apabila tidak segera ditangulangi maka kondisi ini akan mengancam hilangnya
sebuah generasi (2009).
Aktivitas merokok juga diindikasikan
pada keluarga miskin. Ini terkait dengan kondisi tingkat pendidikan dan
kesadaran kesehatan yang rendah. Kerentanan terhadap penyakit pada keluarga
miskin perokok yang menyebabkan pembebanan kesehatan yang semestinya tidak
perlu. Ongkos kesehatan tersebut makin membebani keluarga miskin yang
pendapatannya sangat terbatas (Sumber: Investor Daily).
Data Survey Ekonomi Nasional
(SUSENAS) mencatat belanja bulanan rokok pada keluarga termiskin tahun 2006
adalah setara dengan 15 kali biaya pendidikan dan 9 kali biaya kesehatan. Dan
jika dibandingkan dengan pengeluaran makanan bergizi, jumlah itu setara dengan
17 kali pengeluaran untuk membeli daging, 2 kali lipat untuk membeli ikan, dan
5 kali lipat untuk membeli telur dan susu (www.jurnalbogor.com).
Hasil penelitian yang dipublikasikan
pada Public Health Nutrition Journal edisi Januari 2007 menyatakan perilaku
merokok kepala rumah tangga berhubungan erat dengan gizi buruk. Dijelaskan
bahwa kebiasaan buruk itu telah menyebabkan prevelensi anak sangat kurus
sebesar 1%, berat badan sangat rendah 6,3%, serta anak sangat pendek 7,0%.
Belanja rokok dalam hal ini menggeser kebutuhan terhadap makanan bergizi yang
dibutuhkan untuk tumbuh kembang balita.
Semba dan para rekannya dalam penelitian tentang
pengaruh merokok orang tua dan tingkat kematian anak seperti tertulis dalam
American Journal of Public Health edisi Oktobber 2008 menyatakan jika menurut
Data Badan Anak-anak Dunia UNICEF pada tahun 2006 yang menyebut angka kematian
balita sebesar 162 ribu per tahun, maka konsumsi rokok pada keluarga miskin
menyumbang 32.400 kematian setiap tahun atau hampir 90 kematian balita per hari
(www.jurnalbogor.com).
Racun Pada Rokok
Rokok
mengandung kurang lebih 4000 elemen, 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan.
Racun utama pada rokok adalah Tar, Nikotin, Karbon Monoksida.
Tar
adalah substansi Hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru
(Jaya,Muhammad, 2009,49). Tar merupakan bahan kimia yang jadi penyebab noda
kuning kecoklatan pada kuku dan gigi para perokok. Selain itu Tar juga dapat
membuat flek pada paru-paru (Plus,redaksi, 2007:41). Tar dan asap rokok
merangsang jalan nafas, dan Tar tersebut tertimbun di saluran itu yang
menyebabkan batuk-batuk atau sesak nafas, tar yang menempel di jalan nafas
dapat menyebabkan kanker jalan nafas, lidah atau bibir.
Nikotin
adalah Zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini
bersifat Karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan
(Jaya,Muhammad, 2009:49). Zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti orang,
meracuni syaraf tubuh, ketergantungan pada pemakainya. Kadar Nikotin 4-6 mg
yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang
ketagihan (Jaya,Muhammad, 2009:58).
Karbon
Monoksida adalah zat yang mengikat Hemoglobin dalam darah
(karboksilhemoglobin), membuat darah tidak mampu mengikat oksigen
(Jaya,Muhammad, 2009:49). Karbon Monoksida, lebih mudah terikat pada Hemoglobin
daripada oksigen, karena itu darah orang yang kemasukan CO akan berkurang daya
angkutnya bagi oksigen dan orang tersebut dapat meninggal dunia karena keracunan
karbon monoksida (Jaya,Muhammad, 2009:52).
Co,
tar, dan nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan gelisah,
tangan gemetar (tremor), cita rasa/selera makan berkurang, ibu-ibu hamil yang
suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya (Jaya,Muhammad, 2009:51).
Selain
zat racun utama tersebut diatas yang terkandung dalam sebatang rokok
diantaranya :
a. Aseton (bahan pembuat cat)
b. Naftalen (bahan kapur barus)
c. Metanol (bahan bakar roket)
d. Vinyl Chlorida (bahan plastik PVC)
e. Potasium Nitrat (bahan baku pembuat
bom dan pupuk)
f. Fenol Butane (bahan bakar korek api)
g. Polonium-201 (bahan radioaktif)
h. Amonia (bahan untuk pencuci lantai)
i.
Pyridin
(digunakan untuk racun serangga, hama)
j.
Hidrogen
Sianida (gas beracun yang digunakan di kamar eksekusi hukuman mati)
Dampak Merokok bagi Kesehatan
Lebih
dari 70.000 publikasi hasil penelitian medis yang membuktikan pengaruh buruk
akibat rokok. Dari data di Indonesia, sebagian besar perokok berasal dari
kalangan penduduk miskin. Secara tidak disadari, keluarga miskin meningkatkan
alokasi anggaran untuk rokok yang mengakibatkan anggaran untuk makanan pokok
harus dikurangi. Bila dalam keluarga semacam ini terdapat anak kelompok balita,
akan mengakibatkan kebutuhan gizi yang kurang sehingga dapat menyebabkan
penyakit busung lapar (www.tobaccofacts.org).
Sudah
umum diketahui bahwa asap rokok memiliki benzo (a) pyrene dalam jumlah yang
cukup banyak. Molekul ini adalah sejenis karsinogen (agen penyebab kanker) yang
berbahaya dan terdapat didalam gejala, yaitu partikel-partikel karbon yang
halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau
bahan bakar lainnya. Bahaya molekul yang ditemui dalam gejala ini telah lama
diketahui.
Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua
diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat
karsinogenik (Asril Bahar, Harian Umum Republika, Selasa 26 Maret 2002:22).
Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu
terjadinya kanker. Pada awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah
dibakar nikotin yang masuk kedalam sirkulasi darah hanyah 25%. Walau demikian
jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak
manusia.
Beberapa
ancaman utama rokok terhadap berbagai organ tubuh manusia :
a. Otak : stroke, perubahan kimia otak
b. Mulut dan tenggorokan : kanker bibir
mulut, tenggorokan, dan laring
c. Jantung : melemahkan arteri,
meningkatkan resiko serangan jantung
d. Dada : Kanker Esofagus
e. Paru-paru : Kanker, emfisema, asma,
penyakit paru obstruktif kronis
f. Hati : Kanker
g. Perut : Tukak lambung, kanker
lambung, pankreas dan usus besar, pelebaran pembuluh nadi perut
h. Ginjal dan kandung kemih : Kanker
i.
Reproduksi
pria : Kerusakan sperma, impoten
j.
Reproduksi
perempuan : Kanker leher rahim, mandul
k. Kaki : Ganggren akibat penggumpalan
darah
Anggota
WHO mulai bernegosiasi untuk memperketat aturan internasional tentang rokok
(Jaya,Muhammad, 2009:64)
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 1988. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka
Cipta
Budiarto, E. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : EGC
http://medicastore.com/artikel/Mengetahui_Status_Gizi_Balita_Anda.html
(diakses pada tanggal 13 Juni 2009)
http://putraprabu.wordpress.com/faktor-resiko-ispa-pada-balita
(diakses pada tanggal 13 Juni 2009)
http://ridwanamiruddin.wordpress.com/tumbuh-kembang-anak
(diakses pada tanggal 13 Juni 2009)
http://syair76.files.wordpress.com/tinjauan
umum tentang ISPA (diakses pada tanggal 13 Juni 2009)
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Balita/Gizi
dan Kesehatan/batuk pada Balita (diakses pada tanggal 13 Juni 2009)
http://www.news.id.finroll.com/rokok-dan-hilangnya-sebuah-generasi-oleh-Kasriadi-html
(diakses pada tanggal 13 Juni 2009)
http://www.opensubscriber.com/ekonomi
nasional/Gizi buruk, kemiskinan dan politik oleh Veni Hadju.html (diakses pada
tanggal 13 Juni 2009)
Jaya, Muhammad. 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok.
Samarinda : Riz’ma
Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmodjo, S. 2005. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka
Cipta
Redaksi Plus. 2007. Stop
Rokok. Jakarta : Penebar Plus
Sutarno. 2008. Modul Mata kuliah Metode Pengumpulan Data.
Jakarta : BPS
www.dechacare.com (diakses pada tanggal 6
Juni 2009)
www.jurnalbogor.com (diakses pada tanggal
6 Juni 2009)
www.tobaccofacts.com (diakses pada
tanggal 6 Juni 2009)
UNTUK LEBIH LENGKAPNYA SILAHKAN KLIK LINK DIBAWAH INI
0 komentar:
Post a Comment