INFORMASI PENTING

Wednesday, April 9, 2014

CONTOH BORANG MANAJEMEN INFORMATIKA DIPLOMA 3

Info ...
Borang artinya sama dengan Form dalam bahasa Inggris....

Pembaca Setia, kami memberikan contoh Borang Akreditasi Perguruan Tinggi tingkat Diploma 3 . Borang ini milik salah satu kampus AMIK yang baru saja mendapat nilai B untuk Program Studi Manajemen Informatika. Kami sengaja tidak mempublikasikan nama Perguruan Tinggi tersebut dan nama dosennya.

Ingat !!!
Borang ini hanya sebagai referensi....

BORANG 3A...
Cuplikannya...

STANDAR 1.  VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN


1.1    Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian

Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.
Visi, Misi, tujuan dan sasaran Program Studi  Manajemen Informatika (PSMI) disusun dengan mengacu pada Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran AMIK ________ sebagaimana tercantum di dalam Statuta AMIK ________ Tahun 2012 - 2017.
Penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran pada Program Studi Manajemen Informatika dilakukan melalui tahapan-tahapan  yang melibatkan segenap  pemangku kepentingan Internal seperti dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa; maupun eksternal seperti alumni dan pengguna lulusan.

Visi Program Studi :
                     
 Program Studi Manajemen Informatika mempunyai visi sebagai berikut:

        “ Menjadi program studi manajemen informatika terdepan sebagai penyedia insan pembelajar yang The best BRAIN, best BEAUTY, and best BEHAVIOUR melalui pemahaman, dan penguasaan  teknologi informasi”

Misi Program Studi :

Program Studi Manajemen Informatika mempunyai misi sebagai berikut:
a.    Menyelenggarakan pendidikan profesional dibidang teknologi dan informasi, melalui tiga  elemen dasar perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
b.    Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c.    Menghasilkan lulusan yang mampu menerapkan dan menyebarluaskan kemampuan dan keterampilannya untuk kemaslahatan manusia.

 
 





















Tujuan Program Studi :
Pendidikan di Program Studi Manajemen Informatika dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Menghasikan tenaga akademik dan profesional yang cakap dan mandiri, berdaya saing tinggi, beriman, dan bertaqwa  kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, sehat jasmani dan rohani, serta berwawasan budaya yang luas dalam kehidupan  sebagai pribadi, warga masyarakat dan negara
b.  Memiliki skill yang kompeten dalam teori dan praktek dibidang ilmu Manajemen Informasi sehingga dapat merancang dan membuat sistem informasi dalam pengolahan database.
c.  Menghasilkan lulusan yang menguasai prinsip-prinsip keilmuan dari manajemen informatika dan keterampilan khususnya dalam perancangan perangkat lunak (pemrograman)
d.  Menghasilkan pemikir dan temuan-temuan penelitian  yang berkualitas untuk pengembangan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk menjawab serta memandirikan Program Studi Manajemen Informatika AMIK ________.  


Sasaran dan Strategi Pencapaiannya

Sasaran Program Studi Manajemen Informatika  merunjuk dan relevan dengan misi dan tujuan yaitu:  
a.  Menggunakan kurikulum berstandar nasional, mahasiswa dengan nilai IPK tinggi, masa studi tepat waktu, dan alumni dengan masa tunggu untuk kerja  yang singkat.
b.  Penelitian dosen dipublikasikan secara internasional atau terdaftar dalam badan paten nasional.
c.  Menggunakan hasil-hasil penelitian dosen/mahasiswa untuk pengabdian pada masyarakat.
d.  Bekerjasama dengan berbagai pihak di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian maupun pendanaan



Strategi untuk mencapai hal tersebut di atas dilakukan dengan cara:

a.  Mengimplementasikan Sistem Penjaminan Mutu yang meliputi aspek akademik dan non akademik
b.  Meningkatkan status akreditasi program studi dari BAN-PT
c.  Peningkatan sumber daya manusia dengan mendorong dosen yang berpendidikan S1 melanjut ke S2.
d.  Meningkatkan wawasan dan kualitas kegiatan dosen melalui keikutsertaan dosen dalam seminar, lokakarya dan pelatihan tiap Tahun.
e.  Meningkatkan wawasan dan kualitas mahasiswa melalui kegiatan pelatihan, seminar, kuliah umum dan sebagainya.
f.   Menambah dan mengganti sarana dan prasarana, termasuk di dalamnya perangkat lunak dan keras teknologi informasi.
g.  Melakukan evaluasi kepuasan dosen, mahasiswa dan pengguna lulusan  Program Studi Manajemen Informatika.
                                 

1.2    Sosialisasi
        Uraikan upaya penyebaran/sosialisasi visi, misi dan tujuan program studi serta pemahaman sivitas akademika (dosen dan mahasiswa) dan tenaga kependidikan.
Dalam mensosialisasikan Visi, misi dan tujuan  program studi manajemen informatika     tersebut kepada civitas akademika dan tenaga kependidikan diupayakan melalui :
  1. Membuat pertemuan rutin antara dosen dan mahasiswa melalui pertemuan  dosen wali mahasiswa
  2. Membagikan brosur/leaflet yang secara cuma-cuma ke tiap civitas akademika dan tenaga kependikan.
3.   Menempelkan visi, misi dan tujuan di mading di setiap lantai pada lokasi kampus
  1. Mempublikasikan melalui web site kampus www.________.ac.id, facebook:  www.facebook.com/________, twitter: twitter@________
5.    Mempublikasikan melalui Running Teks

 




STANDAR 2.   TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN, DAN PENJAMINAN MUTU


2.1  Sistem Tata Pamong

Sistem tata pamong berjalan secara efektif melalui mekanisme yang disepakati bersama, serta dapat memelihara dan mengakomodasi semua unsur, fungsi, dan peran dalam program studi. Tata pamong didukung dengan budaya organisasi yang dicerminkan dengan tegaknya aturan, etika dosen, etika mahasiswa, etika karyawan, sistem penghargaan dan sanksi serta pedoman dan prosedur pelayanan (administrasi, perpustakaan, laboratorium, dan studio). Sistem tata pamong (input, proses, output dan outcome serta lingkungan eksternal yang menjamin terlaksananya tata pamong yang baik) harus diformulasikan, disosialisasikan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi dengan peraturan dan prosedur yang jelas.

Uraikan secara ringkas sistem dan pelaksanaan tata pamong di program studi untuk membangun sistem tata pamong yang kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil.

Statuta Akademi Manajemen Informatika Komputer (AMIK) ________ adalah aturan dasar yang dipakai sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan untuk merencanakan, mengembangkan pengelolaan dan menyelenggarakan kegiatan fungsional dengan mengingat ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Mekanisme Kegiatan Program Studi:
1.     Setiap kebijakan dan peraturan yang diterapkan harus berdasarkan mekanisme yang berlaku, baik kebijakan Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi
2.    Tata cara dan administrasi akademik harus melalui setiap komponen sesuai dengan kebutuhan
3.    Seluruh kegiatan eksternal diluar harus diketahui oleh Ketua Program Studi dan disetujui oleh Direktur
4.    Jika terdapat kesalahan atau kekurangan maka harus dilakukan pertemuan dengan staf untuk mencari solusi dan untuk mengatasi
5.    Data dan Informasi yang menyangkut penilaian harus transparan dan berdasarkan fakta yang ada
6.    Membuat sistem informasi manajemen akademik berbasis komputer untuk  memudahkan pelayanan akademik dan pengambilan keputusan
Tatapamong di Program Studi Manajemen Informatika dilaksanakan dengan :
a. Perencanaan
Perencanaan dan pengembangan Program Studi Manajemen Informatika dilakukan melalui kegiatan tahapan empat tahun akademik yang disajikan dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) Akademi Manajemen Informatika Komputer (AMIK) ________. Pengembangan ini terdiri dari beberapa komponen diantaranya yang utama adalah pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan  pengembangan sumberdaya manusia, dengan meningkatkan sarana dan prasarana, kemahasiswaan, alumni, serta organisasi dan manajemen program studi itu sendiri. Perencanaan dan pengembangan ini kemudian dijabarkan kedalam rencana tahunan program kerja Program studi. Tentunya perencanaan dan pengembangan ini diarahkan pada pencapaian visi, misi, sasaran dan tujuan Program Studi yang melibatkan seluruh civitas akademika yang ada dalam Program Studi yaitu tenaga pendidik dan kependidikan, mahasiswa, tenaga penunjang dan alumni.

b.  Pengorganisasian
Organisasi Program Studi Manajemen Informatika disusun untuk melakukan pembagian tugas dan wewenangnya dalam melakukan sistem kerja yang harmonis bagi pejabat struktural, agar pengelolaan Program Studi dapat berjalan sesuai mekanisme yang telah ditetapkan dengan melibatkan seluruh unsur yang ada, sehingga dalam organisasi tersebut bukan hanya merupakan pembagian tugas semata, akan tetapi bersama-sama melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Susunan organisasi Program Studi Manajemen Informatika sebagaimana terlihat pada gambar 1 di bawah ini :









Gambar 1 : Struktur Organisasi Program Studi Manajemen Informatika:

Sistem tata pamong berjalan secara efektif melalui mekanisme yang disepakati bersama  serta dapat memelihara dan mengakomodasi semua unsur, fungsi, dan peran dalam program studi. Tata pamong didukung dengan budaya organisasi yang dicerminkan dengan ada dan tegaknya aturan, tatacara pemilihan pimpinan, etika dosen, etika mahasiswa, etika tenaga kependidikan, sistem penghargaan dan sanksi serta pedoman dan prosedur pelayanan (administrasi, perpustakaan, laboratorium, dan studio). Sistem tata pamong (input, proses, output dan outcome serta lingkungan eksternal yang menjamin terlaksananya tata pamong yang baik) harus diformulasikan, disosialisasikan, dilaksanakan,  dipantau dan dievaluasi den


2.2   Kepemimpinan

Kepemimpinan efektif mengarahkan dan mempengaruhi perilaku semua unsur dalam program studi, mengikuti nilai, norma, etika, dan budaya organisasi yang disepakati bersama, serta mampu membuat keputusan yang tepat dan cepat.
Kepemimpinan mampu memprediksi masa depan, merumuskan dan mengartikulasi visi yang realistik, kredibel, serta mengkomunikasikan visi ke depan, yang menekankan pada keharmonisan hubungan manusia dan mampu menstimulasi secara intelektual dan arif bagi anggota untuk mewujudkan visi organisasi, serta mampu memberikan arahan, tujuan, peran, dan tugas kepada seluruh unsur dalam perguruan tinggi. Dalam menjalankan fungsi kepemimpinan dikenal kepemimpinan operasional, kepemimpinan organisasi, dan kepemimpinan publik. Kepemimpinan operasional berkaitan dengan kemampuan menjabarkan visi, misi ke dalam kegiatan operasional program studi. Kepemimpinan organisasi berkaitan dengan pemahaman tata kerja antar unit dalam organisasi perguruan tinggi. Kepimimpinan publik berkaitan dengan kemampuan menjalin kerjasama dan menjadi rujukan bagi publik.


Jelaskan pola kepemimpinan dalam program studi, mencakup informasi tentang kepemimpinan operasional, kepemimpinan organisasi, dan kepemimpinan publik.

Pola kepemimpinan yang dilakukan:
1.    Kepemimpinan pada Program Studi Manajemen Informatika AMIK ________ menggunakan proses regenerasi yang demokratis. Ketua Program studi dipilih langsung oleh Rapat Anggota Program Studi Manajemen Informatika. Rapat program studi  merupakan kekuasaan tertinggi dalam Program Studi Manajemen Informatika AMIK ________. Setiap urusan program studi yang strategis  dibicarakan dalam rapat program studi rutin, yang diadakan setiap hari Sabtu. Untuk setiap kegiatan penunjang insidental yang bukan struktural jabatan, dibentuk tim atau panitia dalam rapat  bulanan.
2.    Kepemimpinan efektif mengarahkan dan mempengaruhi perilaku semua unsur dalam program studi, mengikuti nilai, norma, etika, dan budaya organisasi yang disepakati bersama, serta mampu membuat keputusan yang tepat dan cepat.
3.    Kepemimpinan mampu memprediksi masa depan, merumuskan dan mengartikulasi visi yang realistik, kredibel, serta mengkomunikasikan visi ke depan, yang menekankan pada keharmonisan hubungan manusia dan mampu menstimulasi secara intelektual dan arif bagi anggota untuk mewujudkan visi organisasi, serta mampu memberikan arahan, tujuan, peran, dan tugas kepada seluruh unsur dalam perguruan tinggi. Dalam menjalankan fungsi kepemimpinan dikenal kepemimpinan operasional, kepemimpinan organisasi, dan kepemimpinan publik. Kepemimpinan operasional berkaitan dengan kemampuan menjabarkan visi, misi ke dalam kegiatan operasional program studi.  Kepemimpinan organisasi berkaitan dengan pemahaman tata kerja antar unit dalam organisasi perguruan tinggi. Kepemimpinan publik berkaitan dengan kemampuan menjalin kerjasama dan menjadi rujukan bagi publik.

Maka, kepemimpinan :
1.    Mengedepankan pelayanan akademik bagi mahasiswa dan dosen
2.    Arif dan bijaksana dalam mengambil tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi
3.    Menjadi contoh dan teladan bagi staf lainnya khususnya dalam pelayanan
4.    Bersikap tegas bagi bawahan jika terjadi penyimpangan
5.    Harus mengikuti peraturan yang berlaku dan menghormati setiap kebijakan dari yayasan dan manajemen.
6.    Cepat dan tanggap dalam melakukan perbaikan maupun peningkatan pelayanan
7.    Memiliki inovasi untuk memikirkan masa depan program studi
8.    Bersifat terbuka bagi seluruh fungsi yang ada di Program studi
9.    Membudayakan sifat yang ramah dan mudah senyum


LIHAT DALAM VERSI MS. WORD....| BUKA


Monday, April 7, 2014

CONTOH KERJASAMA PERPUSTAKAAN AKPER DAN UNIVERSITAS


PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
                                                                    PERPUSTAKAAN
AKADEMI KEPERAWATAN ___________
   Nomor :         /______/X/2011

           DENGAN

    PERPUSTAKAN UNIVERSITAS _______________
Nomor : 17/________/P/X/2011


Pada hari ini Kamis tanggal Tigas belas bulan Oktober tahun dua ribu Sebelas , kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama                           : _______________________
Jabatan                        : Direktur Akademi Keperawatan ___________
Alamat                                    : Jln. __________________________


Bertindak selaku dan atas nama  Akademi Keperawatan _______________ untuk selanjutnya disebut sebagai : PIHAK PERTAMA.

Nama               :  _________________________
Jabatan            :  Lektor Kepala _______________
Alamat                        : Jl. ________________________________________
  _______________

Bertindak selaku dan atas nama Universitas _______________  untuk selanjutnya disebut sebagai : PIHAK KEDUA.

Bersepakat untuk menjalin kerjasama dalam hal kebebasan pengaksesan informasi dan sarana Perpustakaan untuk dan pengembangan Akademi Kedua Belah Pihak.



PASAL 1
Penyediaan Tenaga

Akademi Keperawatan ___________ dan Universitas _______________ keduanya adalah instansi yang dapat menambah pengetahuan dan Referensi Mahasiswa mengenai Daftar Pustaka yang sudah terintegrasi dengan system informasi secara online.


PASAL 2
Pendayagunaan

Akademi Keperawatan ___________ dan Universitas _______________ meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa Kedua Belah Pihak melalui Kebebasan akses Perpustakaan masing-masing Akademi.



PASAL 3

Hal-hal yang belum diatur yang menyangkut teknis pelaksanaan perjanjian kerjasama ini akan diatur lebih lanjut oleh pejabat yang ditunjuk masing-masing pihak.

PASAL 4


Perjanjian kerja sama ini berlaku sejak ditanda tangani oleh kedua belah pihak untuk jangka waktu tiga tahun dan dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak.

LIHAT DALAM VERSI WORD DISINI ::::: TAMPILKAN


Friday, April 4, 2014

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER LEHER RAHIM


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang.  

      Selama masa produktif sebagian wanita mengalami proses reproduksi dengan alami dan normal yaitu mengalami siklus haid yang teratur setiap bulan dan tidak mengalami keluhan yang berarti pada sistim atau organ yang berhubungan dengan sistim reproduksi. Namun, kehidupan berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Gangguan atau kelainan pada tubuh atau organ reproduksi dapat datang dari berbagai faktor, misalnya faktor yang diturunkan saat pembentukan sel – sel tubuh saat dalam rahim ibu atau dari faktor perilaku manusia itu sendiri, seperti lingkungan fisik atau sosial dan gaya hidup (Kasdu 2005).
      Salah satu masalah yang sering muncul pada wanita adalah kanker.  Berdasarkan data yang ada diperkirakan sekitar 60% penderita kanker di Indonesia adalah wanita. Kanker bisa menyerang jaringan dalam berbagai organ tubuh, termasuk organ reproduksi wanita . Namun demikian tidak sedikit wanita yang bersikap acuh dengan kondisi kesehatan organ reproduksinya. (Mardiana, 2004).    Dalam dekade terakhir ini ada 9 juta manusia meninggal karena kanker, 2/3 kejadian ini ada dinegara berkembang. Menurut WHO ( World Health Organitation ) setiap    tahunnya ada 6,25 juta penderita kanker di dunia dan di Indonesia diperkirakan 100.000 penduduk (Buston,2000).          
      Kanker yang paling banyak menyerang wanita diseluruh dunia adalah kanker leher rahim. Di   Indonesia    diperkirakan   90 – 100    kasus    kanker baru diantara 100.000 penduduk pertahunnya atau 180.000 kasus baru pertahun (Kasdu, 2005).
     Kanker leher rahim sebenarnnya mudah di diagnosa akan tetapi pada kenyataannya jenis kanker inilah yang menyebabkan kematian tertinggi dibandingkan kematian yang diakibatkan oleh jenis kanker lain. Hal ini disebabkan karena kurangnnya pengertian akan bahaya kanker khususnya kanker leher rahim, karena informasi mengenai penyakit yang berhubungan  dengan alat kelamin dan kandungan sering dianggap sebagai hal yang tabu di bicarakan dalam masyarakat (Burns, 2000). 
      Berdasarkan uraian diatas penulis ingin meneliti lebih jauh tentang bagaimanakah Hubungan Karakteristik dengan Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Leher Rahim Di ________________________ Kecamatan _______ ____ ____ Tahun 2009.
1.2.      Perumusan Masalah
      Bedasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Hubungan Karakteristik Dengan Pengetahuan Ibu  Tentang Kanker Leher Rahim Di ________________________ Kecamatan _______ ____ Tahun 2009.

                         
1.3.   Tujuan Penelitian.
1.3.1.  Tujuan Umum
      Uutuk mengetahui hubungan karakteristik dengan pengetahuan ibu tentang kanker leher rahim  lingkungan  ________________________ Kecamatan _______  ____ Tahun 2009.
1.3.2    Tujuan Khusus 
1.      Untuk mengetahui hubungan umur  dengan  pengetahuan ibu tentang defenisi kanker leher rahim di ________________________ Kecamatan _______ ____ Tahun 2009.
2.      Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang faktor resiko kanker leher rahim di ________________________ Kecamatan _______ ____ Tahun 2009.
3.      Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan  pengetahuan ibu tentang gejala kanker leher rahim di ________________________ Kecamatan _______ ____ Tahaun 2009.
       4  Untuk  mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang pencegahan kanker leher rahim.                                                                                                                            


                                                                      
 1.4.     Manfaat Penelitian
    1.4.1.   Bagi masyarakat yaitu untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang                                    upaya pencegahan kanker leher rahim sedini mungkin.                                                           
     1.4.2.    Bagi  pendidikan yaitu  sebagai  salah satu data yang dapat   dijadikan                               masukan    bagi  mahasiswa  yang  akan  meneliti  lebih  lanjut .                                         
    1.4.3   Bagi tenaga kesehatan yaitu dapat memberikan upaya bimbingan kesehatan  khususnya   tentang pencegahan kanker leher rahim.   
3
 1.4.4    Bagi peneliti  yaitu dapat  memberikan  pengetahuan  dan  pengalaman   nyata  dalam melakukan penelaahan masalah berdasarkan metode ilmiah, serta  menambah  pengetahuan dan wawasan tentang pencegahan   kanker   leher rahim.      
1.5      Hipotesa

      Ada pengaruh karakteristik ibu terhadap pengetahuan tentang  kanker leher     rahim di ________________________ Kecamatan _______ ____ Tahun 2009.

UNTUK ARTIKEL SELENGKAPNYA KLIK BANNER DI BAWAH INI....



Thursday, April 3, 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI DESA



ABSTRAK


            Posyandu lansia merupakan keterpaduan pelayanan yang dibentuk atas dasar peningkatan populasi lansia, mahalnya biaya pengobatan, rendahnya jangkauan pelayanan kesehatan, tingginya angka kesakitan dan lain-lain. Posyandu lansia direncanakan dan dikembangkan oleh masyarakat bersama Lurah, Kepala Lingkungan, Petugas Kesehatan dan PKK. Penyelenggaraan dilakukan oleh kader yang terlatih. Kader berasal dari anggota PKK, tokoh masyarakat, dan anggota masyarakat lainnya. Namun, program Posyandu lansia kurang popular dibandingkan dengan Posyandu untuk balita. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya kunjungan lansia di Puskesmas yang telah ditunjuk sebagai pelaksanaan dari Posyandu lansia. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia.
            Penelitian ini penelitian survei bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 50 orang dan seluruhnya dijadikan sampel. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli ____. Data yang digunakan adalah data primer, diperoleh langsung dari responden. Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi-Square disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.
            Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan dengan pemanfaatan posyandu lansia dengan X2hitung (8,080) > X2tabel (5,99) dengan p-value 0,049 < 0,05. Terdapat hubungan yang signifikan sikap dengan pemanfaatan posyandu lansia  dengan X2hitung (9,324) > X2tabel (5,99) dengan p-value 0,043 < 0,05.
            Diharapkan kepada masyarakat khususnya lansia agar berperan aktif dalam kegiatan posyandu yang diadakan setiap bulan di Desa _____________ dan anggota keluarga lebih memberi dukungan/motivasi kepada lansia.


Kata Kunci        : Pengetahuan, Sikap, Pemanfaatan Posyandu Lansia



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
            Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang  agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.  
            Lanjut usia (lansia) merupakan figur tersendiri dalam kaitannya dengan sosial budaya bangsa. Mereka termasuk golongan yang patut dihargai dan dihormati sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Dalam kehidupan nasional, lanjut usia merupakan sumber daya yang dinilai sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman kehidupan yang dimilikinya yang patut dimanfaatkan bagi masyarakat keseluruhan. Sebagai salah  satu hasil pembangunan adalah meningkatkan umur harapan hidup waktu lahir. Sejalan dengan hal tersebut maka jumlah lanjut usia pun meningkat (Nugroho, 2005).
            Pengembangan suatu program pembinaan kesehatan lanjut usia dengan strategi pendekatan edukatif melalui institusi pelayanan kesehatan terutama Puskesmas dan Posyandu Lansia (lanjut usia) dan institusi lainnya seperti Panti Werdha. Dengan adanya program diharapkan terbentuk suatu masyarakat lansia yang berdayaguna, mandiri dan aktif dalam menjalankan fungsi kehidupannya secara optimal (Depkes RI, 2002).
            Program pembinaan kesehatan lainnya merupakan salah satu pendekatan dari pengembangan program Public Health Nursing (PHN) atau perawatan kesehatan masyarakat yang sudah terlaksana di tahun 1975. Program ini bertujuan untuk meningkatkan jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya keluarga dan kelompok sosial (Panti Werdha) melalui sis pelayanan kesehatan di Puskesmas (Depkes RI, 2002).
            Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 19   Ayat 1 Kesehatan manusia lanjut usia diarahkan untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif. Ayat 2, Pemerintah membantu  penyelenggaraan kesehatan manusia lanjut usia untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal (Depkes RI, 2004).
            Dari penelitian Erliawati (2005) di wilayah kerja Puskesmas di Desa _____________ Kecamatan ___________ ____________ membuktikan bahwa jumlah kunjungan masyarakat ke Posyandu lansia dipengaruhi oleh penghasilan, status tempat tinggal dan informasi tentang keberadaan program pelayanan kesehatan tersebut.
            Azwar (2002) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan terhadap lansia harus ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun jenis pelayanannya. Seharusnya ada fasilitas sosial atau kemudahan untuk lanjut usia seperti transportasi, pelayanan kesehatan cuma-cuma.          
            Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi _____________ tahun 2006, jumlah lanjut usia yang dibina sebesar 24.659 atau 3.0% dari seluruh populasi lansia yang jumlahnya mencapai 820.990 jiwa. Begitu juga dengan kegiatan pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas yang mencakup pengobatan, pemeriksaan kesehatan, penyuluhan konseling, arisan atau pengajian dan kunjungan rumah atau Home Care hanya sebesar 19,5% (80 dari 409 puskesmas) dan 400 posyandu lansia yang sudah terbentuk atau sekitar 23,2% sementara target yang harus dicapai sebesar 2.120 posyandu lansia (pos/puskesmas).
            Berdasarkan data dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten ____________ tahun 2007, jumlah lanjut usia yang dibina sebesar 20.071 atau 23,6% dari seluruh populasi lansia yang jumlahnya mencapai 84.871 jiwa. Pemberian upaya pelayanan pemeriksaan kesehatan berupa pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pengukuran Indeks Massa Tubuh (ITM), pengobatan bila diperlukan, penyuluhan dan konseling, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan melakukan kegiatan senam lansia. Bagi lansia yang tidak dapat datang ke posyandu dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan bergerak maka petugas puskesmas bersama kader posyandu lansia akan mengunjungi ke rumah lansia tersebut (Home Care).
            Christina (2001) menyatakan bahwa di ____________, pemakai jasa pelayanan kesehatan (Health Consumer), mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan pihak penyelenggara pelayanan kesehatan memenuhi kebutuhan pasien selaku konsumen, keprihatinan serta keramahtamahan petugas dalam melayani pasien dan kesembuhan penyakit yang sedang diderita oleh pasien.
            Hanafiah (2004) dalam penelitiannya di Kabupaten Aceh Tamiang menemukan factor pengetahuan, pendidikan, penampilan kader dan jarak posyandu sebagai factor yang mempengaruhi jumlah sasaran yang berkunjung ke posyandu serta kualitas pelayanan di posyandu itu sendiri.
            Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan penulis diperoleh bahwa jumlah lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________ Kabupaten ____________ sebanyak 50 orang, dimana kunjungan lansia ke posyandu dan jumlah lansia yang dibina masih sangat rendah dan target pencapaian cakupan pelayanan kesehatan lansia pada tahun 2010 berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu sebesar 70% yang telah ditetapkan sebelumnya. 
            Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Pengetahuan, Sikap Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________ Kabupaten ____________ Tahun ____.

1.2.            Permasalahan
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan, sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________, ____________ Tahun ____?

1.3.            Tujuan Penelitian
1.3.1.   Tujuan Umum
            Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________ Kabupaten  ____________.

1.3.2.      Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui hubungan pengetahuan lansia dengan pemanfaatan posyandu lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________, Kabupaten ____________ Tahun ____.
2.      Untuk mengetahui hubungan sikap lansia dengan pemanfaatan posyandu di Desa _____________ Kecamatan ___________, Kabupaten ____________ Tahun ____.

1.4. Hipotesis Penelitian
            Ada hubungan pengetahuan, sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________ Kabupaten ____________ Tahun ____.

1.5. Manfaat Penelitian
            Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.      Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan serta pengetahuan peneliti.
2.      Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi lansia dalam memelihara kesehatan lansia.
3.      Sebagai bahan masukan bagi petugas Puskesmas dan kader kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kepada lanjut usia.
4.      Bagi peneliti lain dapat mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan lanjut usia.

UNTUK SELENGKAPNYA...
KLIK BANNER DI BAWAH INI






Tuesday, April 1, 2014

PEMERIKSAAN CT-SCAN SINUS PARANASALIS DENGAN SANGKAAN SINUSITIS MAXILLARIS DUPLEX DI RUMAH SAKIT UMUM (KODE PK073)


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Sinus paranasalis adalah sinus atau rongga yang berada di sekitar nasal (hidung) atau merupakan rongga-rongga dalam os.maksila, os.frontal, os.sphenoidale dan os.ethmoidale yang umumnya dilapisi mukoperiosteum dan berisi udara (Snell, 1993). Hidung atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang (kavumnasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi), di dalamnya terdapat bulu-bulu hidung yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung (Syaifuddin, 1997).
            Sinusitis adalah proses peradangan pada mukosa atau selaput lendir sinus (Handikin, 2012). Penyebab utamanya adalah salesma yang merupakan infeksi virus yang selanjutnya dapat diikuti oleh infeksi bakteri. Sinusitis ada dua macam yaitu multisinusitis yang bila mengenai beberapa sinus dan pansinusitis yang bila mengenai keseluruhan sinus paranasalis. Yang paling sering terkena adalah sinus maxillaris, hal ini disebabkan sinus maxillaris adalah sinus yang terbesar, dasarnya adalah dasar akar gigi sehingga dapat berasal dari infeksi gigi. Infeksi ini dapat menyerang sinus maxillaris kanan dan kiri sehingga disebut sinusitis maxillaris duplex.
            Banyaknya pemeriksaan yang dapat dilakukan pada penderita sinusitis belum tentu dapat menegakkan diagnosa yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan terarah dalam rangka penentuan diagnosa. Foto polos sinar-X, alat diagnostik paling umum, kurang cukup teliti dalam mendeteksi sumbatan sinus yang kecil (Metson, 2006).
            Pemeriksaan CT-Scan merupakan pemeriksaan yang sangat unggul dalam mempelajari sinus paranasalis karena dapat menganalisa dengan baik tulang-tulang secara rinci dan bentuk-bentuk jaringan lunak (Rasad, 2005). Computed Tomography adalah gambaran yang dibangun oleh komputer menggunakan sinar-X yang dikumpulkan dari berbagai titik disekeliling dan membentuk bagian yang disebut scanned sehingga dapat menghasilkan gambaran cross-sectional tomograaphic plane (slice) yaitu irisan dari bagian tubuh (Balinger, 1986). Pesawat CT-Scan memiliki komponen-komponen yang terdiri dari meja pemeriksaan, gantry, computer, layar TV monitor, image recording, operator terminal dan multiformat kamera (Ridowahyudi, 2010)
            Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin mengkaji lebih lanjut tentang pemeriksaan CT-Scan sinus paranasalis dengan sangkaan sinusitis maxillaris duplex dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul “PEMERIKSAAN CT-SCAN SINUS PARANASALIS DENGAN SANGKAAN SINUSITIS MAXILLARIS DUPLEX DI RUMAH SAKIT UMUM ___________________________”.
B.     Identifikasi Masalah
            Sinus paranasalis merupakan rongga-rongga yang terletak di sekitar hidung yang dapat mengalami kelainan-kelainan seperti sinusitis. Untuk memperlihatkan kelainan pada sinus paranasalis khususnya sinusitis maxillaris duplex maka dilakukan pemeriksaan CT-Scan pada sinus paranasalis. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan pesawat CT-Scan single slice yang menghasilkan 1 slice tiap satu putaran dan menggunakan blue thermal film disertai system dry view film untuk processing film.
C.    Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penulisan karya tulis ini yaitu sebagai berikut:
1.      Bagaimana teknik pemeriksaan CT-Scan sinus paranasalis dengan sangkaan sinusitis maxillaris duplex di RSU __________________?
2.      Upaya apa yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran CT-Scan sinus paranasalis dengan sangkaan sinusitis maxillari duplex secara optimal pada pasien yang tidak kooperatif?
3.      Apa keuntungan dan kerugian pemeriksaan CT-Scan sinus paranasalis dengan sangkaan sinusitis maxillaris duplex dibandingkan pemeriksaan sinus paranasalis secara radiografi konvensional di RSU __________________?
D.    Manfaat Pemeriksaan
            Adapun manfaat pemeriksaan CT-Scan sinus paranasalis dengan sangkaan sinusitis maxillaris duplex dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1.      Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama mengikuti perkuliahan dan praktek klinik, sehingga hasil pemeriksaan dapat dijadikan bahan kajian untuk melengkapi penulisan karya tulis ilmiah ini bagi institusi pendidikan.
2.      Bagi dokter spesialis radiologi
Dari hasil gambaran CT-Scan yang berkualitas, akan mempermudah dokter spesialis radiologi dalam memberikan diagnosa yang tepat dan cepat.
3.      Bagi dokter pengirim
Dengan hasil pemeriksaan CT-Scan dokter dapat mengetahui dan melakukan tindakan pengobatan selanjutnya terhadap pasien.
4.      Bagi pasien
Pasien dapat mengetahui penyakit yang dideritanya dan mengetahui bagaimana tindakan pengobatan selanjutnya.
E.     Metode Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan beberapa metode seperti:
1.      Study kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan CT-Scan sinus paranasalis dengan sangkaan sinusitis maxillaris duplex.
2.      Pengalaman belajar
Yaitu dengan menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama mengikuti perkuliahan di kampus dan selama mengikuti praktek klinik di rumah sakit.
3.      Wawancara dan konsultasi
Yaitu dengan melakukan wawancara dengan pasien tentang penyakit yang dideritanya, penulis juga melakukan konsultasi dengan radiografer, dokter Spesialis Radiologi dan dosen pembimbing yang berhubungan dengan pemeriksaan dan penulisan karya tulis ilmiah ini.
4.      Dokumentasi
Yaitu dengan memperoleh data dengan cara mengumpulkan hasil radiografi serta soft copy image CT-Scan sinus paranasalis dengan sangkaan sinusitis maxillaris duplex dari arsip penyimpanan foto yang ada di Rumah Sakit Umum ___________________________.
F.     Isi (Bab)Penulisan
   Bab I       : Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, Identifikasi masalah, rumusan masalah, manfaat pemeriksaan, metode penulisan dan isi penulisan.
   Bab II      : Tinjauan Teoritis
Menguraikan pengertian konsep dasar, teknik pemeriksaan CT-Scan sinus paranasalis, teknik pesawat  CT-Scan, fisika radiodiagnostik, proteksi radiasi dan processing film.
   Bab III    : Laporan Pemeriksaan
Menguraikan identitas pasien, pelaksanaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan.

   Bab IV    : Pembahasan Masalah
Menguraikan rumusan masalah, penyebab masalah dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah.
   Bab V      : Kesimpulan dan Saran

Berisikan kesimpulan dan saran untuk pemeriksaan yang dilakukan.


ARTIKEL INI DAPAT ANDA DAPATKAN SECARA GRATIS DALAM FORMAT MS.WORD......

CARANYA..????
BACA DI SINI