INFORMASI PENTING

Thursday, February 6, 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH DELI SERDANG


Judul Penelitian :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN DAERAH DELI SERDANG


BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi yang terjadi sekarang ini telah menunjukkan bahwa dunia teknologi informasi telah berkembang dengan pesat. Perkembangan teknologi yang pesat ini telah menunjukkan kebutuhan akan informasi yang akurat serta tepat waktu dan efisien cukup tinggi. Teknologi informasi telah membawa perubahan yang sangat mendasar bagi organisasi baik swasta maupun pemerintahan. Oleh karena itu, teknologi informasi menjadi suatu hal yang sangat penting dalam menentukan daya saing dan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis di masa mendatang. Sumber daya teknologi informasi menjadi sebuah pertimbangan baik itu bagi para manajer dan konsultan, dalam menentukan keberhasilan perusahaan di masa mendatang.
Jika dilihat dalam bidang pemerintahan eksistensi dan keberadaan teknologi informasi yang cepat, akurat dan dapat dipercaya adalah sebagai suatu hal yang sangat penting peranannya mengingat pemerintah dalam tujuan jangka panjangnya harus memberikan pertanggungjawaban yang maksimal kepada masyarakat. Masalah – masalah yang berkaitan dengan penyajian data keuangan menuntut adanya suatu sistem informasi akuntansi yang prima dan mampu membantu serta menjawab kebutuhan pemakai dari informasi akuntansi.
Terdapat beberapa alasan mengapa pemerintah daerah perlu membuat laporan keuangan, dilihat dari pihak internal laporan keuangan merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja pemerintah dan unit kerja pemerintah daerah. Laporan keuangan bagi pihak internal merupakan bentuk pertanggungjawaban internal (internal accountability), yaitu pertanggungjawaban kepala daerah kepada pegawai pemda dan DPRD. Sementara jika dilihat dari pihak eksternal laporan keuangan pemerintah daerah merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kepala daerah kepada masyarakat umum, investor, kreditur, akademis, pengamat dan industri nasionaldan daerah, serta pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik (eksternal accountability).
Karena laporan keuangan itu digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, maka laporan keuangan pemerintahan daerah harus disajikan secara relevan dan reliable serta perlu dilengkapi dengan pengungkapan yang memadai (disclosure) mengenai informasi-informasi yang dapat mempengaruhi keputusan. Untuk bisa menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan handal, maka pemerintah daerah perlu untuk memiliki sistem akuntansi yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintahan, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan Negara serta Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah yaitu menggunakan basis modifikasian kas menuju akrual ( cash towards accrual) dimana neraca disajikan dengan basis akrual dan Laporan Realisasi Anggaran disajikan dengan basis kas. Dan juga mengganti penggunaan sistem akuntansi dari single entry menjadi double entry sehingga laporan keuangan yang dihasilkan lebih mudah untuk dilakukan audit (Auditable) sehingga pengukuran kinerja dapat dilakukan secara lebih komprehensif.
Selanjutnya sesuai dengan ketentuan PP 58 Tahun 2005 laporan pertanggungjawaban keuangan daerah tersebut harus terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan/audit oleh BPK agar laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji material sehingga memenuhi standar akuntansi.
Komara (2005) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA. Penelitian ini mengemukakan ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap SIA antara lain : keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SI, program pendidikan dan pelatihan pemakai, keberadaan dewan pengarah SI dan lokasi departemen SI. Keberhasilan sistem itu sendiri pada dasarnya tidak selalu berpatokan pada penguasaan teknis belaka, namun banyak penelitian yang menunjukkan bahwa faktor perilaku dari individu pengguna sistem.
Wahyuni (2008) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi di lingkungan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini mengunakan 8 variabel. Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SIA adalah dukungan manajemen puncak. Sementara variabel  yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SIA adalah keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personal SIA, ukuran organisasi, dan formalisasi pengembangan SI. Sedangkan ada/tidaknya program pelatihan dan pendidikan pemakai menunjukkan terdapat perbedaan kinerja yang signifikan. Dan ada/tidaknya dewan pengarah sistem informasi datanya menunjukkan tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan. Sedangkan lokasi departemen sistem informasi yang berdiri sendiri dibandingkan dengan yang digabung dengan departemen lain menunjukkan tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan.
Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2008). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada sampel. Penelitian sebelumnya dilakukan di lingkungan Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara, sedangkan penelitian ini dilakukan di lingkungan Pemerintahan Daerah Deli Serdang. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan di lingkungan Pemerintahan. Pemerintah selaku pengelola dana publik harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan, tepat waktu dan dapat dipercaya sehingga dituntut untuk memiliki sistem informasi yang handal.

Selain itu dalam penelitian ini peneliti juga menambah satu variabel independent yaitu motivasi kerja (Ompusunggu :2006). Penambahan variabel ini dikarenakan motivasi kerja merupakan dorongan yang dapat membuat orang mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk itu penulis ingin mengetahui apakah motivasi kerja juga dapat mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi.  Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti memilih judul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Di Lingkungan Pemerintahan Daerah Deli Serdang”.

Selengkapnya....




0 komentar:

Post a Comment