INFORMASI PENTING

Sunday, February 9, 2014

ANALISIS PERAN KOMUNIKASI SEBAGAI MODERASI ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Ada banyak penelitian akuntansi manajemen yang menaruh perhatian pada masalah partisipasi dalam anggaran. Anggaran merupakan salah satu elemen penting dalam system pengendalian manajemen dan merupakan alat bantu manajemen dalam mengalokasikan sumber daya alam dan sumber daya dana yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan. Oparton (2008) menyatakan bahwa anggaran bukan hanya rencana financial mengenai biaya dan pendapatan dalam satu pusat pertanggungjawaban, tetapi juga berfungsi sebagai alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja serta motivasi. Sebagai alat perencanaan, anggaran merupakan kegiatan yang terdiri dari sejumlah target yang akan dicapai oleh manajer departemen suatu perusahaan dalam melaksanakan serangkaian aktifitas tertentu pada masa yang akan datang (Ikhsan dan Ane: 2007).
Pengaruh partisipasi anggaran merupakan tema menarik untuk dibahas dalam penelitian akuntansi manajemen. Sumarno (2005) dalam Fernando (2008) menyebutkan ada alasan  yang mendasarinya yakni : (a) partisipasi anggaran dinilai sebagai suatu pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan kinerja organisasi, (b) sistem penganggaran merupakan suatu alat perencanaan dan pengendalian manajerial.
Untuk menghasilkan sebuah anggaran yang efektif, manajemen tingkat atas membutuhkan kemampuan untuk memprediksikan masa depan, dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti faktor lingkungan, partisipasi dan gaya penyusunan. Proses penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak mulai dari manajemen tingkat atas (top level management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level management).
Partisipasi anggaran merupakan pendekatan yang secara umum dapat meningkatkan kinerja yang akhirnya dapat meningkatkan efektifitas organisasi. Nor (2007) menyatakan partisipasi merupakan alat untuk mencapai tujuan, partisipasi juga sebagai alat untuk mengintegrasikan kebutuhan individu dan organisasi. Sehingga partisipasi dapat diartikan sebagai pengaruh, pendelegasian prosedur-prosedur, keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan suatu pemberdayaan.
Partisipasi yang baik dapat membawa beberapa keuntungan sebagai berikut: (1) memberi pengaruh yang sehat terhadap adanya inisiatif, moralisme dan antusiasme; (2) memberikan suatu hasil yang lebih baik dari sebuah rencana karena adanya kombinasi penegetahuan dari beberapa individu; (3) dapat meningkatkan kerjasama antar departemen; dan (4) para karyawan dapat lebih menyadari situasi dimasa yang akan dating yang berkaitan dengan sasaran dan pertimbangan lain (Indriani,1993 dalam Nor, 2007). Hal ini mendukung pendapat Milani dalam Nor (2007) bahwa penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan dapat meningkatklan kinerja manajer, yaitu ketika suatu tujuan yang ditetapkan dan secara partisipasi disetujui maka karyawan akan mengimplementasikan tujuan yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran.
 
Masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan partisipasi anggaran dan kinerja telah diteliti secara luas, namun kebanyakan bukti-bukti empiris memberikan hasil yang lebih bervariasi dan tidak konsisten.  Misalnya Indriantoro dan Poerwati dalam Sumarno (2005) menemukan bahwa partisipasi penganggaran dan kinerja memiliki hubungan yang sangat positif. Sedangkan peneliti lain Milani dalam Nor (2007) menemukan bahwa partisipasi penganggaran tidak dapat  meningkatkan kinerja.
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, menunjukan hasil temuan mereka tidak konsisten antara satu dengan yang lainnya, sehingga para peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung yang sederhana antara partisipasi dan kinerja. Govindarajan dalam Nor (2007) mengungkapkan bahwa pendekatan kontijensi dapat digunakan untuk menyelesaikan perbedaan dari berbagai penelititan tersebut. Pendekatan kontijensi memungkinkan adanya  variabel  lain yang dapat bertindak sebagai faktor moderating yang mempengaruhi hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial seperti komunikasi. Shield dan Young dalam Fernando (2008).    
 Peran komunikasi merupakan variabel yang memegang peranan penting dalam hubungan partisipasi angaran dan kinerja manajerial Komunikasi dapat disimpulkan sebagai perkatan, suatu proses pemindahan atau penyampaian gagasan, harapan, peringatan, dan pesan yang disampaikan melalui proses  yang mengandung arti untuk membuat seseorang mengerti Pada umumnya setiap organisasi pasti mempunyai tujuan yang akan diwujudkan dalam organisasi. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan tersebut didukung oleh adanya komunikasi yang baik dan lancar sehingga dapat meningkatkan semangat dan kepuasan kerja serta akhirnya kinerja karyawan juga meningkat. Meskipun semua organisasi melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, namun perlu diketahui bahwa pendekatan yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi lainnya dapat berbeda-beda dan bervariasi. Bagi perusahaan berskala kecil yang hanya memiliki beberapa karyawan maka penyampaian informasi dapat dilakukan secara langsung, namun bagi perusahaan besar yang memiliki ribuan karyawan, maka penyampaian informasi kepada mereka merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit.
Dengan adanya komunikasi yang efektif suatu perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidaknya komunikasi akan berakibat buruk bagi perusahaan. Kadang-kadang penyebab rusaknya hubungan antara individu dalam suatu organisasi, misalnya antara manajer dan karyawan atau di antara karyawan itu sendiri adalah adanya miskomunikasi yang terjadi. Oleh karena itu untuk bisa berkomunikasi dengan baik dibutuhkan keterampilan ataupun kemampuan dasar untuk mengirim atau menguraikan pesan secara akurat dan efektif, untuk memperlancar dan memahami cara terbaik dalam penyebaran informasi dalam sebuah organisasi, serta untuk memahami tindakan-tindakan seseorang sebagai manajer.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih PT. Superchemie Indonesia sebagai tempat meneliti karena PT. Superchemie ini memiliki struktur organisasi perusahaan yang cukup jelas, yang mana setiap karyawannya mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Oleh karena itu peneliti ingin menganalisis peran komunikasi sebagai moderasi antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial dalam perusahaan ini sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dan terjalin hubungan yang baik antara manajer dan sesama karyawan. Penelitian sebelumnya belum pernah ada yang memakai komunikasi sebagai variabel moderasi

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti ingin mengetahui apakah komunikasi memang berperan sebagai moderasi antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial pada penelitian ini.   Oleh karena itu, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul  “Analisis Peran Komunikasi Sebagai Moderasi Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”

Selengkapnya...




0 komentar:

Post a Comment