INFORMASI PENTING

Tuesday, February 4, 2014

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PENYAKIT DIARE PADA BALITA (KODE PK012)



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya. Saat ini morbiditas (angka kesakitan) diare di Indonesia mencapai 195 per 1000 penduduk dan angka ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara di ASEAN. Diare juga masih merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia. Walaupun angka mortalitasnya telah menurun tajam, tetapi angka morbiditas masih cukup tinggi. Lama diare serta frekuensi diare pada penderita belum dapat diturunkan (Lisaira, 2002).
Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Bagian Kesehatan Anak FKUI/RSCM diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (FKUI, 2005). Diare merupakan keadaan dimana seorang menderita mencret-mencret, tinjanya encer, dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai muntah-muntah, sehingga diare dapat menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi dan anak-anak usia di bawah lima tahun. Diare atau penyakit mencret pada saat ini di Indonesia masih menjadi penyebab kematian yang utama, yaitu nomor dua pada balita dan nomor tiga pada semua umur (Ummuauliya, 2008).
Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak antara lain adalah menghambat proses tumbuh kembang anak yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak. Penyakit diare di masyarakat (Indonesia) lebih dikenal dengan istilah “Muntaber”. Penyakit ini mempunyai konotasi yang mengerikan serta menimbulkan kecemasan dan kepanikan warga masyarakat karena bila tidak segera diobati, dalam waktu singkat (kurang lebih 48 jam) penderita akan meninggal (Triatmodjo, 2008).
Diare dapat terjadi sebagai efek samping dari penggunaan obat terutama antibiotik. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan seperti sorbitol dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak terkena diare. Bayi dan balita yang masih menyusui dengan ASI ekslusif umumnya jarang diare karena tidak terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri dan virus (Medicastore, 2006).
Komplikasi diare yang sering terjadi adalah dehidrasi, renjatan hipovolemik, hipokalemia, hipoglikemia, intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktosa, kejang terjadi juga pada dehidrasi hipertonik dan juga malnutrisi energi protein.
Penyebab diare pada balita bisa karena infeksi bakteri, virus, dan amuba dan bisa karena salah mengkonsumsi makanan. Banyak faktor yang  mempengaruhi diare pada balita, sebagian besar ibu-ibu tidak mengetahui penyebab diare pada anaknya, seperti makanan yang diberikan atau lingkungan yang kotor yang tidak disadari dapat menyebabkan diare.
Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia rata-rata akan mengalami diare 2-3 kali pertahun. Dengan dikenalkannya oralit, angka kematian akibat diare telah menurun. Dari hasil prasurvey di Puskesmas __________ Kecamatan _____ ___ kabupaten _________, masih tinggi angka kejadian diare pada balita pada tahun 2009 yaitu 128 balita yang menderita diare. Hal ini merupakan angka yang sangat besar. Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang  “Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit Diare pada Balita di Puskesmas __________ Kecamatan _____ ___ Kabupaten _________ Tahun 2010”.

B.        Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah gambaran faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya penyakit diare pada balita di Puskesmas __________ Kecamatan _____ ___ Kabupaten _________ Tahun 2010”.

C.       Tujuan
1.                Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit diare pada balita di Puskesmas __________ Kecamatan _____ ___ kabupaten _________ tahun 2010.
2.    Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit diare pada balita di tinjau dari faktor makanan.
b.       Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit diare pada balita di tinjau dari faktor lingkungan.

D.      Manfaat Penelitian
1.              Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melakukan penelitian khususnya dalam penyebab diare pada balita.
2.        Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai masukan dan evaluasi diri dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan dalam pencegahan diare guna untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pada bayi.
3.      Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit diare pada balita bagi mahasiswsi STIKes ___________________________.
4.        Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan referensi bagi penelitian lanjutan yang lebih komplek tentangpencegahan diare pada balita.

SELENGKAPNYA.......KLIK BANNER INI






0 komentar:

Post a Comment