INFORMASI PENTING

Tuesday, February 4, 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN VAGINA PASCA PERSALINAN DENGAN KASUS RUPTURE PERINEUM (KODE PK013)


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan AKI 2002 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama yang secara langsung dapat menyebabkan kematian ibu adalah perdarahan, eklamsi dan infeksi serta komplikasi puerperium.
Indonesia membuat rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) untuk tahun 2001 - 2010, dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah dengan visi "Kehamilan dan Persalinan di Indonesia Berlangsung Aman, serta yang Dilahirkan Hidup dan Sehat," dengan misinya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal dan neonatal melalui pemantapan sistem kesehatan. Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup (Saifuddin: 2002).
Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di Indonesia. Jalan lahir merupakan penyebab kedua perdarahan setelah atonia uteri yang terjadi pada hampir persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Pada seorang primipara atau orang yang baru pertama kali melahirkan ketika terjadi peristiwa "kepala keluar pintu". Pada saat ini seorang primipara biasanya tidak dapat tegangan yang kuat ini sehingga robek pada pinggir depannya. Luka-luka biasanya ringan tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan berbahaya. Sebagai akibat persalinan terutama pada seorang primipara, biasa timbul luka pada vulva di sekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan tetapi kadang-kadang bisa timbul perdarahan banyak (Prawirohardjo, 1999).
Ruptur Perineum dapat terjadi karena adanya kelahiran spontan maupun episiotomi. perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun vacum. Karena apabila episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi dalam keadaan yang tidak perlu dilakukan dengan indikasi di atas, maka menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah perineum yang lebih berat. Sedangkan luka perineum itu sendiri akan mempunyai dampak tersendiri bagi ibu yaitu gangguan ketidaknyamanan (Prawirohardjo, 1999).
Pengetahuan merupakan salah satu tingkat yang paling rendah dalam tingkatan ranah kognitif. Pengetahuan adalah kemampuan untuk menyatakan kembali dari ingatan hal-hal khusus dan umum, metode dan proses atau mengingatkan suatu pola, susunan, gejala atau peristiwa. Pengetahuan seseorang dapat diperoleh dengan berbagai usaha, baik sengaja maupun secara kebetulan, usaha yang dilakukan dengan sengaja meliputi berbagai metode dan konsep baik melalui proses pendidikan, pengalaman, penyuluhan dan berbagai sumber seperti media cetak maupun media elektronik (Notoatmodjo, 2003).
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik bersifat positif maupun negatif. Afeksi yang positif, yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi yang negatif adalah afeksi yang tidak menyenangkan atau individu akan membentuk sikap yang positif terhadap hal-hal yang dirasakan akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakan akan merugikan dirinya (Soemanto, 2004).
Pengetahuan ibu nifas tentang kesehatan khususnya perawatan vagina pasca persalinan dengan kasus rupture perineum akan berpengaruh terhadap sikap ibu nifas dalam perawatan vagina pasca persalinan dengan kasus rupture perineum. Ini dapat diartikan semakin seseorang mengerti dan memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan vagina pasca persalinan dengan kasus rupture perineum, maka orang tersebut cenderung memiliki sikap yang lebih baik atau positif.  Perawatan luka episiotomi sangat penting dilakukan oleh ibu nifas karena di daerah luka akan memudahkan kuman bersarang dan akan berakibat luka tidak sembuh (Prawirohardjo, 1999).
Data kesehatan ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas __________ kecamatan _________ kabupaten _________ didapatkan jumlah ibu bersalin tiap bulannya adalah 30 orang, 75%  melahirkan dengan kasus ruptur perineum dan ibu-ibu tersebut tidak mengetahui cara perawatyan vagina pasca persalinan dengan kasus rupture perineum.
Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan vagina pasca persalinan dengan kasus ruptur perineum di wilayah kerja Puskesmas __________ Kecamatan _________ Kabupaten _________ tahun 2010.

B.       Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengetahun ibu nifas tentang perawatan vagina pasca persalinan dengan kasus ruptur perineum di wilayah kerja Puskesmas __________ Kecamatan _________ Kabupaten _________ tahun 2010?

C.      Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan vagina pasca persalinan dengan kasus ruptur perineum.
2.      Tujuan Khusus
a.         Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang dampak vagina pasca persalinan dengan kasus ruptur perineum.
b.         Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang penyebab terjadinya ruptur perineum.
c.         Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang penatalaksanaan  terjadinya ruptur perineum.

D.      Manfaat
1.         Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan melatih peneliti dalam mengembangkan kemampuan berfikir secara objektif.
2.   Bagi Ibu Nifas
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu nifas tentang perawatan vagina pasca persalinan dengan kasus ruptur perineum.
3.                        Bagi Instansi Pendidikan
 Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan mahasiswi STIKes   _________________________________.
4.                         Bagi Lokasi Penelitian
          Sebagai data dasar untuk meneliti selanjutnya.

SELANJUTNYA....KLIK BANNER INI..



0 komentar:

Post a Comment