INFORMASI PENTING

Thursday, April 3, 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI DESA



ABSTRAK


            Posyandu lansia merupakan keterpaduan pelayanan yang dibentuk atas dasar peningkatan populasi lansia, mahalnya biaya pengobatan, rendahnya jangkauan pelayanan kesehatan, tingginya angka kesakitan dan lain-lain. Posyandu lansia direncanakan dan dikembangkan oleh masyarakat bersama Lurah, Kepala Lingkungan, Petugas Kesehatan dan PKK. Penyelenggaraan dilakukan oleh kader yang terlatih. Kader berasal dari anggota PKK, tokoh masyarakat, dan anggota masyarakat lainnya. Namun, program Posyandu lansia kurang popular dibandingkan dengan Posyandu untuk balita. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya kunjungan lansia di Puskesmas yang telah ditunjuk sebagai pelaksanaan dari Posyandu lansia. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia.
            Penelitian ini penelitian survei bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 50 orang dan seluruhnya dijadikan sampel. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli ____. Data yang digunakan adalah data primer, diperoleh langsung dari responden. Data dianalisis menggunakan uji statistik Chi-Square disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.
            Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan dengan pemanfaatan posyandu lansia dengan X2hitung (8,080) > X2tabel (5,99) dengan p-value 0,049 < 0,05. Terdapat hubungan yang signifikan sikap dengan pemanfaatan posyandu lansia  dengan X2hitung (9,324) > X2tabel (5,99) dengan p-value 0,043 < 0,05.
            Diharapkan kepada masyarakat khususnya lansia agar berperan aktif dalam kegiatan posyandu yang diadakan setiap bulan di Desa _____________ dan anggota keluarga lebih memberi dukungan/motivasi kepada lansia.


Kata Kunci        : Pengetahuan, Sikap, Pemanfaatan Posyandu Lansia



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
            Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang  agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.  
            Lanjut usia (lansia) merupakan figur tersendiri dalam kaitannya dengan sosial budaya bangsa. Mereka termasuk golongan yang patut dihargai dan dihormati sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Dalam kehidupan nasional, lanjut usia merupakan sumber daya yang dinilai sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman kehidupan yang dimilikinya yang patut dimanfaatkan bagi masyarakat keseluruhan. Sebagai salah  satu hasil pembangunan adalah meningkatkan umur harapan hidup waktu lahir. Sejalan dengan hal tersebut maka jumlah lanjut usia pun meningkat (Nugroho, 2005).
            Pengembangan suatu program pembinaan kesehatan lanjut usia dengan strategi pendekatan edukatif melalui institusi pelayanan kesehatan terutama Puskesmas dan Posyandu Lansia (lanjut usia) dan institusi lainnya seperti Panti Werdha. Dengan adanya program diharapkan terbentuk suatu masyarakat lansia yang berdayaguna, mandiri dan aktif dalam menjalankan fungsi kehidupannya secara optimal (Depkes RI, 2002).
            Program pembinaan kesehatan lainnya merupakan salah satu pendekatan dari pengembangan program Public Health Nursing (PHN) atau perawatan kesehatan masyarakat yang sudah terlaksana di tahun 1975. Program ini bertujuan untuk meningkatkan jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya keluarga dan kelompok sosial (Panti Werdha) melalui sis pelayanan kesehatan di Puskesmas (Depkes RI, 2002).
            Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 19   Ayat 1 Kesehatan manusia lanjut usia diarahkan untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif. Ayat 2, Pemerintah membantu  penyelenggaraan kesehatan manusia lanjut usia untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal (Depkes RI, 2004).
            Dari penelitian Erliawati (2005) di wilayah kerja Puskesmas di Desa _____________ Kecamatan ___________ ____________ membuktikan bahwa jumlah kunjungan masyarakat ke Posyandu lansia dipengaruhi oleh penghasilan, status tempat tinggal dan informasi tentang keberadaan program pelayanan kesehatan tersebut.
            Azwar (2002) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan terhadap lansia harus ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun jenis pelayanannya. Seharusnya ada fasilitas sosial atau kemudahan untuk lanjut usia seperti transportasi, pelayanan kesehatan cuma-cuma.          
            Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi _____________ tahun 2006, jumlah lanjut usia yang dibina sebesar 24.659 atau 3.0% dari seluruh populasi lansia yang jumlahnya mencapai 820.990 jiwa. Begitu juga dengan kegiatan pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas yang mencakup pengobatan, pemeriksaan kesehatan, penyuluhan konseling, arisan atau pengajian dan kunjungan rumah atau Home Care hanya sebesar 19,5% (80 dari 409 puskesmas) dan 400 posyandu lansia yang sudah terbentuk atau sekitar 23,2% sementara target yang harus dicapai sebesar 2.120 posyandu lansia (pos/puskesmas).
            Berdasarkan data dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten ____________ tahun 2007, jumlah lanjut usia yang dibina sebesar 20.071 atau 23,6% dari seluruh populasi lansia yang jumlahnya mencapai 84.871 jiwa. Pemberian upaya pelayanan pemeriksaan kesehatan berupa pengukuran tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pengukuran Indeks Massa Tubuh (ITM), pengobatan bila diperlukan, penyuluhan dan konseling, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan melakukan kegiatan senam lansia. Bagi lansia yang tidak dapat datang ke posyandu dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan bergerak maka petugas puskesmas bersama kader posyandu lansia akan mengunjungi ke rumah lansia tersebut (Home Care).
            Christina (2001) menyatakan bahwa di ____________, pemakai jasa pelayanan kesehatan (Health Consumer), mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan pihak penyelenggara pelayanan kesehatan memenuhi kebutuhan pasien selaku konsumen, keprihatinan serta keramahtamahan petugas dalam melayani pasien dan kesembuhan penyakit yang sedang diderita oleh pasien.
            Hanafiah (2004) dalam penelitiannya di Kabupaten Aceh Tamiang menemukan factor pengetahuan, pendidikan, penampilan kader dan jarak posyandu sebagai factor yang mempengaruhi jumlah sasaran yang berkunjung ke posyandu serta kualitas pelayanan di posyandu itu sendiri.
            Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan penulis diperoleh bahwa jumlah lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________ Kabupaten ____________ sebanyak 50 orang, dimana kunjungan lansia ke posyandu dan jumlah lansia yang dibina masih sangat rendah dan target pencapaian cakupan pelayanan kesehatan lansia pada tahun 2010 berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu sebesar 70% yang telah ditetapkan sebelumnya. 
            Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Pengetahuan, Sikap Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________ Kabupaten ____________ Tahun ____.

1.2.            Permasalahan
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan, sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________, ____________ Tahun ____?

1.3.            Tujuan Penelitian
1.3.1.   Tujuan Umum
            Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________ Kabupaten  ____________.

1.3.2.      Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui hubungan pengetahuan lansia dengan pemanfaatan posyandu lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________, Kabupaten ____________ Tahun ____.
2.      Untuk mengetahui hubungan sikap lansia dengan pemanfaatan posyandu di Desa _____________ Kecamatan ___________, Kabupaten ____________ Tahun ____.

1.4. Hipotesis Penelitian
            Ada hubungan pengetahuan, sikap lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia di Desa _____________ Kecamatan ___________ Kabupaten ____________ Tahun ____.

1.5. Manfaat Penelitian
            Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.      Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan serta pengetahuan peneliti.
2.      Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi lansia dalam memelihara kesehatan lansia.
3.      Sebagai bahan masukan bagi petugas Puskesmas dan kader kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kepada lanjut usia.
4.      Bagi peneliti lain dapat mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan lanjut usia.

UNTUK SELENGKAPNYA...
KLIK BANNER DI BAWAH INI






0 komentar:

Post a Comment