INFORMASI PENTING

Showing posts with label Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Show all posts
Showing posts with label Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Show all posts
Sunday, March 9, 2014

TEKNOLOGI INTERNET DAN PENGARUHNYA TERHADAP AKUNTANSI


Abstrak

Komputer merupakan salah satu hasil kemajuan teknologi yang berkembang sangat cepat. Kemajuan teknologi sebuah komputer yang terus mengalami perubahan, kini tidak lagi membuat manusia puas hanya dengan sebuah komputer yang dapat menjalankan program, atau mencetak dalam lembaran kertas. Tetapi, kehadiran komputer ini seolah membuat segalanya mungkin dilakukan. Tidak heran, jika saat ini dapat ditemukan bermacam hal yang dahulu harus dilakukan peralatan diluar komputer termasuk dalam hal berkomunikasi, pada saat ini semuanya telah masuk kedalam komputer. Berkomunikasi melalui komputer berkembang dengan sangat pesatnya yang kemudian melahirkan sebuah teknologi komunikasi yang bernama internet. Rijanto Tosin mendefinisikan internet : “Sebagai kumpulan komputer yang saling terhubung satu dengan yang lain melalui suatu jaringan yang bertingkat. Jika komputer kita terhubung ke internet berarti kita terhubung dengan jutaan pengguna komputer yang letaknya tersebar diseluruh penjuru dunia ini”.
Perkembangan tersebut membuka sebuah peluang bagi suatu industri yang baru. Ragam bisnis yang dijalankan melalui internet sudah sedemikian banyak  jenisnya, mulai dari banking, penjualan software dan hardware, bidang – bidang jasa, sampai penjualan barang – barang kerajinan tradisional semuanya ada di internet.
Kata Kunci: Teknologi, Internet dan Akuntansi


PENDAHULUAN

 

Konon, investasi dibidang ini mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda dibandingkan bisnis lainnya. Apakah hal tersebut adalah kenyataan ataukah hanya sebuah mitos ataupun pengharapan, tetapi yang jelas saat ini banyak individu - individu, perusahaan besar maupun perusahaan kecil berlomba – lomba untuk membuat website untuk menjalankan e-business. Hendy Kasim memberikan definisi e-business sebagai : “ Sebuah bisnis yang dijalankan dengan mekanisme hal – hal elektronis menjadi tumpuan utamanya. Hal – hal elektronis disini terdiri dari berbagai macam dan yang memainkan peranan paling penting dalam hal ini adalah internet.”   Ada yang berhasil, namun banyak pula yang akhirnya berguguran. Hendy Kasim menyatakan “ Kemampuan teknis yang hebat dalam membuat sebuah website tidak serta merta akan menjadikan Anda unggul dalam bisnis ini. Sebaliknya, intuisi bisnis yang tajam apabila tidak didukung oleh kemampuan teknis yang handal juga tidak akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap sukses tidaknya bisnis didunia cyber (maya) ini.”
E – business memang menjanjikan banyak kemudahan dalam menjalankan bisnis. Kemudahan – kemudahan inilah yang menjadi nilai tambah dari bidang ini. Transaksi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Dalam bisnis melalui internet, manusia tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Bagi para penjual dan pemasar, e-business identik dengan efisiensi. Bagi para pelanggan, e-business sama artinya dengan praktis.
E – commerce telah menjadi kebutuhan strategis di dalam sebuah bisnis, tidak hanya di sektor swasta namun juga disektor publik, dan sekaligus menjadi faktor kunci dalam penghematan biaya dan persaingan, dalam menghadapi permintaan pelanggan yang tumbuh dengan cepat. Perkembangan e – commerce sangat pesat, dan agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang baru ini, para professional yang bergerak di bidang akuntansi pada saat ini harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan e – commerce, apakah ia berprofesi sebagai penasihat keuangan, penyedia jasa audit, ataupun sebagai konsultan bisnis.
Walaupun kegiatan bisnis melalui internet telah berkembang dengan sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, namun keamanan transaksi melalui internet masih menjadi masalah yang menyebabkan kekhawatiran dan keengganan para calon pelanggan untuk mengikuti bisnis ini. Setiap transaksi e-commerce dalam internet memiliki peluang untuk terkena intersepsi atau serangan berupa kecurangan yang mengakibatkan hilangnya uang atau informasi rahasia, pengguna sumber daya yang tidak diotorisasi, serta hilangnya kepercayaan pelanggan karena kerahasiaan transaksinya tidak terjamin. Walaupun sebagian besar dari masalah ini dapat diatasi dengan adanya pengendalian intern yang baik dalam sistem teknologi informasi perusahaan, transaksi e-commerce itu sendiri sifatnya sangat global, sehingga tindakan pencegahan yang tradisional (seperti yang terdapat dalam perusahaan yang tidak beroperasi dengan sistem e-commerce) tidak akan mampu mengatasinya.
Di dalam dunia dimana perkembangan teknologi internet yang sangat pesat dan membuat aktifitas bisnis terus berubah secara kontinu disertai perkembangan teknologi pendukungnya akan membawa pengaruh bagi dunia akuntansi. Banyak peluang – peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para professional di bidang akuntansi. Berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tersebut diatas maka akan disusun skripsi yang membahas tentang Teknologi Internet dan Pengaruhnya Di Bidang Akuntansi.
                Sesuai dengan uraian diatas, maka akan dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.       Bagaimana sistem  pencatatan akuntansi pada transaksi e – commerce terutama pada pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan dokumen – dokumen atau bukti pendukung yang digunakan dalam transaksi e – commerce.
2.       Bagaimana sistem pengawasan pada transaksi e – commerce.
                 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.       Untuk mempelajari teknologi Internet khususnya e – commerce

2.       Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem akuntansi pada transaksi e-commerce.


SElengkapnya....





Thursday, March 6, 2014

PERILAKU MAHASISWA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK


LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan akuntansi mempunyai tugas untuk menghasilkan profesional – profesional di bidang akuntansi , seperti akuntan public , akuntan manajemen , akuntan pajak dan lainnya. Diantara bidang-bidang tersebut diatas , bidang akuntan public dipandang sebagai bidang yang menjanjikan prospek yang cerah sebagai pilihan karier seseorang yang menempuh studi di jurusan akuntansi. Karier ini juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan serta memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang bervariasi karena dapat ditugaskan di berbagai bagian pada berbagai perusahaan yang memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karenanya minat mahasiswa jurusan akuntansi untuk masuk profesi akuntan public cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya persaingan ketat dalam tes – tes penerimaan untuk menjadi akuntan di kantor akuntan public , khususnya yang termasuk bigfour.
 MC Hendrik (1996) dalam Andriati (2001) melakukan penelitian terhadap mahasiswa fresh graduate yang bekerja di kantor akuntan public yang termasuk dalam the big five menemukan bahwa 54% dari karyawan mereka yang baru lulus dari universitas dan mulai bekerja pada tahun pertama hingga 3 tahun bekerja mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan kemampuan dan ketrampilan teknis yang mereka peroleh dari bangku kuliah dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka di kantor akuntan public secara memuaskan.
 Polansky (1995) seperti dikutip oleh Shloemer dan Shlemer (1997) mensurvei 750 staf akuntan di KAP menemukan bahwa akuntan public bukan merupakan pilihan karier jangka panjang bagi sebagian besar staf KAP. Para staf akuntan KAP mempertimbangkan pilihan jalur karier lain setelah mereka merasa mendapatkan pengalaman yang cukup di KAP.
 Penelitian yang dilakukan oleh Felton, et al (1994) dalam Andriati (2001) terhadap mahasiswa akuntansi menyatakan bahwa mahasiswa akuntansi dalam memilih karier dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu :
 Faktor Intrisik : faktor intrisik pekerjaan memiliki hubungan dengan kepuasan yang diterima oleh individu saat atau sesudah ia melakukan pekerjaan (job content). Faktor-faktor ini meliputi penghargaan , kesempatan mendapat promosi, tanggung jawab pekerjaan, tantangan intelektual, pelatihan, dsb ( Hinnch dan Mischind, 1967 ). Faktor intrisik pekerjaan dipisahkan pengertiannya dengan kompensasi financial.Faktor intrisik tidak terpisah dari sifat pekerjaan itu sendiri dan memberikan kepuasan secara langsung saat pekerjaan dilakukan

Selengkapnya...


ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI SEBELUM DAN PADA SAAT KRISIS


PENDAHULUAN

Sebelum melakukan investasi, investor harus menetapkan tujuan investasi dan besarnya dana yang diinvestasikan. Setiap keputusan investasi yang diambil memiliki resiko yang ditanggung investor, baik investasi dalam obligasi maupun saham (pembahasan selanjutnya akan menekankan pada saham karena sangat dominan dalam pasar modal). Saham dikenal dengan karakteristik high risk-high return, yang berarti saham memberikan peluang untuk memperoleh keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi resiko rugi yang tinggi. Fluktuasi harga saham mengakibatkan investor dapat menerima keuntungan maupun kerugian.
Pada keadaan pasar yang efisien, pada saat laporan keuangan dipublikasikan akan terjadi lonjakan transaksi saham perusahaan yang bersangkutan sebagai reaksi investor terhadap informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Penelitian yang dilakukan Ball dan Brown (1968) mengindikasikan bahwa terdapat banyak reaksi atau perubahan volume transaksi saham bersangkutan pada hari-hari sekitar penerbitan laporan keuangan, hal ini disebabkan terutama oleh earning expectation dari para investor.
Beberapa penelitian yang telah pernah dilakukan pada pasar modal Indonesia menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia tidak begitu efisien. Namun pada beberapa penelitian yang dilakukan sebelum krisis menunjukkan bahwa masih ada korelasi positif antara informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan dengan harga saham. Penelitian oleh Elyzabeth (1996) menghasilkan kesimpulan bahwa perubahan Dividen Yield dan Price Earning Ratio sebagai suatu kesatuan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham. Puspasari (1997) dalam penelitiannya juga memperoleh kesimpulan bahwa secara umum untuk tahun tahun yang diteliti yaitu 1992-1995 terdapat pengaruh walaupun tidak memiliki signifikansi yang tinggi dari besarnya Cash Dividen terhadap harga saham. Penelitian Vurwarin (1996) dengan menggunakan variable Deviden Yield dan Price Earning Ratio untuk meneliti kegunaan informasi pada laporan keuangan bagi pembuatan keputusan investasi menghasilkan kesimpulan untuk beberapa tahun yang diteliti menghasilkan kesimpulan bahwa Dividen Yield dan Price Earning Ratio masih menunjukkan pengaruh terhadap harga saham.
Krisis multidimensi yang terjadi di Indonesia telah memberi pengaruh pada semua bidang terutama bidang ekonomi. Krisis ini mungkin saja telah mengubah pandangan pengguna laporan keuangan terhadap informasi laporan keuangan. Hal ini dapat kita perhatikan pada saat krisis berbagai analisa pasar modal melalui berbagai media baik melalui acara wawancara pengamat pasar modal maupun berbagai sarana analisis pasar modal lainnya lebih banyak melakukan pembahasan pada hal-hal yang tidak terdapat dalam laporan...

Selengkapnya..


Wednesday, March 5, 2014

STRATEGIC COST MANAGEMENT SUATU PERSPEKTIF PERKEMBANGAN AKUNTANSI MANAJEMEN



1. Pendahuluan
Dalam perspektif perkembangan akuntansi manajemen, secara tidak lansung teknologi informasi juga turt memicu berkembannya konsep dan teknik baru, sperti strategic cost management. Dikatakan sebagai pemicu tidak langsung, karena dengan berkembangnya yang sedemikian pesat menjadikan persaingan bisnispun menjadi ketat. Ini mendaorong pencarian konsep, strategi dan teknik baru diberbagai bidan bisnis termasuk akuntansi manajemen, dengan maksud agar mampu mempertahankan hidup organisasi bisnisnya dan sekaligus memenangkan persaingan. Buktid ari sinyalemen tersebut adalah sibuknya sejumlah akademisi dan praktisi di Amerika untuk mempelajari, memahami dan mengadopsi ataupun mengembankan strategi bisnis yang dilakukan oleh berbagai organisasi bisnis Jepang
Akuntansi manajemen sebagai alat untuk mengelola organisasi bisnisnya, perkembanannya selalu menyertai perkembangan keorganisasian dan manaajemen itu sendiri. Secara historis akuntansi manajemen didasari oleh akuntansi pabrikasi, penganggaran dan akuntansi biaya sehingga sampai pertengahan tahun 1960 an metode – metode ini dikonsolodasi  dan diwarnai oleh gambaran teknis dari ilmu manajemen, ilmu informasi, dan ilmu keorganisasian untuk akhirnya terbentuk sebagaimana sekarang (Birkett 1995).

Teknologi Informasi, Keunggulan Kompetetif dan Perubahan Strategi Bisnis
Informasi merupakan alat bagi manajemen untuk secara efesien dan efektif mencapai tujugannya, sehingga dalam era sekarang ini peran penting teknologi informasi telah diakui sedemikian rupa. Tofler mengungkapkan tentang dominasi teknologi informasi dalam gelombang ketiga ini, dengan menyebutnya sebagai era informasi. Jonathan Newcomb, presiden dan CEO dari Simon & Schuster, mengakui tentang bagaimana teknologi informasi merubah bisnisnya dan memastikan bahwa organisasinya menggunakan teknologi secara efektif (HBR September- Oktober 1995). Sedangkan Bob L. Martin, presiden dan CEO Wal – Mart Stores International Division dalam media yang sama juga mengemukakan bahwa teknologi telah menjadi pervasive dalam bisnis, teknologi telah merubah cara kerja perusahaan.
Selanjutnya perkembangan yang terjadi adalah bahwa perubahan peran teknologi informasi yang mula – mula berperan sebagai alat efesiensi menjadi enabler bagi perusahaan dalam meraih keunggulan kompetetif ini telah memunculkan istilah baru: strategic information system atau bahkan information as competitive weapons              ( Indriantoro 1996). Walaupun teknologi informasi merupakan driver dalam mencapai keunggulan dalam


Selengkapnya...


PERSEPSI PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN, AUDITOR DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP EXPECTATION GAP


PENDAHULUAN
Keberadaan dan peran profesi akuntan publik mengalami peningkatan sesuai dengan perkembangan bisnis dan perubahan global. Keberadaan dan peran akuntan publik yang cukup strategis tersebut dikuatkan dan diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Beberapa peraturan yang berlaku seperti UU Perseroan Terbatas, UU Pasar Modal, UU BUMN, UU Partai Politik, UU Pemilu, UU Capres dan lainnya menyebutkan bahwa laporan keuangan harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) serta wajib diperiksa oleh Akuntan Publik.
Namun demikian seiring dengan meningkatnya kompetisi dan perubahan global, profesi akuntan pada saat ini dan masa mendatang menghadapi tantangan yang semakin berat. Banyak kasus-kasus tuntutan  terhadap auditor yang sampai ke meja hijau. Kalaupun tidak sampai ke pengadilan, maka masyarakat memberi penilaian terhadap auditor, bahwa auditor tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak dapat diharapkan untuk membatu publik. Kasus-kasus tersebut telah banyak terjadi diluar negeri dan semakin banyak terjadi di Indonesia. Contoh kasus ini adalah pelanggaran yang melanda perbankan di Indonesia pada tahun 2002-an. Banyak bank-bank dinyatakan sehata tanpa syarat oleh akuntan publik ternyata sebagian besar bank itu kondisinya tidak sehat. Disisi lain banyak kasus yang membutuhkan penyelesaian dengan meminta jasa para akuntan publik. Hal ini menunjukkan keberdaan auditor masih diakui dan diperlukan. Epstein dan Geiger (1994) menyatakan bahwa investor dan pemakai laporan keuangan memang mengakui manfaat audit dalam pelaporan keuangan.
Kondisi tersebut di atas merupakan fenomena expectation gap yaitu adanya kesenjangan harapan antara publik dan auditor sendiri terhadap peran dan tanggung jawab auditor (Humphrey, 1997). Peran dan tanggung jawab auditor, sebenarnya telah diatur dalam standar professional akuntan publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atau Statement on Auditing Standards (SAS) yang dikeluarkan oleh Auditing Standards Board (ASB). Standard tersebut dalam pelaksanaanya sering menimbulkan expectation gap.
Guy dan Sullivan (1988) menyebutkan adanya perbedaan harapan publik dengan auditor dalam hal : (1) deteksi kecurangan dan tindakan illegal, (2) perbaikan keefektifan audit, (3) komunikasi yang lebih intensif dengan publik dan komite audit. Dalam hal ini publik beranggapan bahwa auditor harus dapat memberikan jaminan kecurangan dan tindakan illegal harus dapat ditemukan dengan jaminan tersebut. Di lain pihak audito tidak dapat memberikan absolut assurance tersebut, auditor hanya dapat memberikan reasonable assurance saja, dan inilah yang belum dimengerti oleh publik (Epstein & Geiger dalam Gramling, Schatzberg, & Wallace, 1996).
Gramling, Schatzberg, & Wallace, (1996) meneliti peran pengajaran auditing untuk mengurangi expectation gap. Ia memberikan enam isu expectation gap yang dalam penelitian itu yaitu peran dan tanggung jawab auditor terhadap : (1) auditor dan proses audit, (2) peran auditor terhadap klien audit dan laporan keuangan audit, (3) kepada siapa auditor harus bertanggung jawab, (4) aturan atas firma-firma  akuntan publik, (5) atribut kinerja auditing, (6) kasus-kasus khusus (illegal act).
Berapa topik penelititan expectation gap dalam isu berbeda yang dilakukan di Indonesia masih sangat terbatas. Nadirsyah (1993) telah meneliti persepsi pemakai informasi akuntansi, akuntan dan masyarakat umum terhadap isu independensi akuntan publik. Hasil penelitiannya menunjukkan pemakai informasi akuntansi, akuntan dan masyarakat umum tidak mempersepsikan akuntan pbulik indpenden, dimana ketidak independenannya berbeda bagi tiap kelompok responden. Erlina (1993) meneliti persepsi akuntan publik dan pemakai laporan terhadap laporan akuntan di pasar modal Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan pemakai laporan pembuatan keputusan ekonomi. Yeni (2000) meneliti persepsi mahasiswa, auditor dan pemakai laporan keuangan terhadap peran dan tanggung jawab auditor dalam isu seperti yang dikembangkan Guy & Sullivan (1988) yang meliputi tanggung jawab  terhadap fraud, mempertahankan independensi, pengkomuniksian hasil audit, tanggung jawab illegal act klien, dan memperbaiki keefektifan audit. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya perbedaan persepsi yang signifikan di antara masing-masing kelompok dalam semua isu kecuali pengkomunikasian hasil audit.
Masih terbatasnya penelitian tentang expectation gap di Indonesia tersebut, dalam penelitian ini peneliti ingin menguji kembali persepsi pemakai  laporan keuangan, auditor, dan mahasiswa akuntansi terhadap expectation gap di Indonesia. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya dalam obyek dan lingkup penelitian. Penelitian ini memperluas obyek penelitian dalam isu expectation gap  seperti dikembangkan Guy & Sullivan (1988) dan Gramling Schatzberg, & Wallace (1996), berbeda dengan peneliian-penelitan sebelumnya (Yeni, 2000) yang hanya menggunakan isu expectation gap  dari penelitian Guy & Sullivan (1988) sebagai obyek penelitian. Selain obyek penelitian yang berbeda, peneliti juga memperluas area survei untuk responden dari kelompok mahasiswa, dan pemakai laporan keuangan diperluas tidak hanya investor di bursa efek tetapi juga meliputi survei dan obyek penelitian yang berbeda

Selengkapnya...