INFORMASI PENTING

Sunday, March 9, 2014

TEKNOLOGI INTERNET DAN PENGARUHNYA TERHADAP AKUNTANSI


Abstrak

Komputer merupakan salah satu hasil kemajuan teknologi yang berkembang sangat cepat. Kemajuan teknologi sebuah komputer yang terus mengalami perubahan, kini tidak lagi membuat manusia puas hanya dengan sebuah komputer yang dapat menjalankan program, atau mencetak dalam lembaran kertas. Tetapi, kehadiran komputer ini seolah membuat segalanya mungkin dilakukan. Tidak heran, jika saat ini dapat ditemukan bermacam hal yang dahulu harus dilakukan peralatan diluar komputer termasuk dalam hal berkomunikasi, pada saat ini semuanya telah masuk kedalam komputer. Berkomunikasi melalui komputer berkembang dengan sangat pesatnya yang kemudian melahirkan sebuah teknologi komunikasi yang bernama internet. Rijanto Tosin mendefinisikan internet : “Sebagai kumpulan komputer yang saling terhubung satu dengan yang lain melalui suatu jaringan yang bertingkat. Jika komputer kita terhubung ke internet berarti kita terhubung dengan jutaan pengguna komputer yang letaknya tersebar diseluruh penjuru dunia ini”.
Perkembangan tersebut membuka sebuah peluang bagi suatu industri yang baru. Ragam bisnis yang dijalankan melalui internet sudah sedemikian banyak  jenisnya, mulai dari banking, penjualan software dan hardware, bidang – bidang jasa, sampai penjualan barang – barang kerajinan tradisional semuanya ada di internet.
Kata Kunci: Teknologi, Internet dan Akuntansi


PENDAHULUAN

 

Konon, investasi dibidang ini mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda dibandingkan bisnis lainnya. Apakah hal tersebut adalah kenyataan ataukah hanya sebuah mitos ataupun pengharapan, tetapi yang jelas saat ini banyak individu - individu, perusahaan besar maupun perusahaan kecil berlomba – lomba untuk membuat website untuk menjalankan e-business. Hendy Kasim memberikan definisi e-business sebagai : “ Sebuah bisnis yang dijalankan dengan mekanisme hal – hal elektronis menjadi tumpuan utamanya. Hal – hal elektronis disini terdiri dari berbagai macam dan yang memainkan peranan paling penting dalam hal ini adalah internet.”   Ada yang berhasil, namun banyak pula yang akhirnya berguguran. Hendy Kasim menyatakan “ Kemampuan teknis yang hebat dalam membuat sebuah website tidak serta merta akan menjadikan Anda unggul dalam bisnis ini. Sebaliknya, intuisi bisnis yang tajam apabila tidak didukung oleh kemampuan teknis yang handal juga tidak akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sukses tidaknya bisnis didunia cyber (maya) ini.”
E – business memang menjanjikan banyak kemudahan dalam menjalankan bisnis. Kemudahan – kemudahan inilah yang menjadi nilai tambah dari bidang ini. Transaksi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Dalam bisnis melalui internet, manusia tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Bagi para penjual dan pemasar, e-business identik dengan efisiensi. Bagi para pelanggan, e-business sama artinya dengan praktis.
E – commerce telah menjadi kebutuhan strategis di dalam sebuah bisnis, tidak hanya di sektor swasta namun juga disektor publik, dan sekaligus menjadi faktor kunci dalam penghematan biaya dan persaingan, dalam menghadapi permintaan pelanggan yang tumbuh dengan cepat. Perkembangan e – commerce sangat pesat, dan agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang baru ini, para professional yang bergerak di bidang akuntansi pada saat ini harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan e – commerce, apakah ia berprofesi sebagai penasihat keuangan, penyedia jasa audit, ataupun sebagai konsultan bisnis.
Walaupun kegiatan bisnis melalui internet telah berkembang dengan sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, namun keamanan transaksi melalui internet masih menjadi masalah yang menyebabkan kekhawatiran dan keengganan para calon pelanggan untuk mengikuti bisnis ini. Setiap transaksi e-commerce dalam internet memiliki peluang untuk terkena intersepsi atau serangan berupa kecurangan yang mengakibatkan hilangnya uang atau informasi rahasia, pengguna sumber daya yang tidak diotorisasi, serta hilangnya kepercayaan pelanggan karena kerahasiaan transaksinya tidak terjamin. Walaupun sebagian besar dari masalah ini dapat diatasi dengan adanya pengendalian intern yang baik dalam sistem teknologi informasi perusahaan, transaksi e-commerce itu sendiri sifatnya sangat global, sehingga tindakan pencegahan yang tradisional (seperti yang terdapat dalam perusahaan yang tidak beroperasi dengan sistem e-commerce) tidak akan mampu mengatasinya.
Di dalam dunia dimana perkembangan teknologi internet yang sangat pesat dan membuat aktifitas bisnis terus berubah secara kontinu disertai perkembangan teknologi pendukungnya akan membawa pengaruh bagi dunia akuntansi. Banyak peluang – peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para professional di bidang akuntansi. Berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tersebut diatas maka akan disusun skripsi yang membahas tentang Teknologi Internet dan Pengaruhnya Di Bidang Akuntansi.
                Sesuai dengan uraian diatas, maka akan dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.       Bagaimana sistem  pencatatan akuntansi pada transaksi e – commerce terutama pada pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan dokumen – dokumen atau bukti pendukung yang digunakan dalam transaksi e – commerce.
2.       Bagaimana sistem pengawasan pada transaksi e – commerce.
                 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.       Untuk mempelajari teknologi Internet khususnya e – commerce

2.       Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem akuntansi pada transaksi e-commerce.


SElengkapnya....





Saturday, March 8, 2014

SAP AGAMA ISLAM (SATUAN ACARA PERKULIAHAN)


SATUAN ACARA PERKULIAHAN

AKADEMI KEBIDANAN MARIKENA

Dosen Agama Islam                           : drs.H.Mukmin Hsb, M.Ag
SKS                                                        : 2 SKS
Mata Kuliah                                        : Pendidikan Agama Islam



Minggu
ke

Pokok Bahasan

dan TIU

Sub Pokok Bahasan dan TIK

Teknik
Pembelajaran
Media Pembelajaran
Tugas

Ref



1.



TUHAN YANG MAHA ESA & KETUHANAN

TIU ;
Menjelaskan arti  Tuhan Yang Maha Esa Ketuhanan


Tuhan Yang Maha Esa & Ketuhanan :
a.     Keimanan & Implikasi Tauhid dalam Islam
b.    Ketaqwaan & Implikasinya dalam Kehidupan

TIK :
1. Mahasiswa/i dapat memahami arti keimanan
2. Mahasiswa/i dapat memahami arti ketaqwaan kepada Allah   SWT.

Kuliah/
Mimbar


Papan tulis atau
OHP


 

      1,2


2.


MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

TIU :
Menjelaskan Manusia dalam Perspektif Islam

Manusia Dalam Perspektif Islam :
a.     Hakekat & Martabat Manusia dalam Islam
b.    Kelebihan Manusia dan Makhluk Lainnya, Fungsi & Tanggung jawab Manusia dalam Islam

TIK :
1. Mahasiswa/i dapat mamahami hakekat & martabat manusia
2. Mahasiswa/i dapat memahami kelebihan manusia dengan makhluk lainnya dalam Islam


Kuliah/
Mimbar

Papan tulis atau
OHP




       1,2

3.


AGAMA ISLAM

TIU :
Menjelaskan pengertian Agama Islam secara menyeluruh


Agama Islam :
a.     Pengertian Agama Islam & Ruang Lingkup Ajarannya
b.    Klasifikasi Agama & Agama Islam
c.     Ruang Lingkup Ajaran Islam

TIK :
1. Mahasiswa/i dapat memahami arti dan pengertian Agama Islam
2. Mahasiswa/i dapat mengetahui klasifikasi dan ruang lingkup ajaran Islam


Kuliah/
Mimbar

Papan tulis atau
OHP


      1

Selengkapnya...



Thursday, March 6, 2014

PERILAKU MAHASISWA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK


LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan akuntansi mempunyai tugas untuk menghasilkan profesional – profesional di bidang akuntansi , seperti akuntan public , akuntan manajemen , akuntan pajak dan lainnya. Diantara bidang-bidang tersebut diatas , bidang akuntan public dipandang sebagai bidang yang menjanjikan prospek yang cerah sebagai pilihan karier seseorang yang menempuh studi di jurusan akuntansi. Karier ini juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan serta memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang bervariasi karena dapat ditugaskan di berbagai bagian pada berbagai perusahaan yang memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karenanya minat mahasiswa jurusan akuntansi untuk masuk profesi akuntan public cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya persaingan ketat dalam tes – tes penerimaan untuk menjadi akuntan di kantor akuntan public , khususnya yang termasuk bigfour.
 MC Hendrik (1996) dalam Andriati (2001) melakukan penelitian terhadap mahasiswa fresh graduate yang bekerja di kantor akuntan public yang termasuk dalam the big five menemukan bahwa 54% dari karyawan mereka yang baru lulus dari universitas dan mulai bekerja pada tahun pertama hingga 3 tahun bekerja mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan kemampuan dan ketrampilan teknis yang mereka peroleh dari bangku kuliah dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka di kantor akuntan public secara memuaskan.
 Polansky (1995) seperti dikutip oleh Shloemer dan Shlemer (1997) mensurvei 750 staf akuntan di KAP menemukan bahwa akuntan public bukan merupakan pilihan karier jangka panjang bagi sebagian besar staf KAP. Para staf akuntan KAP mempertimbangkan pilihan jalur karier lain setelah mereka merasa mendapatkan pengalaman yang cukup di KAP.
 Penelitian yang dilakukan oleh Felton, et al (1994) dalam Andriati (2001) terhadap mahasiswa akuntansi menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi dalam memilih karier dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu :
 Faktor Intrisik : faktor intrisik pekerjaan memiliki hubungan dengan kepuasan yang diterima oleh individu saat atau sesudah ia melakukan pekerjaan (job content). Faktor-faktor ini meliputi penghargaan , kesempatan mendapat promosi, tanggung jawab pekerjaan, tantangan intelektual, pelatihan, dsb ( Hinnch dan Mischind, 1967 ). Faktor intrisik pekerjaan dipisahkan pengertiannya dengan kompensasi financial.Faktor intrisik tidak terpisah dari sifat pekerjaan itu sendiri dan memberikan kepuasan secara langsung saat pekerjaan dilakukan

Selengkapnya...


ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI SEBELUM DAN PADA SAAT KRISIS


PENDAHULUAN

Sebelum melakukan investasi, investor harus menetapkan tujuan investasi dan besarnya dana yang diinvestasikan. Setiap keputusan investasi yang diambil memiliki resiko yang ditanggung investor, baik investasi dalam obligasi maupun saham (pembahasan selanjutnya akan menekankan pada saham karena sangat dominan dalam pasar modal). Saham dikenal dengan karakteristik high risk-high return, yang berarti saham memberikan peluang untuk memperoleh keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi resiko rugi yang tinggi. Fluktuasi harga saham mengakibatkan investor dapat menerima keuntungan maupun kerugian.
Pada keadaan pasar yang efisien, pada saat laporan keuangan dipublikasikan akan terjadi lonjakan transaksi saham perusahaan yang bersangkutan sebagai reaksi investor terhadap informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Penelitian yang dilakukan Ball dan Brown (1968) mengindikasikan bahwa terdapat banyak reaksi atau perubahan volume transaksi saham bersangkutan pada hari-hari sekitar penerbitan laporan keuangan, hal ini disebabkan terutama oleh earning expectation dari para investor.
Beberapa penelitian yang telah pernah dilakukan pada pasar modal Indonesia menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia tidak begitu efisien. Namun pada beberapa penelitian yang dilakukan sebelum krisis menunjukkan bahwa masih ada korelasi positif antara informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan dengan harga saham. Penelitian oleh Elyzabeth (1996) menghasilkan kesimpulan bahwa perubahan Dividen Yield dan Price Earning Ratio sebagai suatu kesatuan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham. Puspasari (1997) dalam penelitiannya juga memperoleh kesimpulan bahwa secara umum untuk tahun tahun yang diteliti yaitu 1992-1995 terdapat pengaruh walaupun tidak memiliki signifikansi yang tinggi dari besarnya Cash Dividen terhadap harga saham. Penelitian Vurwarin (1996) dengan menggunakan variable Deviden Yield dan Price Earning Ratio untuk meneliti kegunaan informasi pada laporan keuangan bagi pembuatan keputusan investasi menghasilkan kesimpulan untuk beberapa tahun yang diteliti menghasilkan kesimpulan bahwa Dividen Yield dan Price Earning Ratio masih menunjukkan pengaruh terhadap harga saham.
Krisis multidimensi yang terjadi di Indonesia telah memberi pengaruh pada semua bidang terutama bidang ekonomi. Krisis ini mungkin saja telah mengubah pandangan pengguna laporan keuangan terhadap informasi laporan keuangan. Hal ini dapat kita perhatikan pada saat krisis berbagai analisa pasar modal melalui berbagai media baik melalui acara wawancara pengamat pasar modal maupun berbagai sarana analisis pasar modal lainnya lebih banyak melakukan pembahasan pada hal-hal yang tidak terdapat dalam laporan...

Selengkapnya..


Hubungan status pekerjaan ibu bayi 0 – 2 bulan dengan pemberian imunisasi


BAB II
TINJAUAN TEORITIS


A.    Landasan Teori
1.      Konsep Dasar Imunisasi
a.      Pengertian Imunisasi
“Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan tubuh bayi dan anak terhadap penyakit tertentu, sedangkan vaksin adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan ke dalam bayi/anak yang disebut antigen“ (Depkes RI, 2006: 24).
“Imunisasi ialah tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak“ (Depkes RI, 2005: 2). Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. Tuhan menciptakan setiap makhluk hidup dengan kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar dirinya. Salah satu ancaman terhadap manusia adalah penyakit, terutama penyakit infeksi yang dibawa oleh berbagai macam mikroba seperti virus, bakteri, parasit dan jamur.
Tubuh mempunyai cara dan alat untuk mengatasi penyakit sampai batas tertentu. Beberapa penyakit seperti pilek, batuk dan cacar air dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Dalam hal ini dikatakan bahwa sistem pertahanan tubuh (sistem imun) orang tersebut cukup baik untuk mengatasi dan mengalahkan kuman-kuman penyakit tersebut. Tetapi bila kuman penyakit itu ganas, sistem pertahanan tubuh (terutama pada anak-anak atau orang dewasa dengan daya tahan tubuh lemah) tidak mampu mencegah kuman itu berkembang biak, sehingga dapat mengakibatkan penyakit berat yang membawa pada cacat atau kematian.
Kata imun berasal dari bahasa Latin (imunitasa) yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warga Negara dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit menular (Depkes RI, 2005: 17).

Sistem imun adalah suatu sistem yang terdiri dari sel – sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerjasama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya yang masuk kedalam tubuh. Kuman disebut antigen pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut antibodi. Pada umumnya reaksi pertama tubuh untuk membuat antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai “pengalaman“  tetapi pada reaksi kedua, ketiga dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentuka-pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang banyak, itulah sebabnya pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkenapun tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
Imunisasi ada dua macam yaitu yang aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri, contohnya adalah imunisasi polio dan campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi baru lahir diman bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak (Depkes RI, 2005: 16).

“Program imunisasi balita terdiri atas BCG (anti Tuberculosis), difteri (anti infeksi saluran pernafasan), pertusis (anti batuk rejan), tetanus, polio, campak dan hepatitis B“ (Depkes RI, 2000: 15).
b.      Pengertian Imunisasi BCG
Imunisasi BCG adalah vaksinasi hidup yang diberikan pada bayi untuk mencegah terjadinya penyakit TBC. BCG berasal dari strain bovinum Micobakcterium Tuberculosis oleh Calmette dan Guerin yang mengandung sebanyak 50.000 – 1000.000 partikel/ dosis.
Vaksin ini dikembangkan pada tahun 1950 dari bakteri M. tuberculosis yang hidup, karenanya bisa berkembang biak dalam tubuh dan diharapkan bisa mengindus antibodi seumur hidup. Selain itu, pemberian 2 atau 3 kali tidak berpengaruh sehingga vaksinasi BCG hanya diperlukan sekali seumur hidup (Depkes RI, 2005: 3).

1)      Cara pemberian dan dosis
a)      Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml).
b)      Dosis pemberian 0,05 sebanyak 1 kali.
c)      Disuntikkan secara intra kutan di daerah lengan kanan atas dengan menggunakan ADS 0,05 ml.
d)     Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.
Imunisasi BCG diberikan sekali sebelum anak berumur 2 bulan. Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan. Untuk bayi yang berumur kurang dari satu tahun diberikan sebanyak 0,05 ml dan untuk anak yang berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 ml (Depkes RI, 2005: 18).

Kulit tempat vaksinasi harus dibersihkan dengan eter atau aseton, tetapi tidak dengan antiseptic. Vaksin disuntikkan kedalam kulit tepat dibawah insersi deltoideus dengan lereng pendek 250, menimbulkan wheal sekitar 8 mm.
Kontra Indikasi bisa mengakibatkan adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti eksim, furunkulosis, mereka yang sedang menderita TBC dan sebagainya.
2)      Reaksi Pemberian Vaksin BCG
Reaksi yang timbul sesudah sekitar satu minggu mula-mula timbul suatu papula merah pada tempat suntikan dan ukurannya meningkat selama 2-3 minggu sekitar berdiameter 1 cm atau ke ulkus jinak yang sembuh dalam 6-12 minggu yang meninggal parut.  Reaksi yang mungkin terjadi pada pemberian imunisasi BCG yaitu reaksi lokal 1 sampai 2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustule (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut. Reaksi regional yaitu pembesaran kelenjar getah bening pada leher tanpa disertai nyeri tekan maupun demam yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan (Depkes RI, 2005: 19)

3)      Manfaat dan Jadwal Pemberian Imunisasi BCG
Tujuan dari pemberian imunisasi BCG terhadap anak balita 0-1 tahun adalah untuk mencegah penyakit TBC. Telah diketahui bahwa penyakit TBC mudah sekali menular, sedangkan pada masa bayi telah diketahui pula peka terhadap serangan penyakit, apalagi terhadap penyakit menular. Tentunya memberikan peluang yang sangat besar untuk terkena penyakit menular atau TBC kalau anak tersebut tidak diimunisasi BCG. Oleh karena itu, imunisasi BCG sangat baik diberikan pada saat bayi umur 0-7 hari. Keefektifan vaksin pada saat umur bayi 0-7 hari bisa mencapai 99% jika dibarengi cara penyuntikaannya juga tepat. Kesehatan anak di waktu kecil akan menentukan kesehatan dan kesejahteraan di waktu dewasa nantinya, misalnya TBC dapat menjadi TBC otak yang mengakibatkan anak menjadi bodoh dan cacat di waktu kecil yang pastinya pertumbuhan dan perkembangannya akan terganggu di masa dewasa nantinya. Selain itu kuman TBC juga dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti paru-paru, tulang, kelenjar getah bening, sendi, ginjal dan hati. Untuk itu pemberian imunisasi BCG secara dini sangatlah diperlukan. Sedangkan jadwal pemberian imunisasi imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada waktu bayi baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi yang paling baik sebaiknya dilakukan pada bayi sebelum usia 2 bulan.
4)      Komplikasi Pemberian Imunisasi BCG
Komplikasi yang mungkin timbul adalah pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan kerena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (penghisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat. Limfadenetis supurativa, terjadi jika penyuntikan terlalu dalam atau dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2 bulan.
2.      Konsep Status Pekerjaan Ibu
a.      Definisi Status Pekerjaan
Di kutip dari Vuuren, karya atau kerja adalah sepatah kata yang mengandung sekian arti berbeda, sebanyak manusia yang mengucapkannya. Biasanya kata “kerja” digunakan dalam arti digaji oleh seseorang untuk melaksanakan suatu tugas pada waktu dan tempat tertentu. Tetapi ada tugas – tugas tertentu yang tidak menghasilkan uang, dan biasanya tugas itu dianggap pekerjaan kaum wanita yaitu masak di rumah, menjahit di rumah, membersihkan rumah, berbelanja, mencuci dan menyetrika pakaian, mengurus anak – anak. (Muslimah, 2010: 18).

     Menurut Supriadi dan Guno (2000) yang dikutip dari definisi.net. kerja adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, kerja adalah  sesuatu yang dilakukan seseorang untuk melaksanakan suatu tugas pada waktu dan tempat tertentu, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu kegiatan. Tiga macam status pekerjaan yaitu berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain, berusaha dengan dibantu anggota rumah tangga/buruh tidak tetap, pekerja keluarga, sering dipakai sebagai proksi pekerja sektor informal. Sedangkan dua status pekerjaan yang lain, yaitu buruh/karyawan, berusaha dengan buruh tetap, dianggap sebagai proksi pekerja sektor formal (Nofita. 2010: Pekerjaan Formal dan Informal Online Journals).

b.      Jenis Pekerjaan Wanita
Terdapat tiga jenis pekerjaan wanita, yaitu jenis kerja ringan yang terdiri dari memasak untuk keluarga, menyapu lantai, mengetik/menulis, menjahit dengan tangan. Jenis kerja sedang yang terdiri dari mencuci pakaian dengan tangan, mengepel lantai, petugas medis, pegawai kantor dan guru. Jenis kerja berat terdiri dari mengasuh anak yang baru bisa berjalan, pengrajin, petani dan pedagang (Muslimah, 2010).

c.       Pembagian Waktu Kerja Ibu
Ibu yang bekerja di luar rumah mempunyai waktu kerja sama seperti dengan pekerjaan lainnya. Adapun waktu kerja bagi pekerja yaitu waktu siang dan malam hari.
1)      Waktu kerja siang hari:
a)      Tujuh jam dalam satu hari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 6 hari dalam 1 minggu.
b)      Delapan jam dalam satu hari dan 40 jam dalam satu minggu untuk 5 hari dalam 1 minggu.
2)      Waktu kerja malam hari:
a)      Enam jam satu hari dan 35 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu.

b)      Tujuh jam satu hari dan 35 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam satu minggu.
(Muslimah, 2010)






Ibu rumah tangga merupakan pekerjaan 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 30 hari sebulan dan 365 hari setahun. Sejak bangun perlu lebih pagi dari yang lain dan tidur paling malam daripada anggota keluarga yang lain adalah kondisi yang berlangsung hampir di tiap keluarga (Ibrabowo. 2007. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Online Journals).

d.      Dampak Wanita yang Bekerja Terhadap Keluarga
Tidak jarang ibu – ibu yang bekerja diliputi rasa kekhawatiran atau rasa bersalah bahwa karena mereka bekerja, anak – anak mereka akan kurang mendapatkan perhatian.

Dikutip dari Wolfman, kaum wanita di rumah, telah mengetahui bahwa masyarakat mengharapkan mereka menjadi isteri dan ibu. Peran umum ini dipertahankan oleh banyak orang yang berumur lebih tua dan berpengaruh teguh pada tradisi yang mempertahankan bahwa menjadi isteri dan ibu yang baik membutuhkan seluruh tenaga seorang wanita. Namun para wanita yang memburu karier, baik yang masih lajang maupun yang telah kawin secara nyata harus mengindahkan baik tugas – tugas di rumah maupun hubungan – hubungan pribadi. Dikutip dari Barnhouse, sukses wanita yang memutuskan untuk bekerja di luar atau mengurus rumah tangga bergantung pada dua hal. Pertama, ia harus baik mengenal dirinya untuk merasa yakin apa yang diinginkannya, tanpa merasa bersalah atas pilihan itu. Untuk itu dibutuhkan keberanian besar, apalagi kalau keputusannya bertentangan dengan adat kebisaaan masyarakatnya. Kedua, keputusannya harus diterima oleh suaminya (Muslimah, 2010: 23-24).


Selengkapnya...



Wednesday, March 5, 2014

STRATEGIC COST MANAGEMENT SUATU PERSPEKTIF PERKEMBANGAN AKUNTANSI MANAJEMEN



1. Pendahuluan
Dalam perspektif perkembangan akuntansi manajemen, secara tidak lansung teknologi informasi juga turt memicu berkembannya konsep dan teknik baru, sperti strategic cost management. Dikatakan sebagai pemicu tidak langsung, karena dengan berkembangnya yang sedemikian pesat menjadikan persaingan bisnispun menjadi ketat. Ini mendaorong pencarian konsep, strategi dan teknik baru diberbagai bidan bisnis termasuk akuntansi manajemen, dengan maksud agar mampu mempertahankan hidup organisasi bisnisnya dan sekaligus memenangkan persaingan. Buktid ari sinyalemen tersebut adalah sibuknya sejumlah akademisi dan praktisi di Amerika untuk mempelajari, memahami dan mengadopsi ataupun mengembankan strategi bisnis yang dilakukan oleh berbagai organisasi bisnis Jepang
Akuntansi manajemen sebagai alat untuk mengelola organisasi bisnisnya, perkembanannya selalu menyertai perkembangan keorganisasian dan manaajemen itu sendiri. Secara historis akuntansi manajemen didasari oleh akuntansi pabrikasi, penganggaran dan akuntansi biaya sehingga sampai pertengahan tahun 1960 an metode – metode ini dikonsolodasi  dan diwarnai oleh gambaran teknis dari ilmu manajemen, ilmu informasi, dan ilmu keorganisasian untuk akhirnya terbentuk sebagaimana sekarang (Birkett 1995).

Teknologi Informasi, Keunggulan Kompetetif dan Perubahan Strategi Bisnis
Informasi merupakan alat bagi manajemen untuk secara efesien dan efektif mencapai tujugannya, sehingga dalam era sekarang ini peran penting teknologi informasi telah diakui sedemikian rupa. Tofler mengungkapkan tentang dominasi teknologi informasi dalam gelombang ketiga ini, dengan menyebutnya sebagai era informasi. Jonathan Newcomb, presiden dan CEO dari Simon & Schuster, mengakui tentang bagaimana teknologi informasi merubah bisnisnya dan memastikan bahwa organisasinya menggunakan teknologi secara efektif (HBR September- Oktober 1995). Sedangkan Bob L. Martin, presiden dan CEO Wal – Mart Stores International Division dalam media yang sama juga mengemukakan bahwa teknologi telah menjadi pervasive dalam bisnis, teknologi telah merubah cara kerja perusahaan.
Selanjutnya perkembangan yang terjadi adalah bahwa perubahan peran teknologi informasi yang mula – mula berperan sebagai alat efesiensi menjadi enabler bagi perusahaan dalam meraih keunggulan kompetetif ini telah memunculkan istilah baru: strategic information system atau bahkan information as competitive weapons              ( Indriantoro 1996). Walaupun teknologi informasi merupakan driver dalam mencapai keunggulan dalam


Selengkapnya...


PERSEPSI PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN, AUDITOR DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP EXPECTATION GAP


PENDAHULUAN
Keberadaan dan peran profesi akuntan publik mengalami peningkatan sesuai dengan perkembangan bisnis dan perubahan global. Keberadaan dan peran akuntan publik yang cukup strategis tersebut dikuatkan dan diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Beberapa peraturan yang berlaku seperti UU Perseroan Terbatas, UU Pasar Modal, UU BUMN, UU Partai Politik, UU Pemilu, UU Capres dan lainnya menyebutkan bahwa laporan keuangan harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) serta wajib diperiksa oleh Akuntan Publik.
Namun demikian seiring dengan meningkatnya kompetisi dan perubahan global, profesi akuntan pada saat ini dan masa mendatang menghadapi tantangan yang semakin berat. Banyak kasus-kasus tuntutan  terhadap auditor yang sampai ke meja hijau. Kalaupun tidak sampai ke pengadilan, maka masyarakat memberi penilaian terhadap auditor, bahwa auditor tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak dapat diharapkan untuk membatu publik. Kasus-kasus tersebut telah banyak terjadi diluar negeri dan semakin banyak terjadi di Indonesia. Contoh kasus ini adalah pelanggaran yang melanda perbankan di Indonesia pada tahun 2002-an. Banyak bank-bank dinyatakan sehata tanpa syarat oleh akuntan publik ternyata sebagian besar bank itu kondisinya tidak sehat. Disisi lain banyak kasus yang membutuhkan penyelesaian dengan meminta jasa para akuntan publik. Hal ini menunjukkan keberdaan auditor masih diakui dan diperlukan. Epstein dan Geiger (1994) menyatakan bahwa investor dan pemakai laporan keuangan memang mengakui manfaat audit dalam pelaporan keuangan.
Kondisi tersebut di atas merupakan fenomena expectation gap yaitu adanya kesenjangan harapan antara publik dan auditor sendiri terhadap peran dan tanggung jawab auditor (Humphrey, 1997). Peran dan tanggung jawab auditor, sebenarnya telah diatur dalam standar professional akuntan publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atau Statement on Auditing Standards (SAS) yang dikeluarkan oleh Auditing Standards Board (ASB). Standard tersebut dalam pelaksanaanya sering menimbulkan expectation gap.
Guy dan Sullivan (1988) menyebutkan adanya perbedaan harapan publik dengan auditor dalam hal : (1) deteksi kecurangan dan tindakan illegal, (2) perbaikan keefektifan audit, (3) komunikasi yang lebih intensif dengan publik dan komite audit. Dalam hal ini publik beranggapan bahwa auditor harus dapat memberikan jaminan kecurangan dan tindakan illegal harus dapat ditemukan dengan jaminan tersebut. Di lain pihak audito tidak dapat memberikan absolut assurance tersebut, auditor hanya dapat memberikan reasonable assurance saja, dan inilah yang belum dimengerti oleh publik (Epstein & Geiger dalam Gramling, Schatzberg, & Wallace, 1996).
Gramling, Schatzberg, & Wallace, (1996) meneliti peran pengajaran auditing untuk mengurangi expectation gap. Ia memberikan enam isu expectation gap yang dalam penelitian itu yaitu peran dan tanggung jawab auditor terhadap : (1) auditor dan proses audit, (2) peran auditor terhadap klien audit dan laporan keuangan audit, (3) kepada siapa auditor harus bertanggung jawab, (4) aturan atas firma-firma  akuntan publik, (5) atribut kinerja auditing, (6) kasus-kasus khusus (illegal act).
Berapa topik penelititan expectation gap dalam isu berbeda yang dilakukan di Indonesia masih sangat terbatas. Nadirsyah (1993) telah meneliti persepsi pemakai informasi akuntansi, akuntan dan masyarakat umum terhadap isu independensi akuntan publik. Hasil penelitiannya menunjukkan pemakai informasi akuntansi, akuntan dan masyarakat umum tidak mempersepsikan akuntan pbulik indpenden, dimana ketidak independenannya berbeda bagi tiap kelompok responden. Erlina (1993) meneliti persepsi akuntan publik dan pemakai laporan terhadap laporan akuntan di pasar modal Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan pemakai laporan pembuatan keputusan ekonomi. Yeni (2000) meneliti persepsi mahasiswa, auditor dan pemakai laporan keuangan terhadap peran dan tanggung jawab auditor dalam isu seperti yang dikembangkan Guy & Sullivan (1988) yang meliputi tanggung jawab  terhadap fraud, mempertahankan independensi, pengkomuniksian hasil audit, tanggung jawab illegal act klien, dan memperbaiki keefektifan audit. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya perbedaan persepsi yang signifikan di antara masing-masing kelompok dalam semua isu kecuali pengkomunikasian hasil audit.
Masih terbatasnya penelitian tentang expectation gap di Indonesia tersebut, dalam penelitian ini peneliti ingin menguji kembali persepsi pemakai  laporan keuangan, auditor, dan mahasiswa akuntansi terhadap expectation gap di Indonesia. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya dalam obyek dan lingkup penelitian. Penelitian ini memperluas obyek penelitian dalam isu expectation gap  seperti dikembangkan Guy & Sullivan (1988) dan Gramling Schatzberg, & Wallace (1996), berbeda dengan peneliian-penelitan sebelumnya (Yeni, 2000) yang hanya menggunakan isu expectation gap  dari penelitian Guy & Sullivan (1988) sebagai obyek penelitian. Selain obyek penelitian yang berbeda, peneliti juga memperluas area survei untuk responden dari kelompok mahasiswa, dan pemakai laporan keuangan diperluas tidak hanya investor di bursa efek tetapi juga meliputi survei dan obyek penelitian yang berbeda

Selengkapnya...


KUMPULAN SAP DAN GBPP MANAJEMEN

Ketik email anda di kolom komentar di bawah dan saya akan mengirimkan SAP dan GBPP nya segera...


Proposal Pelatihan SAP dan GBPP

Adakalanya ketika anda sedang menyusun dokumen akreditasi dokumen dokumen yang berkaitan dengan SAP dan GBPP sangatlah penting. Bagi asesor adalah penting jika perguruan tinggi tersebut memiliki dokumen dokumen yang membuktikan bahwa perguruan tinggi tersebut melakukan pelatihan pembuatan SAP dan GBPP bagi para dosen...

Jadi disini saya akan membagikan salah satu proposal pelatihan SAP dan GBPP dari salah satu PTS di Sumatera Utara.

Cuplikannya sbb :

I.            LANDASAN PEMIKIRAN
 



Pendidikan adalah sesuatu yang diyakini merupakan salah satu upaya untuk mengangkat taraf hidup masyarakat,  dalam kitab- kitab suci  agama-agama manapun seperti Al-quran sendiri menyatakan “Allah SWT akan mengangkat satu derejat lebih tinggi  bagi mereka yang memiliki pengetahuan.” Ayat tersebut mengisyaratkan salah satu solusi untuk mengangkat taraf hidup manusia, apa lagi di saat-saat Republik ini mengalami keterpurukan di semua aspek kehidupan termasuk didalamnya keterpurukan  dalam bidang ekonomi.
Sementara itu sisi lain perkembangan dunia yang makin cepat menghendaki penguasaan teknologi dan informasi yang cepat dan professional. Pada saat ini , era globalisasi , dimana batas-batas negara terabaikan, persaingan akan menjadi tajam , dan hanya mereka yang siap, mempunyai sikap profesional dengan bekal yang memadai,  saja akan hidup dalam masa mendatang. Untuk itu perlu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapinya,
Peranan ilmu pengetahuan dan perguruan tinggai sangat diharapkan dalam mengatasi masalah tersebut, Anderson (1986 menyatakan “ hanya melalui pendidikan dapat dicapai kemajuan teknologi dan ekonomi seperti peningkatan taraf hidup, karena  telah dimilikinya  sejumlah orang-orang yang terlatih dengan baik”, dari pernyataan  tersebut dapat disimpulkan  pentingnya diberikan pendidikan keterampilan  (Life Skill) seseorang akan dapat bertahan dalam menjalankan kehidupanya.
Menurut Harbison (1973) salah satu hal yang ditemukan di negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia dalam menetapkan orientasi pendidikannya adalah proporsi pendidikan akademik/ umum lebih besar dari pendidikan kejuruan (vocational education) yang berakibat  tamatan pendidikan tidak siap untuk memeasuki pasar kerja. Sedangkan dalam pendidikan kejuruan persoalan yang mendasar masih ditemukanya  bahan ajar yang dirancang tidak relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Dalam kaitan tersebut menurut Kartasasmita (1996) “penyelengaraan pendidikan  harus adaftif terhadap tuntutan dunia yang cepat berubah, yang diarahkan membentuk keterampilan intelektual, disiplin serta etos kerja”. Penyesuaan program perlu dilakukan menjawab kebutuhan masyarakat, melakukan analisis program pendidikan yang terlaksana perlu dilakukan dengan rasio kebutuhan. Merekonstruksi  pendidikan formal membutuhkan waktu yang panjang sementara kebutuhan penyediaan program jangka pendek perlu segera dilakukan  maka upaya yang dapat dilakukan adalah menggalakkan pola pendidikan terencana dan terarah.

Untuk menjawab tantangan tersebut Pembantu Ketua STIE IBBI meluncurkan beberapa program kerja diantara lain:

1.    Pelatihan Pembuatan SAP (Satuan Acara Perkuliahan) dan GBPP (Garis Garis Besar Program Pengajaran)
2.    Pelatihan Bimbingan Akademik (PA)
3.    Peluncuran Jurnal Bina Akuntansi IBBI dan Manajemen Bisnis
4.    Pelatihan Metodelogi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah Bagi Dosen-dosen STIE IBBI

 


Dengan Tujuan Mewujutkan Misi IBBI Sebagai Penyelenggara pendidikan dan Penelitian yang mendukung pembangunan Nasional, Pengabdian Kepada Masyarakat yang selaras dengan falsafah perguruan tinggi, membina kehidupan Akademik yang sehat serta mengembangkan dan “Melestarikan Temuan” ilmu pengetahuan, Teknologi dan Humaniora, dengan mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya yang telah ada. Dengan uraian perperogram sebagai berikut:


Selengkapnya