|
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut angka WHO kanker payudara
merupakan penyakit kalangan menengah dan terutama menyerang kelompok-kelompok
sosial yang lebih kaya dan mempunyai kehidupan sosial, ekonomi yang lebih
tinggi, yaitu mereka yang dapat menikmati makanan yang bergizi tinggi (www.Frieslandfoods.com, 2006).
Kanker Payudara merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang penting, di Indonesia kanker payudara termasuk
tersering ditemukan pada wanita setelah kanker serviks. Insiden kanker payudara meningkat sesuai dengan
bertambahnya Usia 20 – 35 Tahun (www.Frieslandfoods.com, 2006).
|
Setiap orang yang
berhubungan dengan Kanker Payudara akan tahu bahwa beberapa faktor resiko
seperti orang tua, menstruasi terlalu dini, menupause terlambat dan sejarah
keluarga dengan kanker payudara. Penyakit ini boleh dikatakan tidak terdapat di
Negeri Cina, hanya 10.000 dari beberapa wanita di Cina wafat karena penyakit
ini, dibandingkan dengan persentase menakutkan bahwa 1 diantara 12 wanita di Inggris
meninggal dunia karena penyakit ini dan bahkan angka ini lebih mengerikan lagi
menjadi rata-rata diantara 10 wanita di sebagian besar Negara-Negara Barat. Hal
ini bukanlah karena Cina merupakan negeri yang bersifat pedesaan, dan tidak
banyak terkena populasi perkotaan, di daerah Hongkong yang padat persentase
meningkat menjadi 34 diantara 10.000 wanita, namun masih jauh sedikit dari pada
Barat.
Kanker
Payudara yang ditemukan pada stadium dini memiliki prognosis yang lebih baik.
Namun berdasarkan data di Rumah Sakit, kanker darmais, sekitar 50 % pasien datang
sudah dalam stadium IV. Hal ini tidak berbeda dengan apa yang biasa terjadi di
Negara yang sedang berkembang, dimana hanya sekitar 20 % kasus kanker payudara datang
dalam stadium dini. Sangat jauh dari angka 80 % pada stadium I dan II di negara
maju. Kanker payudara adalah salah satu neoplasma yang ganas, secara statistik,
resiko kanker payudara meningkat pada wanita nulipara, wanita dengan menarce
dini dan menupause lambat, dan pada mereka yang mengalami kehamilan pertamanya
setelah usia 30 tahun ( http://www. Asysyfausakti.
Co.cc,2008).
Jumlah penderita
kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim.
Penderitanya pun ada yang umur 18 tahun, padahal di Negara-Negara lain Eropa
atau Amerika misalnya, jumlah penderita kanker payudara tidak begitu banyak
dibanding dengan jumlah penderita kanker jenis lain. Hal ini disebabkan di
Negara-Negara tersebut kesadaran untuk melakukan deteksi dini sudah berkembang
baik. Kebanyakan kanker payudara ditemukan pada stadium awal, sehingga dapat
diobati dan disembuhkan, sedang di Negara Kita, kebanyakan kasus kanker ditemukan
pada stadium lanjut, ketika penyembuhan sudah sulit dilakukan, padahal
mendeteksi kanker payudara stadium dini sangat mudah, dan bisa dilakukan
sendiri di rumah, cukup beberapa menit, sebulan sekali, dengan melakukan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (Sadari). Memang, banyak wanita tidak ingin melakukan Sadari
karena bisa jadi bayangan menakutkan, tetapi, semakin sering para wanita
memeriksa payudara sendiri, akan semakin mengenalnya dan semakin mudah
menemukan sesuatu yang tidak beres. Bagaimanapun Sadari adalah bagian penting
dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi dari resiko kanker payudara (http://frirac-multiply.com, 2007).
Kasus baru
terus meningkat, usia juga semakin muda Banda Aceh. Dalam sepuluh tahun
terakhir, jumlah kasus baru meningkat hampir 12 % pertahun. Usia penderita semakin muda, semakin
banyak perempuan usia 20-an yang terkena,
bahkan di usia remaja. Peningkatan jumlah kasus baru didapat di RS.
Zainal Abidin Banda Aceh, antara 1995 hingga 2005 lalu, peningkatan jumlah
pasien memang konsisten yaitu 11.94 % per tahun pada 1995, di RS. Zainal Abidin
tercatat 111 pasien baru, tahun demi tahun jumlah kasus terus meningkat. Pada
2005 lalu tercatat 335 Pasien baru (http://www.kompas.com,2008).
Usia muda
juga bukan menjamin aman dari kanker payudara, dari ribuan pasien yang
terdaftar di RS. Zainal Abidin dalam sepuluh tahun terakhir. Range usianya
memang sangat luas, 20 hingga 87 tahun (http://www.kompas.com, 2008).
Di Kabupaten Aceh Tengah, Khususnya
di RSUD Datu Beru Takengon penderita penyakit kanker payudara tahun 2008 berjumlah
7 kasus. Kasus tersebut pada stadium awal ditemukan 4 kasus, pada stadium
lanjut ditemukan 3 kasus (Profil, Dinkes. Aceh Tengah, 2008).
Di Kabupaten Bener Meriah belum
pernah dilakukan penelitian tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari). Berdasarkan survey awal yang
dilakukan di SMA 1 Bandar Pondok Baru, dari 10 siswi 7 siswi tidak mengerti
tentang pemeriksaan payudara. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai tingkat pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
khususnya untuk siswi - siswi SMA 1 Bandar Pondok Baru.
Penulis menjadikan SMA 1 Bandar sebagai objek penelitian karena bahwasanya di
SMA ini belum pernah dilakukan penelitian yang menjurus pada Kesehatan
khususnya mengenai pemeriksaan payudara sendiri, akan tetapi hanya ada dalam
bentuk bidang pendidikan.
B. MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan bagaimana gambaran yang sudah di uraikan diatas adalah maka dapat
dirumuskan permasalahan tentang pengetahuan siswi-siswi pada pemeriksaan
payudara sendiri pada siswi-siswi 1 Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2009.
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswi tentang pemeriksaan
payudara sendiri pada siswi-siswi SMA 1 Bandar Kabupaten Bener Meriah tahun
2009.
2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui bagaimana
gambaran tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 1 Bandar tentang pengertian pemeriksaan
payudara sendiri.
b.
Untuk mengetahui bagaimana
gambaran tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 1 Bandar tentang manfaat pemeriksaan
payudara sendiri.
c.
Untuk mengetahui bagaimana
gambaran tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 1 Bandar tentang cara pemeriksaan
payudara sendiri.
D. MANFAAT PENULISAN
1.
Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten
Bener Meriah dapat menjadi masukan, khususnya dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan dan pengetahuan siswi tentang pentingnya mengetahui Pemeriksaan
Payudara Sendiri (Sadari).
2.
Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten
Bener Meriah sebagai sumbangan pemikiran dalam merencanakan kebijakan serta
program utuk meningkatkan kesehatan dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)
pada remaja putri.
3.
Bagi siswi sebagai masukan
untuk lebih menjaga kesehatan khususnya pada Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Sadari).
4.
Bagi Penulis sebagai bahan
masukan dan menambah pengalaman dalam penerapan ilmu Pemeriksaan Payudara
Sendiri (Sadari) serta metode penelitian ilmiah.
0 komentar:
Post a Comment