ABSTRAK
Posyandu
lansia merupakan keterpaduan pelayanan yang dibentuk atas dasar peningkatan populasi
lansia, mahalnya biaya pengobatan, rendahnya jangkauan pelayanan kesehatan,
tingginya angka kesakitan dan lain-lain. Posyandu lansia direncanakan dan
dikembangkan oleh masyarakat bersama Lurah, Kepala Lingkungan, Petugas
Kesehatan dan PKK. Penyelenggaraan dilakukan oleh kader yang terlatih. Kader
berasal dari anggota PKK, tokoh masyarakat, dan anggota masyarakat lainnya.
Namun, program Posyandu lansia kurang popular dibandingkan dengan Posyandu
untuk balita. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya kunjungan lansia di
Puskesmas yang telah ditunjuk sebagai pelaksanaan dari Posyandu lansia. Tujuan
penelitian ini ingin mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap lansia terhadap
pemanfaatan posyandu lansia.
Penelitian
ini penelitian survei bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 50 orang dan seluruhnya dijadikan sampel. Pengambilan
data dilakukan pada bulan Juli ____. Data yang digunakan adalah data primer,
diperoleh langsung dari responden. Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi-Square disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi dan tabel silang.
Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
pengetahuan dengan pemanfaatan posyandu lansia dengan X2hitung
(8,080) > X2tabel (5,99) dengan p-value 0,049 <
0,05. Terdapat hubungan yang
signifikan sikap dengan pemanfaatan posyandu lansia dengan X2hitung (9,324)
> X2tabel (5,99) dengan p-value 0,043 < 0,05.
Diharapkan kepada
masyarakat khususnya lansia agar berperan aktif dalam kegiatan posyandu yang
diadakan setiap bulan di Desa _____________ dan anggota keluarga lebih memberi
dukungan/motivasi kepada lansia.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Pemanfaatan Posyandu
Lansia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju
Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat bangsa dan negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan perilaku yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
seluruh wilayah Republik Indonesia.
Lanjut usia (lansia) merupakan figur
tersendiri dalam kaitannya dengan sosial budaya bangsa. Mereka termasuk
golongan yang patut dihargai dan dihormati sesuai dengan eksistensinya dalam
strata kemasyarakatan. Dalam kehidupan nasional, lanjut usia merupakan sumber
daya yang dinilai sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman kehidupan yang
dimilikinya yang patut dimanfaatkan bagi masyarakat keseluruhan. Sebagai
salah satu hasil pembangunan adalah
meningkatkan umur harapan hidup waktu lahir. Sejalan dengan hal tersebut maka
jumlah lanjut usia pun meningkat (Nugroho, 2005).
Pengembangan suatu program pembinaan
kesehatan lanjut usia dengan strategi pendekatan edukatif melalui institusi
pelayanan kesehatan terutama Puskesmas dan Posyandu Lansia (lanjut usia) dan
institusi lainnya seperti Panti Werdha. Dengan adanya program diharapkan
terbentuk suatu masyarakat lansia yang berdayaguna, mandiri dan aktif dalam
menjalankan fungsi kehidupannya secara optimal (Depkes RI ,
2002).
Program pembinaan kesehatan lainnya
merupakan salah satu pendekatan dari pengembangan program Public Health Nursing (PHN) atau perawatan kesehatan masyarakat
yang sudah terlaksana di tahun 1975. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya
keluarga dan kelompok sosial (Panti Werdha) melalui sis pelayanan kesehatan di
Puskesmas (Depkes RI , 2002).
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan
No. 23 Tahun 1992 pasal 19 Ayat 1
Kesehatan manusia lanjut usia diarahkan untuk meningkatkan kesehatan dan
kemampuannya agar tetap produktif. Ayat 2, Pemerintah membantu penyelenggaraan kesehatan manusia lanjut usia
untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal (Depkes RI ,
2004).
Dari penelitian Erliawati (2005) di
wilayah kerja Puskesmas di Desa _____________ Kecamatan ___________ ____________
membuktikan bahwa jumlah kunjungan masyarakat ke Posyandu lansia dipengaruhi
oleh penghasilan, status tempat tinggal dan informasi tentang keberadaan
program pelayanan kesehatan tersebut.
Azwar (2002) menyatakan bahwa
pelayanan kesehatan terhadap lansia harus ditingkatkan baik dari segi jangkauan
maupun jenis pelayanannya. Seharusnya ada fasilitas sosial atau kemudahan untuk
lanjut usia seperti transportasi, pelayanan kesehatan cuma-cuma.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Propinsi _____________ tahun 2006, jumlah lanjut usia yang dibina sebesar
24.659 atau 3.0% dari seluruh populasi lansia yang jumlahnya mencapai 820.990
jiwa. Begitu juga dengan kegiatan pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas yang
mencakup pengobatan, pemeriksaan kesehatan, penyuluhan konseling, arisan atau
pengajian dan kunjungan rumah atau Home
Care hanya sebesar 19,5% (80 dari 409 puskesmas) dan 400 posyandu lansia
yang sudah terbentuk atau sekitar 23,2% sementara target yang harus dicapai
sebesar 2.120 posyandu lansia (pos/puskesmas).
Berdasarkan
data dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten ____________ tahun 2007, jumlah
lanjut usia yang dibina sebesar 20.071 atau 23,6% dari seluruh populasi lansia
yang jumlahnya mencapai 84.871 jiwa. Pemberian upaya pelayanan pemeriksaan
kesehatan berupa pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pengukuran
Indeks Massa Tubuh (ITM), pengobatan bila diperlukan, penyuluhan dan konseling,
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan melakukan kegiatan senam lansia. Bagi
lansia yang tidak dapat datang ke posyandu dikarenakan adanya keterbatasan
kemampuan bergerak maka petugas puskesmas bersama kader posyandu lansia akan
mengunjungi ke rumah lansia tersebut (Home
Care).
Christina
(2001) menyatakan bahwa di ____________, pemakai jasa pelayanan kesehatan (Health Consumer), mutu pelayanan
kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan pihak penyelenggara pelayanan
kesehatan memenuhi kebutuhan pasien selaku konsumen, keprihatinan serta
keramahtamahan petugas dalam melayani pasien dan kesembuhan penyakit yang
sedang diderita oleh pasien.
Hanafiah (2004) dalam penelitiannya
di Kabupaten Aceh Tamiang menemukan factor pengetahuan, pendidikan, penampilan
kader dan jarak posyandu sebagai factor yang mempengaruhi jumlah sasaran yang
berkunjung ke posyandu serta kualitas pelayanan di posyandu itu sendiri.
Berdasarkan survey pendahuluan yang
dilakukan penulis diperoleh bahwa jumlah lansia di Desa _____________ Kecamatan
___________ Kabupaten ____________ sebanyak 50 orang, dimana kunjungan lansia
ke posyandu dan jumlah lansia yang dibina masih sangat rendah dan target
pencapaian cakupan pelayanan kesehatan lansia pada tahun 2010 berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu sebesar 70% yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Berdasarkan
uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
Pengetahuan, Sikap Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Desa _____________
Kecamatan ___________ Kabupaten ____________ Tahun ____.
1.2.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan,
sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di Desa _____________
Kecamatan ___________, ____________ Tahun ____?
1.3.
Tujuan
Penelitian
1.3.1. Tujuan
Umum
Untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di Desa _____________
Kecamatan ___________ Kabupaten ____________.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan lansia dengan
pemanfaatan posyandu lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________, Kabupaten
____________ Tahun ____.
2.
Untuk mengetahui hubungan sikap lansia dengan
pemanfaatan posyandu di Desa _____________ Kecamatan ___________, Kabupaten ____________
Tahun ____.
1.4. Hipotesis Penelitian
1.5. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan,
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.
Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan serta
pengetahuan peneliti.
2.
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi lansia
dalam memelihara kesehatan lansia.
3. Sebagai bahan masukan bagi petugas
Puskesmas dan kader kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kepada lanjut usia.
4.
Bagi peneliti lain dapat mengembangkan penelitian yang
berkaitan dengan lanjut usia.
UNTUK SELENGKAPNYA...
KLIK BANNER DI BAWAH INI
KLIK BANNER DI BAWAH INI
0 komentar:
Post a Comment