INFORMASI PENTING

Saturday, February 8, 2014

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN PENGALAMAN TERHADAP AUDIT JUDGMENT


Judul Penelitian :
PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN PENGALAMAN TERHADAP AUDIT JUDGMENT
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Medan)
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat sekarang ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam menghadapi persaingan tersebut terus dilakukan oleh para pengelola perusahaan. Salah satu kebijakan yang sering ditempuh oleh pihak perusahaan adalah dengan melakukan pemeriksaan laporan keuangan oleh pihak ketiga yaitu akuntan publik. Seiring dengan perjalanan perkembangan perusahaan, yang dimana para pihak-pihak yang turut serta memberi kontribusi ataupun bantuan terhadap perusahaan termasuklah didalamnya pihak-pihak luar perusahaan yang juga memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penanaman modal asing (investasi) atau yang berhubungan dengan perusahaan. Oleh karena itu manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga dalam memeriksa laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak luar dan dapat neningkatkan kredibilitas perusahaan yang dikelola.
Seorang auditor dalam melakukan tugasnya membuat audit judgment banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik bersifat teknis ataupun non teknis. Aspek perilaku individu, sebagai salah satu faktor yang banyak mempengaruhi pembuatan audit judgment, sekarang ini semakin banyak menerima perhatian dari para praktisi akuntansi ataupun dari akademisi. Namun demikian meningkatnya perhatian tersebut tidak diimbangi dengan pertumbuhan penelitian di bidang akuntansi perilaku di mana dalam banyak penelitian tidak menjadi fokus utama (Meyer, 2001). Sehubungan dengan fungsi dan peranan tersebut, maka auditor dituntut untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari kliennya dan dari pemakai laporan keuangan auditan lainnya. Kepercayaan ini senantiasa harus selalu ditingkatkan dengan didukung oleh suatu keahlian audit dan pemahaman tentang perilaku yang dapat mempengaruhi audit judgment yang diambil oleh auditor.
Didalam proses audit tersebut ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi auditor dalam menanggapi dan mengevaluasi informasi ini antara lain meliputi faktor pengetahuan, perilaku auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi informasi, serta kompleksitas tugas dalam melakukan pemeriksaan. Maka dari itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah faktor gender, tekanan ketaatan dan pengalaman juga akan mempengaruhi persepsi auditor dalam audit judgment.
            Gender diduga menjadi salah satu faktor level individu yang turut mempengaruhi audit judgment seiring dengan terjadinya perubahan pada kompleksitas tugas dan pengaruh tingkat kepatuhan terhadap etika. Temuan riset literatur psikologis kognitif dan pemasaran juga menyebutkan bahwa wanita diduga lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi saat adanya kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria. Ruegger dan King (2000) juga menyatakan wanita umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi dari pada pria. Gilligan (2001) menyatakan pengaruh gender terhadap perbedaan persepsi etika terjadi pada saat proses pengambilan keputusan, namun dibeberapa penelitian yang lain seperti Hartanto (2004) mengatakan bahwa gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Thoma dalam Hartanto (2004) juga mengatakan bahwa gender sangat kecil pengaruhnya terhadap judgment yang di ambil oleh auditor. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih dan Iswati (2003) juga mengatakan bahwa tidak ada perbedaan kinerja auditor dilihat dari segi gender.
Faktor tekanan  ketaatan juga dinilai mampu untuk mempengaruhi audit judgment yang diambil seperti pada temuan DeZoort dan Lord dalam Hartanto (2000)  yang diadopsi Jamilah dkk (2007) juga melihat adanya pengaruh tekanan atasan pada konsekuensi yang memerlukan biaya, seperti halnya tuntutan hukum, hilangnya profesionalisme, dan hilangnya kepercayaan publik dan kredibilitas sosial. Hal tersebut mengindikasikan adanya pengaruh dari tekanan atasan pada judgment yang diambil auditor. Teori ketaatan juga menyatakan bahwa individu yang memiliki kekuasaan merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain dengan perintah yang diberikannya, hal ini disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power Milgram (2002).
                Badan audit research ternama telah mendemonstrasikan bahwa sejumlah faktor level individu terbukti berpengaruh terhadap keputusan seorang auditor (Solomon dan Shields, 2002) dan bahwa pengaruh dari keberadaan faktor-faktor ini berubah-ubah seiring dengan meningkatnya kompleksitas tugas yang dihadapi (Tan dan Kao 2004; Libby 2002). Pengujian pengaruh sejumlah faktor tersebut terhadap kompleksitas tugas juga bersifat penting karena kecenderungan bahwa tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi persoalan kompleks. Bonner (2001) mengemukakan ada tiga alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas tugas audit. Ketiga, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit.
Pengalaman seorang auditor juga sangat berperan penting dalam meningkatkan keahlian sebagai perluasan dari pendidikan formal yang telah diperoleh auditor. Faktor pengalaman juga mempunyai arti penting dalam upaya perkembangan tingkah laku dan sikap seorang auditor, sebagaimana dikemukakan oleh ahli psikologis, bahwa perkembangan adalah bertambahnya potensi untuk bertingkah laku. Mereka juga mengemukakan, bahwa suatu perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi (Knoers & Haditono, 2004). Dalam hal ini pengembangan pengalaman yang diperoleh auditor berdasarkan teori tersebut menunjukkan dampak yang positif bagi penambahan tingkah laku yang dapat diwujudkan melalui keahlian yang dimiliki untuk lebih mempunyai kecakapan yang matang dan pengalaman-pengalaman yang didapat auditor, memungkinkan berkembangnya potensi yang dimiliki oleh auditor melalui proses yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi audit judgment.
Menurut Tan dan Libby dalam Yudhi (2006) menyatakan bahwa keahlian audit dapat dikelompokkan kedalam dua golongan yaitu: keahlian teknis dan non teknis. Keahlian teknis adalah kemampuan mendasar seorang auditor berupa pengetahuan prosedural dan  kemampuan klerikal lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing secara umum. Sedangkan keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam diri seorang auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan pengalaman. Auditor harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam tugasnya, keahlian ini meliputi keahlian mengenai audit yang mencakup antara lain: merencanakan program kerja pemeriksaan, menyusun program kerja pemeriksaan, melaksanakan program kerja pemeriksaan, menyusun kertas kerja pemeriksaan, menyusun berita pemeriksaan, dan laporan hasil pemeriksaan (Praptomo, 2002). Sehingga dapat disimpulkan juga bahwa pengalaman yang tanpa disertai keahlian auditor juga dapat mempengaruhi audit judgment yang akan diambil auditor.
 Penelitian ini pada dasarnya merupakan replikasi dari penelitian Siti Jamilah (2007). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada lokasi penelitian dan variabel penelitian. Penelitian sebelumnya dilakukan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Timur dengan variabel penelitian yaitu: gender, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas. Sedangkan penelitian sekarang dilakukan di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Medan dengan variabel penelitian yaitu : gender, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan pengalaman. Berdasarkan urain diatas peneliti merumuskan judul penelitian sebagai berikut: “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas Dan Pengalaman Terhadap Audit Judgment”

Selengkapnya...


0 komentar:

Post a Comment