INFORMASI PENTING

Saturday, March 15, 2014

Penelitian Kesehatan : TINJAUAN SANITASI DASAR


Pembangunan dibidang Kesehatan semakin luas dan kompleks perlu ditingkatkan dengan memantapkan dan mengembangkan Sistem Kesehatan Nasional, karena masalah lingkungan hidup sudah sejak lama menjadi isu Internasional dan sangat membutuhkan perhatian umat manusia di dunia maka lingkungan hidup perlu dikelola untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang, guna menunjang terlaksananya pembangunan yang berlanjut dan berwawasan lingkungan hidup (UU RI No. 23 Tahun 1997).
Tujuan pembangunan Kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan Nasional yang diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan dilakukan dengan memberi prioritas pada peningkatan kesehatan masyarakat dan keluarga serta pencegahan penyakit, disamping upaya pemulihan kesehatan. Sehubungan dengan itu, perlu dikembangkan Sistem Kesehatan Nasional yang terpadu yang dapat mendorong pastisipasi masyarakat (SKN, 1995).
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan  kesehatan yaitu agar tercapainya sehat bagi setiap penduduk, maka perlu adanya peningkatan upaya kesehatan yang harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dan dilaksanakan bersama-sama pemerintah dengan masyarakat (Depkes RI : 1998)  
Masalah kesehatan masyarakat adalah yang sangat besar dan kongkrit maka pemecahannya haruslah secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau peraktiknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit (Prepentif), meningkatkan kesehatan (Promotif), dan kuratif, maupun pemulihan (Rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat misalnya : pembersihan lingkungan, penyediaan air bersih, pengawasan makanan, perbaikan gizi, penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat, cara pembuangan tinja, pengelolaan sampah dan air limbah, pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, pemberantasan sarang nyamuk, lalat, kecoa, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007)
Pondok pesantren merupakan salah satu tempat atau wadah pendidikan agama Islam yang mendidik manusia agar menjadi insan yang bertakwa, ber akhlak mulia, sehat dan memiliki keterampilan, di Indonesia peranan pesantren sangat strategis dalam mendukung kemajuan dunia pendidikan sebab tidak sedikit alumni dari santri-santri pesantren ini mampu menjadi pemimpin di dalam semua instansi pemerintahan dan mampu bersaing dengan alumni sekolah-sekolah biasa.
Pondok pesantren telah berdiri sejak berkembangnya Agama Islam yang disiarakan oleh bangsa Arab dan Persia yang lokasinya tersebar diseluruh wilayah Indonesia dengan jumlah tidak kurang dari 40.000, namun masalah pokok yang di hadapi sekarang sebagian besar (80 %) masih menghadapi persoalan air bersih dan rawan sanitasi lingkungan. Minimnya kamar mandi yang tidak sesuai dengan jumlah santri bahkan didaerah tertentu sungai menjadi tempat cuci dan buang hajat sehingga mencemari lingkungan seputar pesantren tersebut (Anonymous 1995)
Di Indonesia jumlah pesantren yang terdata mencapai 3.991 (24,9 %) yang terdiri dari pesantren salafiah 3.824 (23,9 %) dan Ashriah 8.200 (51,2%) dengan mengunakan sistem kombinasi sedangkan jumlah santri secara keseluruhan sebanyak 3.190.394 terdiri dari santri 1. 696.494 (53,2%) dan santriwan mencapai 1. 493.900 (46,8%) dan berdasarkan aktivitas belajar pokok pesantren 38,2 % hanya mengaji dan 61,8 % santri mengaji dan sekolah selain itu letak bangunan pesantren (80,2 %) strategis namun kontruksi bangunan (45,5 %) yang memenuhi standar, kondisi kamar (28,7 %) karena kebanyakan dalam 1 kamar di huni oleh beberapa santri, air bersih (35,3 %) kebanyakan santri mengunakan air Sungai dan air sumur, buruknya hal sanitasi dasar pada pesantren di karenakan oleh minimnya dana yang di sediakan oleh pemerintah pusat untuk pesantren  (Depag RI, 2006)
Nangroe Aceh Darussalam merupakan Provinsi yang bergelar Serambi MeKah dahulunya memiliki pesantren mencapai 1123 pesantren atau dayah tersebar di seluruh Kabupaten namun pasca Tsunami yang terjadi tahun 2004 yang tersisa hanya 600 pesantren yang masih aktif dan terdata sedang dan pemerintah Nangroe Aceh Darussalam memplot kan dana untuk pesantren untuk tahun 2007 mencapai 170 Milyar. Setelah adanya kucuran dana tersebut tingkat perbaikan sanitasi dasar pada pesantren sedikit meningkat ini terlihat meningkatnya kontruksi bangunan pasca Tsunami yakni dari (24,3%) menjadi (70,5 %) demikian juga dalam hal air bersih (53,2 %), jambanisasi baru mencapai (35,7%) karena tidak berimbangnya jumlah santri dengan jumlah kamar mandi selain itu masih banyaknya santri mengunakan sungai sebagai sarana mandi, cuci, dan kakus
Kabupaten Bener Meriah memiliki 15 pondok pesantren yang masih aktif dan memiliki permasalahan sanitasi pesantren yakni air bersih, jamban, SPAL, dan sampah karena masih jauh dari standar kesehatan.  2007 ketersediaan Sarana Air Bersih hanya (42 %),  dan jamban (40 %) SPAL  (30 %) dan penaganan sampah di bakar (60 %)
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada pondok pesantren Darussa’adah  Desa Bener Kelipah, Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah ditemukan beberapa masalah seperti saluran pembuangan air limbah (SPAL) kurang memenuhi persyaratan karena masih terbuka dan mengotori lingkungan seputar pesantren demikian juga tidak tersedianya tempat sampah yang memadai hanya ada 3 tempat sampah, yakni 1 memenuhi syarat karena terbuat dari bahan pelastik atau atom (ember) dan tertutup, 2 tidak memenuhi syarat karena terbuat dari kayu dan tidak tertutup, sehingga banyaknya sampah yang berserakan begitu juga dengan kamar mandi yang belum memenuhi standar dan tidak berimbangnya jumlah jamban dengan santri dimana mereka hanya memiliki 2 MCK 1 pria dan 1 wanita dengan jumlah jamban 4 pria dan 4 wanita mengingat hal tersebut diatas maka penulis berkeinginan untuk mengetahui secara jelas tentang sanitasi dipondok pesantren Darussa’adah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah

A.    Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagai mana tinjauan sanitasi di pondok pesantren Darussa’adah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah  tahun 2009.
C.  Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
      Untuk mendapatkan gambaran tentang sanitasi dasar pada pondok pesantren Darussa’adah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah  tahun 2009.
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui sarana air bersih pada pesantren  Darussa’adah Kecamatan Bandar kabupaten Bener Meriah 
b.      Untuk mengetahui sarana pembuangan kotoran manusia (Jamban) pada pesantren  Darussa’adah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah 
c.       Untuk mengetahui sistem pembuangan air limbah pada pesantren  Darussa’adah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah 
d.      Untuk mengetahui sistem pembuangan sampah pada pesantren  Darussa’adah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah 
D.    Manfaat Penelitian
1.      Pemerintah
Sebagai sumbangan informasi dan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan Bener Meriah dalam meningkatkan serta pemberdayaan terhadap sanitasi dasar pesantren
  1. Pesantren
Sebagai masukan bagi pengelola pesantren tentang pentingnya memperhatikan sanitasi dasar pada pesantren khususnya bagi kesehatan santri.
  1. Santri
Sebagai masukan bagi santri serta dapat meningkatkan pengetahuan terhadap perlakuan sanitasi dasar pada pesantren tersebut
4.  Institusi Pendidikan
      Sebagai bahan masukan serta pertimbangan untuk institusi pendidikan untuk lebih memperhatikan keadaan sanitasi dasar pada pesantren-pesantren di wilayah kerja institusi
  1. Peneliti

Sebagai sarana untuk melatih diri dalam proses berpikir ilmiah sebagai implementasi pengetahuan dan keterampilan selama pendidikan

Selengkapnya...




0 komentar:

Post a Comment