INFORMASI PENTING

Sunday, March 16, 2014

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)



 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut angka WHO kanker payudara merupakan penyakit kalangan menengah dan terutama menyerang kelompok-kelompok sosial yang lebih kaya dan mempunyai kehidupan sosial, ekonomi yang lebih tinggi, yaitu mereka yang dapat menikmati makanan yang bergizi tinggi (www.Frieslandfoods.com, 2006).
Kanker Payudara merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting, di Indonesia kanker payudara termasuk tersering ditemukan pada wanita setelah kanker serviks. Insiden kanker payudara meningkat sesuai dengan bertambahnya Usia        20 – 35 Tahun (www.Frieslandfoods.com, 2006).

1
 
Setiap orang yang berhubungan dengan Kanker Payudara akan tahu bahwa beberapa faktor resiko seperti orang tua, menstruasi terlalu dini, menupause terlambat dan sejarah keluarga dengan kanker payudara. Penyakit ini boleh dikatakan tidak terdapat di Negeri Cina, hanya 10.000 dari beberapa wanita di Cina wafat karena penyakit ini, dibandingkan dengan persentase menakutkan bahwa 1 diantara 12 wanita di Inggris meninggal dunia karena penyakit ini dan bahkan angka ini lebih mengerikan lagi menjadi rata-rata diantara 10 wanita di sebagian besar Negara-Negara Barat. Hal ini bukanlah karena Cina merupakan negeri yang bersifat pedesaan, dan tidak banyak terkena populasi perkotaan, di daerah Hongkong yang padat persentase meningkat menjadi 34 diantara 10.000 wanita, namun masih jauh sedikit dari pada Barat.
Kanker Payudara yang ditemukan pada stadium dini memiliki prognosis yang lebih baik. Namun berdasarkan data di Rumah Sakit, kanker darmais, sekitar 50 % pasien datang sudah dalam stadium IV. Hal ini tidak berbeda dengan apa yang biasa terjadi di Negara yang sedang berkembang, dimana hanya sekitar 20 % kasus kanker payudara datang dalam stadium dini. Sangat jauh dari angka 80 % pada stadium I dan II di negara maju. Kanker payudara adalah salah satu neoplasma yang ganas, secara statistik, resiko kanker payudara meningkat pada wanita nulipara, wanita dengan menarce dini dan menupause lambat, dan pada mereka yang mengalami kehamilan pertamanya setelah usia 30 tahun ( http://www. Asysyfausakti. Co.cc,2008).
Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Penderitanya pun ada yang umur 18 tahun, padahal di Negara-Negara lain Eropa atau Amerika misalnya, jumlah penderita kanker payudara tidak begitu banyak dibanding dengan jumlah penderita kanker jenis lain. Hal ini disebabkan di Negara-Negara tersebut kesadaran untuk melakukan deteksi dini sudah berkembang baik. Kebanyakan kanker payudara ditemukan pada stadium awal, sehingga dapat diobati dan disembuhkan, sedang di Negara Kita, kebanyakan kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut, ketika penyembuhan sudah sulit dilakukan, padahal mendeteksi kanker payudara stadium dini sangat mudah, dan bisa dilakukan sendiri di rumah, cukup beberapa menit, sebulan sekali, dengan melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari). Memang, banyak wanita tidak ingin melakukan Sadari karena bisa jadi bayangan menakutkan, tetapi, semakin sering para wanita memeriksa payudara sendiri, akan semakin mengenalnya dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak beres. Bagaimanapun Sadari adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi dari resiko kanker payudara (http://frirac-multiply.com, 2007).
Kasus baru terus meningkat, usia juga semakin muda Banda Aceh. Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah kasus baru meningkat hampir 12 % pertahun. Usia penderita semakin muda, semakin banyak perempuan usia 20-an yang terkena,  bahkan di usia remaja. Peningkatan jumlah kasus baru didapat di RS. Zainal Abidin Banda Aceh, antara 1995 hingga 2005 lalu, peningkatan jumlah pasien memang konsisten yaitu 11.94 % per tahun pada 1995, di RS. Zainal Abidin tercatat 111 pasien baru, tahun demi tahun jumlah kasus terus meningkat. Pada 2005 lalu tercatat 335 Pasien baru (http://www.kompas.com,2008).
Usia muda juga bukan menjamin aman dari kanker payudara, dari ribuan pasien yang terdaftar di RS. Zainal Abidin dalam sepuluh tahun terakhir. Range usianya memang sangat luas, 20 hingga 87 tahun (http://www.kompas.com, 2008).
Di Kabupaten Aceh Tengah, Khususnya di RSUD Datu Beru Takengon penderita penyakit kanker payudara tahun 2008 berjumlah 7 kasus. Kasus tersebut pada stadium awal ditemukan 4 kasus, pada stadium lanjut ditemukan 3 kasus (Profil, Dinkes. Aceh Tengah, 2008).
Di Kabupaten Bener Meriah belum pernah dilakukan penelitian tentang    Periksa Payudara Sendiri   (Sadari). Berdasarkan survey awal yang dilakukan di SMA 1 Bandar Pondok Baru, dari 10 siswi 7 siswi tidak mengerti tentang pemeriksaan payudara. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan   tentang   Pemeriksaan   Payudara   Sendiri   khususnya  untuk  siswi - siswi SMA 1 Bandar Pondok Baru. Penulis menjadikan SMA 1  Bandar  sebagai objek penelitian karena bahwasanya di SMA ini belum pernah dilakukan penelitian yang menjurus pada Kesehatan khususnya mengenai pemeriksaan payudara sendiri, akan tetapi hanya ada dalam bentuk bidang pendidikan.
B.     MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan bagaimana gambaran  yang sudah di uraikan diatas adalah maka dapat dirumuskan permasalahan tentang pengetahuan siswi-siswi pada pemeriksaan payudara sendiri pada siswi-siswi 1 Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2009.
C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswi tentang pemeriksaan payudara sendiri pada siswi-siswi SMA 1 Bandar Kabupaten Bener Meriah tahun 2009.
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 1 Bandar tentang pengertian pemeriksaan payudara sendiri.
b.      Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 1 Bandar tentang manfaat pemeriksaan payudara sendiri.
c.       Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 1 Bandar tentang cara pemeriksaan payudara sendiri.

D.    MANFAAT PENULISAN
1.      Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Bener Meriah dapat menjadi masukan, khususnya dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan pengetahuan siswi tentang pentingnya mengetahui Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari).
2.      Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bener Meriah sebagai sumbangan pemikiran dalam merencanakan kebijakan serta program utuk meningkatkan kesehatan dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) pada remaja putri.
3.      Bagi siswi sebagai masukan untuk lebih menjaga kesehatan khususnya pada Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari).

4.      Bagi Penulis sebagai bahan masukan dan menambah pengalaman dalam penerapan ilmu Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) serta metode penelitian ilmiah.


Selengkapnya..




0 komentar:

Post a Comment