BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Visi Indonesia
sehat merupakan pandangan Indonesia dalam mencapai derajat kesehatan bagi
semua. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering terjadi perubahan
tetapi pada visi 2010 diharapkan pencapaian Indonesia sehat bagi semua pada
tahun 2010 tercapai karena itu di butuhkan berbagai strategi dan misi. Strategi
yang ada visi Indonesia sehat diantaranya pemahaman tentang paradigma sehat.(
Depkes, 2004)
Salah satu upaya untuk pengembangan
pelayanan kesehatan dilakukan di Puskesmas didasarkan pada misi didirikannya
Puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan (Centre for health development) diwilayah kerja tertentu. Upaya
pengembangan dapat dilaksanakan melalui perluasan jangkauan wilayah sesuai
dengan tingkat kemajuan kemajuan transportasi, peningkatan mutu pelayanan dan
ketrampilan staf, peningkatan rujukan, peningkatan manajemen organisasi, dan
peningkatan peran serta masyarakat (Muninjaya, 1999).
|
Untuk meningkatkan
produktivitas para tenaga kerja dalam suatu organisasi harus ada sistem
manajemen yang memadai dalam rangka mengatur setiap proses kerja dan memotivasi
para karyawan, seperti pemberian pelatihan dan pengembangan bagi para karyawan.
Hal ini perlu dilakukan untuk perbaikan kualitas, sikap, pengetahuan, ketrampilan
wawasan dan disiplin yang berdaya guna dan berhasil guna pada diri setiap
karyawan sehingga mampu menyelesaikan dan menganalisa setiap pekerjaan maupun
tugas-tugas yang dibebankan (Siagian,2004).
Jumlah penduduk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun
2006 ± 4.368.875 jiwa. Mengingat jumlah penduduk yang terus bertambah dan banyaknya
perbedaan aktifitas masyarakat maka semakin rentan pula masyarakat diserang
oleh berbagai jenis penyakit. Untuk itu, dibutuhkan pelayanan yang optimal dari
tenaga kesehatan. Pelayanan yang optimal dapat terwujud apabila tenaga
kesehatan dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagaimana yang
diharapkan.
Dalam meningkatkan pemberiaan pelayanan kerja kepada
masyarakat, maka pihak puskesmas Puskesmas Jeumpa Kecamatan Jeumpa harus
melakukan upaya-upaya yang mengarah kepada peningkatan mutu kerja tersebut,
serta peningkatan kedisiplinan kerja seperti tenaga medis dan tenaga perawat
yang siap melayani masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Upaya
tersebut diantaranya dengan memberikan pembinaan kedisiplinan kerja tenaga
kesehatan, pelatihan dan pengembangan serta kondisi kerja yang memuaskan,
disamping itu, perlu membangkitkan semangat kerja individu (tenaga kesehatan
perorangan) sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap
kelancaran kerja dilingkungan pukesmas Puskesmas Jeumpa Kecamatan Jeumpa .
Kedisiplinan kerja tenaga kesehatan merupakan tolak ukur
yang menunjukkan gambaran keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan yang hendak di capai. Maka perlu
peran aktif pemimpin dalam melakukan kontrol terhadap kinerja tenaga kesehatan
dalam melaksanakan tugasnya agar meningkatnya kedisiplinan kerja, baik dari
pengembangan tenaga kesehatan, pelatihan maupun pemberiaan sanksi-sanksi jika
ada tenaga kesehatan yang melanggar peraturan kerja.
Berdasarkan hasil hasil inspeksi mendadak ke sejumlah instansi di lingkungan pemerintahan
di Jakarta, 80 persen dari 3.000 pegawai masuk
kerja. Sisanya, 20 persen jarang masuk atau sedang melakukan
dinas di luar. PNS yang tidak hadir ini dan
mangkir atau tidak hadir dengan ketidakjelasan keterangan
di hari efektif kerja akan sanksi. Pemberian sanksi kepada PNS yang mangkir kerja disesuaikan
dengan jenis pelanggaran yang dilakukan, mulai dari pemberian teguran lisan
maupun tulisan atau pernyataan tidak puas dari pimpinan unit atau kepala dinas
untuk PNS yang tidak hadir lebih dari satu hari. Pemberian sanksi, bisa
diberikan langsung oleh pimpinan unit atau kepala dinas. Hal ini sesuai dengan
PP Nomor 30 tahun 1980 tentang disiplin kerja PNS. Sidak ini hanya dilakukan
pada hari pertama masuk kerja PNS pada jam kerja PNS sejak pukul 08.00 WIB sampai dengan
16.00 WIB (Purwanti, 2006).
Tingkat kedisiplinan petugas kesehatan
di Puskesmas di Provinsi NAD terlihat rendah berdasarkan beberapa penelitian
terlihat disiplin kerja petugas yang disiplin sebanyak tidak disiplin (59,4%)
petugas di Puskesmas Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar tahun 2007 (Hera, 2007).
Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Jeumpa Kecamatan
Jeumpa tahun 2008 Jumlah tenaga kesehatan adalah 129 orang dengan berbagai
tingkat pendidikan dan disiplin ilmu kesehatan, yang terdiri dari 85 orang PNS termasuk 1 orang kepala puskesmas, 11 orang PTT dan 32
orang tenaga bakti. Puskesmas Jeumpa meliputi wilayah kerja sebanyak 42 desa
yaitu Desa Alue, Desa Blang Rheum, Paloh Panyang, Seunebok Lhong, Geulumpang
Payong, Blang Seunong, Cot Leusong, Batee Timoh, Lipah Rayeuk, Cot Geurundong,
Beurawang, Geudong Tampue, Cot Keutapang, Cot Tarom Baroh, Cot Tarom Timu,
Blang Cot Teunong, Blang Cot Baroh, Seulembah, Lipah Cut, Blang Blahdeh, Mon
Jambe, Blang Dalam, Kuala Jeumpa, Cot Gadong, Cot Bada,Teupok Tunong, Abeuk
Usong, Abeuk Tingkem, Blang Mee, Blang Seupeung, Blang Gandai, Cot Iboh Cot
Ulim, Pulo Lawang, Paloh Seulimeng, Teupok Baroh, lue Limeng, Sarah Sirong, Mon
Mane, Cot Iboh Timu, Kota Meligo dan Cot Mego .
Berdasarkan hasil observasi awal yang
penulis lakukan di puskesmas Puskesmas Jeumpa Kecamatan Jeumpa diketahui bahwa permasalahan yang terjadi
masih kurangnya kedisiplinan kerja tenaga kesehatan, terlihat dari persentase
kehadiran bedasarkan rekapitulasi absensi bulan Januari – Mei yaitu setiap
petugas rata – rata 74% kehadiran perbulanya, bahkan ada yang hanya 25%
kehadiran dalam 1 bulan. Hal ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor seperti jarak dimana ada petugas yang
tempat tinggalnya jauh sehingga terlambat sampai ke Puskesmas. Keterbatasan fasilitas
puskesmas seperti ada seperti peralatan
gigi, alat – alat pemeriksaan laboraturium dan pemeriksaan sanitasi lingkungan sehingga
ada petugas yang malas masuk karena tidak bisa bekerja tidak tersedia fasilitas
yang dan karena tak ada kerjaan maka mereka malas masuk, dan supervisi atasan
yang jarang menegur bahkan kadangkala atasan tidak tahu karena sering terlambat juga, serta situasi dan
kondisi kerja yang tidak nyaman dan letak yamg dekat pasar sehingga kerap
petugas berbelanja pada waktu dinas.
Berdasarkan permasalahan
tersebut penulis tertarik untuk mengetahui : “Tinjauan faktor- faktor yang berhubungan
dengan kedisiplinan tenaga kesehatan di puskesmas Puskesmas Jeumpa Kecamatan
Jeumpa Kabupaten Aceh Utara tahun 2008”.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya adalah, “Bagaimana tingkat kedisiplinan tenaga kesehatan
terhadap peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat puskesmas Puskesmas
Jeumpa Kecamatan Jeumpa Tahun 2008”.
1.3.
Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat keterbatasan tenaga dan dana maka ruang
lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada jarak tempuh petugas kesehatan,
supervisi atasan dan situasi dan kondisi dalam usaha meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di puskesmas
Puskesmas Jeumpa Kecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh Utara
0 komentar:
Post a Comment