INFORMASI PENTING

Thursday, March 13, 2014

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU-IBU TERHADAP PELAKSAAN POSYANDU DI DESA


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Peran serta masyarakat sangat penting dalam pembangunan kesehatan, pernyataan ini dipertegas seperti yang tercantum dalam UU no. 23 tahun 1992, dimana setiap orang berkewajiban ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, keluarga dan lingkungan. Peran serta masyarakat itu semakin menampakan sosok setelah munculnya posyandu sebagai salah satu bentuk kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM), wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan (Depkes RI, 1994).
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa bergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Tentang pembangunan dimasa yang akan datang, memerlukan mutu manusia masa depan yang semakin tangguh. Tiga intervensi proses pertumbuhan dan perkembangan manusia tangguh masa depan. Satu, pembinaan kelangsungan hidup anak yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak, sejak jadi janin dalam kandungan ibu sampai balita. Kedua, pembinaan perkembangan anak yang ditujukan untuk membina tumbuh kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental, sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh. Ketiga, pembinaan kemampuan kerja untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan berbangsa dan bernegara.(Depkes RI,2006)
Posyandu merupakan kegiatan oleh dan untuk masyarakat, akan menimbulkan kelestarian hidup serta tumbuh kembang anak, dengan alih teknologi pemerintah, dan suatu saat nanti akan mandiri. Kemamdirian masyarakat akan berdampak pada kemandirian keluarga, ibu dan individu. Oleh karenanya, dalam menyongsong saat tinggal landas pembangunan nanti, kini lah saatnya mengembangkan posyandu sebagai strategi yang tepat dalam pembangunan manusia, yang menjadi hakekat pembangunan nasional (Depkes RI, 1997)
Pelaksanaan pembangunan kesehatan selama dekade terakhir ini menunjukan bahwa peran serta masyarakat termasuk dunia usaha, dapat lebih mempercepat upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Gebrakan posyandu telah terbukti diminati oleh masyarakat, ditandai dengan adanya posyandu disetiap desa/dusun/RW dalam terahir ini terbukti bahwa posyandu mempunyai peran yang sangat besar dalam peningkatan cakupan berbagai program. (Depkes RI, 1994)
Dalam upaya menurunkan angka kematian bayi maupun anak balita dan angka kelahiran guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dikembangkan suatu pendekatan keterpaduan, yang dalam pelaksanaanya tingkat desa dilakukan melalui pos pelayanan terpadu. Melalui posyandu, masyarakat mendapat pelayanan paripurna dalam KB dan Kesehatan, serta pelayanan dari berbagai upaya pembangunan lainnya yang berkaitan. Posyandu pada dasarnya merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan, khususnya disektor kesehatan, dengan menciptakan kemampuan hidup sehat bagi semua penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Rangkuman ini disusun untuk mengambarkan tentang apa, bagai mana dan siapa yang berperan dalam upaya pengembangan posyandu serta tingkat pengetahuan para peserta posyandu. (Aman,1997).
Keberhasilan pengembangan fungsi manajemen ini tidak dapat dipengaruhi keberhasilan pimpinan puskesmas menumbuhkan motifasi kerja staf dan semangat kerja antar staf dengan staf lainnya di puskesmas (lintas program), antar staf puskesmas dengan pimpinan instansi di tingkat kecamatan (lintas sektoral). Mekanisme komunikasi yang di kembangkan oleh pimpinan puskesmas dengan stafnya demikian pula antara pimpina puskesmas dengan camat dan pimpinan sektor lainnya di tingkat kecamatan, termasuk dengan aparat di tingkat desa akan sangat berpengaruh pada keberhasilan fungsi manajemen ini. Melalui loka karya mini puskesmas, kesempatan kesempatan kerja sama lintas program dan sektoral dapat di rumuskan perwujudan kerja sama lintas sektoral akan di temukan oleh peranan camat dan ketua pengerak PKK di tingkat kecamatan . keterampilan untuk mengembangkan hubungan antar manusia sangat di perlukan dalam penerapan fungsi manajemen ini. Pengertian dan prinsip dasar HAM dan penerapannya pada manajemen kesehatan wawasan dan motifasi kerja kader sebaiknya dapat terus di bina agar tugas yang di bebankan kepada mereka dapat di kerjakan secara optimal. Mereka harus di sadarkan bahwa tugas mereka sangat penting artinya bagi pembangunan kesehatan warga sehingga tugas mereka bukan semata mata untuk kepentingan program kesehatan puskesmas. (Muninjaya, 1999).
Ada lima kegiatan dalam posyandu diantaranya adalah Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Ibu Dan anak (KIA), Pemantauan Gizi Anak, Imunisasi (Suntikan pencegahan), dan Penangulangan Diare (Suara Merdeka.Com, 2007).
Dari hasil kegiatan yang ada posyandu di muat dalam suatu balok yang di sebut balok SKDN. Balok SKDN merupakan balok balok yang memberikan gambaran mengenai keberhasilan kegiatan program UPGK di tingkat kelompok penimbangan/desa. Data tingkat desa merupakan rekapitulasi (kumpulan) data dari semua kelompok penimbangan yang ada di desa tersebut (Balok SKDN , 2001).
Pada waktu pelaksaan kegiatan posyandu sebagian besar dari sasaran posyandu tidak hadir secara rutin, sehinga setiap bulannya pencapaian kunjungan masih jauh dari target yang telah di tentukan sebulannya. Untuk meningkatkan jumlah sasaran yang berkunjung ke posyandu serta kualitas pelayanan di posyandu itu sendiri, sudah jelas di pengaruhi prilaku, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, giografis, alat transportasi dan lain lain.
Data yang ditemukan di Aceh Tengah bahwa jumlah posyandu 280 posyandu yang tersebar dimasing-masing wilayah kerja puskesmas dan posyandu yang aktif hanya 227 posyandu sedangkan 53 posyandu tidak aktif diantaranya yang paling banyak diwilayah kerja puskesmas Rusip dari 14 posyandu yang aktif hanya 5 demikian juga wilayah puskesmas Linge dari 24 posyandu yang aktif hanya 12 posyandu. Jumlah bayi keseluruhan 3794 jiwa dan ibu hamil 4156 jiwa diwilayah kerja 14 Puskesmas 41 Pustu dan 180 bidan desa, data yang didapat dari bulan januari s/d November 2008, (Cakupan Imunisasi Aceh Tengah, 2008).
Puskesmas Ratawali memiliki 18 posyandu dan kesemuanya aktif dengan jumlah bayi 158 dan bumil 171 dibantu 6 petugas pustu dan 8 bidan desa, Desa kulem Balik memiliki 1 posyandu dengan jumlah bayi 23 dan Bumil 6 Serta 7 kader dan 1 bidan desa serta 1 pustu.
 Dari survey awal tidak semua ibu-ibu membawa bayi keposyandu demikian juga ibu hamil dengan berbagai alasan baik terlalu jauh maupun rendahnya pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya Posyandu bagi anak dan ibu hamil.  
Dari uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu-ibu dalam pelaksaan posyandu di desa

Selengkapnya..




0 komentar:

Post a Comment